Sudah Pakai Pelumas, Tapi Vagina Tetap Kering?

Dipublish tanggal: Mei 24, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Sudah Pakai Pelumas, Tapi Vagina Tetap Kering?

Vagina yang kering bukan berarti gejala bahwa Anda sudah memasuki masa menopause. Namun, vagina yang kering bisa disebabkan karena beberapa faktor. Vagina yang kering sering kali mengganggu aktivitas bercinta seseorang. 

Sehingga hal ini harus segera ditangani dengan baik agar aktivitas bercita tidak terganggu.

Salah satu cara yang paling umum dilakukan oleh kebanyakan orang yaitu dengan menggunakan pelumas ketika berhubungan badan. Namun sayangnya hal ini tidak mampu bertahan lama, karena Anda harus terus menggunakan pelumas setiap kali akan melakukan hubungan seks.

Jika Anda sudah menggunakan pelumas namun vagina masih tetap kering, mungkin Anda melakukan kebiasaan buruk yang seharusnya tidak boleh Anda lakukan. Untuk lebih jelasnya, Anda harus menghindari ke 5 kebiasaan buruk yang ada di bawah ini, diantaranya:

1. Jangan terlalu sering mengkonsumsi obat tertentu

Mengkonsumsi obat ketika sedang sakit memang perlu dilakukan untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya. Namun jika mengkonsumsi obat terlalu sering, ternyata bisa menimbulkan hal buruk, termasuk berpengaruh pada vagina yang cenderung lebih kering. 

Selain itu, penggunaan obat-obatan seperti obat flu, alergi, asma yang memiliki kandungan antihistamin yang dapat menurunkan lubrikasi vagina.

2. Jangan lupakan foreplay saat melakukan seks

Melakukan foreplay saat bercinta sangat dianjurkan bagi Anda yang tidak ingin merasa terganggu akibat vagina Anda yang mengering. Untuk itu, lakukan pemanasan dalam waktu yang lebih lama untuk menghindarkan vagina sakit saat berhubungan badan karena vagina yang kering. 

Sedangkan kondisi libido yang terlalu rendah dapat menimbulkan permasalahan dengan pasangan. Aktivitas seks Anda akan terganggu akibat foreplay yang terlewatkan, mengalami ejakulasi dan tidak memiliki gairah seks yang baik.

3. Vagina mengering setelah wanita melahirkan dan menyusui

Wanita memang ditakdirkan untuk mengandung, melahirkan dan menyusui. Meski demikian, hal ini dapat menimbulkan kondisi vagina yang mengering. Hal ini dikarenakan setelah melahirkan dan menyusui, wanita akan mengalami penurunan pada level estrogen, baik selama menopause maupun ketika pramenopause. 

Selain itu, pengobatan kimia seperti kemoterapi maupun radiasi juga bisa menyebabkan penurunan lubrikasi maupun estrogen pada vagina.

4. Memaksa menggunakan produk vagina meskipun tidak cocok

Menggunakan produk daerah kewanitaan tidak boleh sembarang menggunakannya. Akan tetapi Anda harus melihat dan mengetahui seberapa Anda cocok dengan produk tersebut. Jika Anda tidak cocok dengan produk yang Anda gunakan, maka segera hentikan penggunaanya. 

Apabila Anda memaksa menggunakan produk meskipun tidak cocok, hal ini dapat memicu kekeringan pada bagian vagina.  Penggunaan produk daerah kewanitaan yang sering kali menyebabkan iritasi yaitu produk pembersih vagina yang mengandung parfum maupun bahan kimia yang belum jelas keamanannya.

5. Jangan biarkan pikiran Anda mengalami cemas berlebihan

Rasa cemas yang berlebihan ternyata juga bisa mengganggu gairah seksual pada diri seseorang. Selain itu rasa cemas juga bisa menimbulkan vagina menjadi kering, karena rasa cemas membuat aliran darah menjadi berkurang, sehingga vagina kering dapat terjadi. 

Selain itu rasa cemas juga memicu terhadap hormon kortisol yang dapat mengganggu pada sistem kerja dari estrogen.

Memiliki vagina kering tentunya bukan impian wanita mana pun, karena semua wanita tentunya ingin memiliki aktivitas seks yang sempurna. Namun jika Anda sudah menggunakan pelumas namun vagina tetap terasa kering, mungkin kebiasaan buruk dari ke 5 faktor di atas sering dilakukan. 

Untuk mencegah vagina kering secara berkelanjutan, maka hindari kebiasaan buruk seperti di atas.


12 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Herbenick D, et al. (2011). Association of lubricant use with women’s sexual pleasure, sexual satisfaction, and genital symptoms: a prospective daily diary study [Abstract]. DOI: (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21143591)
Ferguson DM, et al. (2003). Randomized, placebo-controlled, double blind, crossover design trial of the efficacy and safety of Zestra for women in women with and without female sexual arousal disorder [Abstract]. DOI: (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12735087)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app