Strongyloidiasis - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Jan 14, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 3 menit

Strongiloidiasis merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh cacing jenis Strongyloides stercoralis. Cacing ini paling banyak hidup di daerah dengan iklim yang tropis dan subtropis. 

Cacing yang masuk ke dalam tubuh hidup dengan mengonsumsi nutrisi dan berkembang sehingga menimbulkan infeksi yang sangat berat dan membahayakan.

Cacing Strongyloides hidup di alam bebas sebagai suatu parasit di daerah lembab dan iklim sedang. Infeksi di negara berkembang paling banyak ditemukan di daerah pedesaan dan di wilayah dengan tingkat sosial ekonomi yang rendah.

Parasit Strongyloides stercoralis memiliki bentuk yang transparan dan tubuh memanjang. Pada betina terdapat gravid uterus dengan puluhan telur berisikan embrio. Parasit semakin berkembang dari larva rhabditiform sampai larva filariform. 

Larva filariform masuk ke dalam kulit hingga menembus darah kapiler mengikuti sistem peredarahan darah hingga masuk ke jantung, paru, trakea, dan masuk ke usus halus hingga menjadi cacing dewasa.

Resiko autoinfeksi dapat bersifat internal dan eksternal. Autoinfeksi internal terjadi di mukosa usus dimana larva rhabditiform berkembang menjadi larva filariform dan masuk ke pembuluh darah dan menyebar. 

Sedangkan pada autoinfeksi ekternal, larva rhabditiform masuk melalui kontaminasi saat buang air besar, menembus kulir perianal, dan masuk ke pembuluh darah. Infeksi larva di dalam tubuh juga dapat menginfeksi ke orang lain.

Faktor resiko terjadinya Strongiloidiasis antara lain:

  • Berpegian di daerah yang memiliki resiko kontak strongiodiasis yang tinggi
  • Berpergian tanpa menggunakan alas kaki
  • Terpapar oleh kotoran manusia
  • Memiiki sistem imun tubuh yang lemah (imunokompromis) misalkan HIV/AIDS 
  • Penggunaan obat-obatan kotrikosteroid
  • Tidak membiasakan budaya bersih 

Gejala Pada Strongiloidiasis

Infeksi cacing penyebab strongolodiasis yang masuk ke dalam tubuh awalnya tidak menimbulkan gejala. Gejala mulai ditunjukkan setelah larva cacing bertelur dan berkembang biak selama bertahun-tahun hingga muncul gejala yang lebih serius. Gejala yang dapat ditimbulkan pada penderita Strongiloidiasis antara lain:

Pada kulit

  • Demam tinggi
  • Gatal pada kulit di bagian kaki
  • Ruam kemerahan yang berkelok-kelok menembus kulit
  • Granuloma kulit

Pada saluran pencernaan

  • Nyeri perut bagian atas 
  • Rasa penuh di perut
  • Diare
  • Mual muntah
  • Berat badan menurun
  • Malnutrisi

Pada sistem organ pernapasan

Pada sistem saraf

  • Kaku leher
  • Nyeri otot

Diagnosis Penyakit Strongiloidiasis

Pemeriksaan dilakukan untuk menganalisa gejala yang dirasakan serta mendeteksi adanya infeksi akibat telur atau cacing penyebab Strongiloidiasis. Pemeriksaan diawali dengan anamnesis penderita serta menanyakan gejala dan lama terjadinya keluhan. 

Pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat dilakukan antara lain:

  • Pemeriksaan darah  
    Pemeriksaan darah dilakukan untuk menilai adanya peningkatan sel darah putih terutama pada Strongiloidiasis kronis.
  • Pemeriksaan tinja
    Tes biakan tinja dilakukan dengan mengambil sampel tinja segar untuk mendeteksi adanya larva filariform yang ikut keluar bersamaan dengan tinja.
  • Sekret duodenum 
    Pemeriksaan biakan usus menggunakan sonde untuk mendeteksi adanya larva strongyloides yang menimbulkan gejala pada slauran pencernaan.
  • Kultur
    Pemeriksaan kultur baik melalui darah atau tinja untuk mendeteksi biakan larva atau telur.

Pencegahan Strongiloidiasis

Strongiloidiasis dapat tumbuh di luar lingkangan tanpa inang cacingnya. Iklim hangat menjadi tempat berkumpulnya dan memudahkan cacing untuk bertelur menghasilkan larva yang dapat masuk ke permukaan kulit.  

Untuk mencegah larva cacing masuk ke dalam tubuh, pencegahan sederhana yang dapat dilakukan antara lain:  

  • Menjaga kebersihan lingkungan
  • Memasak sayuran/ daging/ air hingga matang
  • Menggunakan alas kaki ketika akan berpergian keluar rumah
  • Mencuci tangan sebelum atau sesudah melakukan aktivitas
  • Menghindari kontak langsung dengan tinja manusia

Pengobatan Strongylodiasis

Tujuan pengobatan penyakit strongylodiasis adalah membunuh sumber infeksi di dalam tubuh baik itu melalui cacing atau telur yang dibiakkan. Terapi dini juga bertujuan untuk menghindari komplikasi autoinfeksi terutama pada pasien imunokompromis (penderita HIV). 

Terapi dasar yang diberikan pada penderita strongylodiasis adalah dengan obat jenis antihelmintik. Obat Ivermectin menjadi pilihan utama karena bekerja sebagai anriparasit dan dapat membasmi cacing dengan menghambat kooridinasi infeksi yang berkembang di dalam tubuh.

Pemberian obat cacing lainnya yang juga bermanfaat seperti albendazole dan benzimidazole. 


14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Chandrasekar, P.H. Medscape (2019). Strongyloidiasis. (https://emedicine.medscape.com/article/229312-overview)
Cafasso, J. Healthline (2018). Strongyloidiasis. (https://www.healthline.com/health/strongyloidiasis)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app