Vagina Bau, Sehat atau Tidak?

Dipublish tanggal: Jun 28, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Sep 27, 2019 Waktu baca: 2 menit
Vagina Bau, Sehat atau Tidak?

Pernahkan Anda dibuat frustasi karena masalah vagina yang bau? Banyak wanita yang merasa khawatir ketika mendapati bau yang tak sedap pada vagina. Selain membuat tak nyaman juga menurunkan rasa percaya diri. Kenyataannya setiap wanita memiliki bau vagina yang berbeda dan khas.

Namun begitu Anda bisa mengatasi masalah bau vagina yang menyengat menggunakan cara alami. Untuk mengetahui bau vagina yang normal dan tips menyamarkan bau vagina yang tak sedap, simak ulasan singkatnya dibawah ini.

Bau Vagina normal agak asam

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa vagina memiliki bau yang khas. Lantas seperti apa bau vagina yang normal? Faktanya bau vagina yang sehat memang agak asam. 

Kondisi ini disebabkan karena cairan yang diproduksi vagina serta koloni bakteri vagina. Keasaman pada vagina memiliki pH 4,5. Tingkat keasaman pada area intim wanita tersebut bertujuan untuk mencegah infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan virus. Jika keseimbangan pHnya terganggu, serangan bakteri, kuman, dan jamur menjadi semakin sulit diatasi.

Siklus menstruasi juga dapat mempengaruhi bau vagina. Saat memasuki masa haid, bau vagina akan lebih menyengat dari biasanya. Penyebab kondisi ini adalah perubahan hormon dan peluruhan dinding rahim yang keluar bersama dengan darah menstruasi

Jadi Anda jangan khawatir jika bau vagina agak asam, karena itu adalah hal yang normal. Pemakaian pewangi justru bisa mempengaruhi tingkat keasamaan dan pertumbuhan bakteri baik dalam vagina.

Wanita tidak memerlukan sabun pembersih Kewanitaan

Supaya bersih dan segar, banyak wanita yang kepincut menggunakan sabun pembersih kewanitaan. Hal ini sebenarnya tidak diperlukan. Kandungan pengawet, pewangi, dan alkohol dalam produk tersebut justru malah berdampak buruk bagi vagina. 

Organ intim Anda memiliki kemampuan untuk membersihkan diri secara mandiri. Jadi tanpa memakai pembersih kewanitaan, kondisi vagina sudah bersih dan bebas dari bakteri jahat.

Perawatan bisa Anda lakukan dengan membersihkan bagian luar vagina. Caranya cukup simple, basuh saja menggunakan air hangat. Dan jika ingin menggunakan sabun, sebaiknya pilih produk yang bebas pewangi. 

Aroma wewangian yang ditawarkan oleh sabun pembersih kewanitaan hanya bersifat sementara. Pemakaiannya malah membuat pH alami vagina menjadi tak seimbang dan memicu infeksi vagina hingga iritasi.

Vagina berbau menyengat, normalkah?

ada kalanya Anda akan menemui suatu kondisi dimana bau vagina lebih menyengat dan cenderung busuk. Selain itu dibarengi juga dengan keluarnya cairan vagina yang berlebihan. 

Gejala ini bisa menandakan Anda terkena infeksi ragi vagina. Bau tak sedap pada vagina juga bisa menjadi pertanda serangan penyakit kelamin seperti gonore dan klamidia. Saat Anda mengalami masalah ini, sebaiknya lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mengetahui penyebab pastinya.

Tips menghilangkan bau tak sedap pada Vagina dengan bahan rumahan

Untuk menyamarkan bau tak sedap pada vagina yang cukup menyengat, Anda bisa menggunakan bahan yang ada di rumah. Contohnya Anda dapat memanfaatkan yoghurt. 

Kandungan bakteri lactobacillus yang terdapat pada yoghurt mampu melawan infeksi candida yang merupakan penyebab munculnya bau tak sedap pada vagina. 

Cukup konsumsi dua sendok yoghurt setiap hari selama satu bulan agar bau tak sedap vagina bisa segera diusir. Bahan rumahan lainnya yang juga bisa Anda gunakan antara lain seperti bawang putih, sari apel, dan baking soda.

Jadi bau vagina yang normal adalah bersifat asam. Namun jika vagina mengeluarkan bau busuk dan menyengat, itu menjadi pertanda terjadi masalah pada vagina entah itu infeksi ataupun terkena penyakit menular seksual. Lakukan penanganan secepatnya dengan berkonsultasi ke dokter. 


8 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Hassan S, et al. (2011). Douching for perceived vaginal odor with no infectious cause of vaginitis: A randomized controlled trial. DOI: (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21263351)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app