Tips Mengatasi Depresi agar Tetap Dapat Beraktivitas Normal

Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasinya, seperti:
Dipublish tanggal: Agu 24, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mar 17, 2020 Waktu baca: 2 menit
Tips Mengatasi Depresi agar Tetap Dapat Beraktivitas Normal

Depresi merupakan gangguan yang paling sering menimpa kesehatan mental seseorang. Banyak hal yang dapat menimbulkan depresi salah satunya adalah tuntutan pada pekerjaan. Ada dua jenis depresi yang paling sering didiagnosa oleh para pakar kesehatan mental yaitu depresi mayor hingga depresi kronis. 

Depresi mayor (berat) menimbulkan gejala yang sangat parah namun hanya dialami dalam jangka waktu dekat seperti beberapa minggu. Sementara depresi kronis memiliki gejala yang ringan namun dialami oleh seseorang hingga lebih dari dua tahun.

Depresi kronis bisa jadi karena tuntutan pekerjaan yang sangat tinggi. Para ahli mengerucutkan depresi kronis ini sebagai depresi high functioning. Apa itu?

Mengenal jenis depresi high functioning

Seseorang dengan depresi high functioning sebenarnya masih dapat bekerja seperti biasa. Namun, orang tersebut mengalami suatu kegundahan dalam dirinya. Pasien dengan depresi high functioning merasakan bahwa mereka telah kehilangan maksud dan arti dari kegiatannya selama ini.

 Mereka hanya sekedar menjalankan aktivitas sebagai rutinitas belaka.

Tanda-tanda seseorang dengan depresi high functioning

Meski terlihat dari luar baik-baik saja, sebenarnya seseorang yang mengidap depresi high functioning sebenarnya harus waspada. Mereka cenderung lebih pendiam dan hanya mengikuti arus tanpa tujuan berarti.

1. Bersikap murung dan suram

Pengidap depresi high functioning tidak pernah merasa bahagia terhadap semua hal baik yang terjadi pada dirinya. Mereka akan terus merasa bahwa apa yang mereka peroleh atau lakukan itu adalah beban. Kegiatan seperti berkumpul bersama keluarga, teman, mendapat kenaikan pangkat tidak membuat mereka merasa lebih baik.

2. Mudah marah

Ketika terjadi sesuatu yang diluar keinginan, seseorang dengan gangguan depresi high functioning akan lebih mudah merasa marah. Bahkan terhadap hal kecil yang dianggap sepele oleh orang lain pun Anda akan lebih cepat terganggu.

3. Merasa ragu

Anda merasa tidak berdaya dan ragu terhadap kemampuan diri sendiri. Meski menurut orang lain Anda sudah cukup baik dan berkapabilitas terhadap suatu hal, Anda akan terus meragukan kemampuan Anda sendiri.

4. Terlalu khawatir terhadap masa depan

Seseorang dengan depresi high functioning akan selalu khawatir terhadap masa depannya. Dia khawatir apa yang dilakukan pada masa lalu maupun saat ini akan berpengaruh buruk terhadap masa depan.

Depresi memang sangat mengganggu. Gangguan mental bahkan sebenarnya lebih dapat membuat seseorang down ketimbang gangguan pada fisik. Oleh sebab itu, Anda sebaiknya segera mengatasi permasalahan ini.

Tips mengatasi depresi akibat pekerjaan

Salah satu penyebab munculnya depresi adalah tuntutan pekerjaan yang semakin terasa membebani. Hal ini ditandai dengan meningkatnya tingkat bunuh diri oleh mereka yang bekerja di industri kreatif. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasinya, seperti:

1. Berlibur

Berlibur bisa menjadi salah satu cara untuk mengurangi kepenatan yang timbul akibat tuntutan pekerjaan. Oleh sebab itu, ambilah masa cuti selama beberapa hari dan isi masa cuti tersebut untuk bepergian ke tempat yang memberikan ketenangan seperti gunung dan pemandangan alam. 

Ketika liburan, lepaskan segala kepenatan termasuk pemikiran terkait beban pekerjaan.

2. Membuat lingkungan pekerjaan yang nyaman

Menciptakan lingkungan kerja yang lebih nyaman akan membuat Anda merasa lebih baik. Beberapa hal untuk membuat lingkungan lebih nyaman adalah dengan memiliki komunikasi yang baik antara karyawan perusahaan. Ketika Anda telah mendapatkan lingkungan sosial yang mendukung, Anda akan merasa lebih baik.

3. Perbanyak tertawa

Tertawa dapat mengendurkan otot-otot yang terlalu tegang akibat stress. Luangkan waktu sejenak untuk Anda menonton hal-hal lucu agar Anda dapat tertawa lepas. 


22 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
van den Berg JF, et al. (2009). Sleep in depression and anxiety disorders: A population-based study of elderly persons. DOI: (https://doi.org/10.4088/JCP.08m04448)
Salcedo B. (2018). The comorbidity of anxiety and depression. (https://www.nami.org/Blogs/NAMI-Blog/January-2018/The-Comorbidity-of-Anxiety-and-Depression)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app