Yang Perlu Dilakukan Bila Bayi Muntah

Dipublish tanggal: Mar 8, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Agu 20, 2019 Waktu baca: 3 menit
Yang Perlu Dilakukan Bila Bayi Muntah

Keinginan untuk memberikan yang terbaik untuk si bayi adalah dambaan yang diinginkan oleh setiap ibu. Menyusui, memberikan makanan bergizi, tidur yang cukup adalah hal yang pada umumnya memberikan ketenangan pada bayi maupun ibu. 

Namun, terkadang hal-hal tidak terduga bisa dialami oleh bayi, seperti bayi muntah. Sebagai ibu baru, Anda mungkin panik dan merasa khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada si bayi. 

Namun, kapan kita bisa mengetahui apakah muntah tersebut normal atau butuh bantuan lebih lanjut? Bagaimana cara mengatasi bayi muntah yang tepat?

Mengapa bayi muntah?

Muntah bisa merupakan hal yang normal dan umum terjadi pada siapa saja terutama pada bayi. Muntah merupakan aktifitas yang menyebabkan otot perut dan diagframa terasa tidak nyaman. 

Berbeda dengan yang mungkin pernah Anda dengar istilah gumoh. Gumoh atau dalam istilah medis reflux hanyalah aktifitas mengeluarkan sedikit cairan dan umumnya setelah bayi menyusui namun otot perut dan diagframa tidak terasa sakit. Bayi muntah bisa disebabkan beberapa hal berikut.

  • Terlalu banyak minum susu atau makan
    Bayi masih memiliki lambung yang sangat kecil. Overfeeding adalah hal yang sangat umum dialami oleh bayi.

    Susu atau makanan yang terlalu banyak masuk ke dalam tubuh bayi, bisa dikeluarkan secara paksa atau dimuntahkan oleh bayi. Hal ini sangat membuat bayi tidak nyaman dan biasanya diiringi dengan tangisan.
  • Infeksi bakteri dan virus
    Ketika bayi terserang flu atau batuk, lendir yang ada di sistem pernafasan menjadi penghambat bayi untuk bernafas sehingga mudah menyebabkan bayi muntah. Di beberapa bayi atau balita, muntah dilakukan sebagai cara untuk mengeluarkan lendirnya.

    Namun jika bakteri atau virus masuk hingga ke dalam saluran pencernaan seperti usus, maka muntah biasanya disertai oleh diare (muntaber), kehilangan nafsu makan, dan juga demam. Selain itu, bayi yang memiliki riwayat pneumonia, meningitis juga sering mengalami muntah.
  • Geger otak
    Tidak jarang bayi yang terlepas dari pengawasan dan jatuh dari tempat yang cukup tinggi seperti tempat tidur membuat orang tua cemas.

    Tindakan observasi harus dilakukan 24 jam ke depan setelah bayi mengalami kejadian tersebut. Salah satu yang harus diwaspadai adalah ketika anak terlihat kesakitan dan diiringi muntah. Segera bawa ke dokter karena ini bisa merupakan gejala geger otak.
  • Mabuk kendaraan atau motion sickness
    Muntah sangat mungkin terjadi terhadap bayi maupun balita yang tidak tahan dengan pergerakan kendaraan. Hal ini terjadi karena otak memiliki pesan yang berbeda dengan panca indera lainnya.

    Contohnya, membaca dalam mobil. Mata memberikan sinyal bahwa tidak ada pergerakan dan berusaha fokus terhadap buku, namun bagian tubuh lainnya dapat merasakan pergerakan.

    Sehingga, membuat mual dan muntah.Tidak perlu khawatir, hal ini akan hilang seiring dengan bayi atau balita bertambah besar.

Setelah mengetahui penyebab muntah pada bayi, apa yang harus dilakukan?

Muntah pada bayi merupakan hal biasa, namun juga bisa merupakan petunjuk bahwa terjadi hal yang serius pada bayi Anda. Observasi harus dillakukan jika Anda mendapati buah hati muntah saat pertama kali.

Berikut hal yang dapat dilakukan jika bayi Anda muntah:

  • Tidak panik. Bayi yang baru muntah biasanya akan menangis karena merasakan ketidaknyamanan di perutnya. Berusahalah tidak panik karena hal tersebut membuat bayi akan semakin menangis dan memicu terjadinya muntah lagi. 
  • Jika bayi muntah dalam keadaan tidur, miringkan bayi dan biarkan muntahan dalam mulutnya tidak tersisa sehingga tidak tertelan kembali. Namun, jika bayi muntah dalam keadaan tegak, tetap berdirikan bayi sampai bayi merasa nyaman. 
  • Berikan cairan yang cukup. Muntah menyebabkan bayi mengeluarkan banyak cairan dan berakibat dehidrasi. Berikan ASI setelah bayi merasa nyaman atau air putih jika bayi sudah bisa meminum air putih. Jika bayi sudah memakan makanan padat, berikan makanan yang halus dan mudah dicerna. 
  • Segera istirahatkan atau tidurkan bayi untuk meminimalisir kemungkinan muntah kembali. 
  • Observasi hingga 12-24 jam setelah bayi muntah pertama kali. Jika bayi tidak mengalami muntah berkepanjangan dan tidak terlihat kesakitan, maka penyebab muntah bukanlah sesuatu yang serius.
  • Segera bawa ke dokter bila bayi muntah terus-menerus yang menyebabkan dehidrasi, demam dan terasa ada pembengkakan, menolak minum cairan, dan juga terlihat kesakitan.
  • Terkadang muntah bayi bisa tercampur oleh darah. Jika hanya dalam jumlah kecil itu normal terjadi karena mungkin saja terjadi luka di sekitar kerongkongan atau lambung yang mengakibatkan pendarahan kecil. Namun, kalau jumlahnya semakin banyak segera periksakan ke dokter lebih lanjut.

Bayi muntah sangat mengkhawatirkan karena bayi akan merasa tidak nyaman. Jika mendapati bayi Anda sering muntah tidak disertai dengan gejala yang serius seperti demam dan pembengkakan, Anda tidak perlu khawatir. 

Berikan makanan atau susu dengan jumlah kecil namun sering, atau jika muntah disebabkan oleh motion sickness, rencanakan beberapa kali pemberhentian untuk istirahat jika Anda melakukan perjalanan panjang. Semoga membantu!


14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Villarreal R, et al. (2018). Urticaria, nausea, and vomiting. (http://10.1016/j.anai.2018.09.393)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app