Myelodysplasia Syndrome - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Jan 8, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 3 menit

Banyak orang pasti masih asing mendengar nama penyakit sindrom mielodisplasia. Namun bagi beberapa orang umumnya, banyak yang menyebut penyakit ini dengan kanker darah ataupun preleukimia. Sindrom mielodisplasia ini merupakan kumpulan gangguan yang terjadi akibat satu atau seluruh sel darah yang dihasilkan sumsum tulang tidak terbentuk dengan baik, dimana penyakit ini paling sering menyerang orang tua.

Penyakit ini juga rentan akan mengalami infeksi akibat jumlah sel darah putih matang yang rendah. Tingkat keparahannya juga berbeda-beda tergantung masing-masing individu. Untuk mengetahui lebih banyak tentang sindrom mielodisplasia, mari simak artikel berikut ini. 

Apa saja gejala klinis pada Sindrom Mielodisplasia ?

Dalam tahapan perkembangan penyakit sindrom mielodisplasia terkadang belum menunjukkan gejala yang spesifik pada penderitanya. Namun pada beberapa orang dengan penyakit tersebut ada biasanya dijumpai gejala klinis berupa wajah dan kulit tampak pucat, badan terasa lemah dan lesu, terkadang juga muncul sesak napas akibat kurang darah, mudah memar atau berdarah yang tidak wajar, muncul peteki atau bintik-bintik merah di bawah kulit akibat dari perdarahan, dan penderita lebih rentan terkena infeksi akibat jumlah sel darah putih matang yang rendah.

Bagaimana cara memastikan diagnosis Sindrom Mielodisplasia ?

Dalam memastikan diagnosis penyakit ini, perlu dilakukan oleh dokter ahli. Ada beberapa proses mulai dari menanyakan gejala-gejala yang dirasakan dan melakukan pemeriksaan fisik yang nampak pada penderita. Dan untuk memastikan, diperlukan beberapa tes penunjang yaitu:

  • Tes darah rutin untuk mengetahui jumlah sel-sel darah baik darah merah, darah putih, dan trombosit dalam tubuh serta melihat ukuran dan warna sel tersebut
  • Kemudian melakukan pemeriksaan aspirasi sumsum tulang yang bertujuan untuk melihat gambaran sel darah secara keseluruhan dan pemeriksaan genetik sel, serta pengambilan sampel jaringan sumsum tulang atau biopsi untuk melihat perubahan struktur sel di sumsum tulang 

Apa saja keadaan yang memicu terjadinya Sindrom Mielodisplasia ?

Sindrom mielodisplasia terjadi akibat masalah pada sumsum tulang yang tidak mampu menghasilkan sel-sel darah sehat atau matang dan menjadi sel-sel darah abnormal sehingga jumlah sel darah yang masuk ke aliran darah semakin sedikit. Penyebab dari sindrom mielodisplasia ada yang tidak diketahui penyebabnya diduga akibat dari perubahan genetik dari seseorang dan ada juga sindrom mielodisplasia yang diketahui akibat pengaruh zat kimia dan radiasi yang merupakan efek dari perawatan kanker seperti kemoterapi dan radiasi. 

Selain itu ada beberapa faktor yang diduga memicu terjadinya sindrom mielodisplasia yaitu pertambahan usia yang diketahui lebih banyak penderita penyakit ini dengan usia lebih dari 65 tahun, terpapar dengan bahan-bahan kimiawi dan logam berat dalam jangka waktu yang lama seperti asap rokok atau penyemprotan peptisida, logam timah atau merkuri, dan obat-obatan kemoterapi seperti klorambusil, doxorubicin, etoposide, prokarbazin, atau teniposide.

Bagaimana mengobati sindrom mielodisplasia ?

Upaya pengobatan pada sindrom mielodisplasia bertujuan untuk menghambat agar penyakit ini tidak menjadi semakin parah dan mengurangi gejala yang dirasakan. Ada beberapa pengobatan yang bisa dipertimbangkan untuk dilakukan pada penderitanya yaitu paling awal dengan obat-obatan seperti:

  • Decitabine, lenalidomide, atau azacitidine bertujuan untuk menghancurkan sel-sel darah yang tidak berkembang 
  • Obat antibiotik apabila ada tanda-tanda infeksi
  • Terapi imunosupresif agar menghentikan sistem imun dari menyerang sumsum tulang
  • Injeksi terapi hormon untuk mendorong sumsum tulang menghasilkan lebih banyak sel darah
  • Transfusi darah yang diberikan bisa pemberian sel darah merah apabila jumlah darah atau Hb rendah dan pemberian trombosit guna menghentikan perdarahan bila terjadi perdarahan, terapi pengganti besi atau kelasi besi digunakan untuk mengurangi kadar zat besi yang berlebih dalam darah
  • Transplantasi sumsum tulang dianjutkan untuk penderita usia 60 tahun ke bawah namun jarang dilakukan. 

Apa saja cara yang dapat dilakukan untuk mencegah sindrom mielodisplasia ?

Ada beberapa cara untuk mencegah sebelum terjadinya sindrom mielodisplasia yaitu dengan beberapa perbaikan gaya hidup termasuk:

  • Melakukan cuci tangan rutin, mempersiapkan makanan dengan bersih dicuci sebelumnya dan masak hingga matang
  • Upayakan menghindari orang yang sakit karena penyakit ini bisa ditularkan akibat serangan sistem imun yang lemah.

Segala upaya ini juga adalah langkah awal agar tidak berisiko terjadi infeksi yang akan berdampak lebih buruk.   


12 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
WebMD (2016). Myelodysplastic Syndrome. (https://www.webmd.com/cancer/qa/what-are-myelodysplastic-syndromes)
Tidy, C. Patient (2016). Myelodysplastic Syndrome. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5655460/)
Besa, et al. Medscape (2018). Myelodysplastic Syndrome. (https://emedicine.medscape.com/article/207347-overview)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app