Sakit Rahang: Penyebab & Cara Mengatasi

Dipublish tanggal: Agu 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mar 5, 2020 Waktu baca: 2 menit
Sakit Rahang: Penyebab & Cara Mengatasi

Hampir setiap orang umumnya pernah mengalami keluhan sakit pada rahang. Biasanya ketika sakit rahang terjadi, dapat membuat aktivitas menjadi tidak nyaman. Anda akan menjadi sulit untuk makan, dan berbicara. Penyebab dari sakit rahang ini sebenarnya bermacam-macam, baik yang ringan hingga yang berat.

Penyebab terjadinya Sakit Rahang

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, penyebab sakit rahang bermacam-macam. Berikut ini beberapa macam penyebab sakit rahang yang biasa dialami:

Sakit Gigi

Ketika sedang mengalami sakit gigi, memungkinkan rasa sakit tersebut akan menjalar ke rahang anda. Penyebab utamanya adalah infeksi pada gigi dan menyebabkan abses gigi, sehingga hal ini juga mengakibatkan sakit rahang.

Infeksi Sinus

Jika sinus pada hidung anda mengalami infeksi akibat bakteri atau virus, bisa menyebabkan penumpukan cairan pada rongga sinus. Hal ini bisa mengakibatkan penekanan pada bagian rahang, sehingga dapat memicu sakit rahang.

Sakit Kepala Cluster

Sakit kepala jenis cluster ini merupakan sakit kepala yang cukup menyakitkan. Hal ini dikarenakan, rasa sakit yang ditimbulkan akan terasa di sekitar bagian belakang dari salah satu mata. 

Tetapi terkadang rasa sakitnya juga menyebar hingga ke rahang, sehingga bisa menyebabkan sakit rahang.

Gangguan Sendi Rahang

Sendi rahang biasanya mengendalikan gerakan mengatup rahang atas ke bawah. Gangguan sendi rahang atau Temporomandibular joint disorder ini bisa disebabkan karena kebiasaan Anda menekan rahang ketika sedang stress atau cemas. 

Selain itu juga bisa disebabkan karena cedera pada otot atau sendi rahang, radang pada sendi, atau bisa juga karena kebiasaan menggerakkan rahang ketika tidur.

Osteomielitis merupakan infeksi yang terjadi pada jaringan di sekitar tulang dan juga pada tulang. Kondisi ini juga bisa menyebabkan terjadinya sakit rahang.

Trigeminal Neuralgia

Trigeminal Neuralgia merupakan rasa sakit yang terjadi ketika ada saraf yang mengalami gangguan atau tertekan. 

Saraf yang dimaksud ialah saraf yang mengontrol otot bagian wajah dan juga rahang. Ketika rasa sakitnya muncul, saraf tersebut mengirimkan sinyal/rasa nyeri ke otak.

Serangan Jantung

Pada umumnya rasa sakit serangan jantung dirasakan pada bagian dada. Namun ternyata, rasa sakit tersebut juga bisa menyebar ke bagian tubuh lain, seperti punggung, leher, lengan, dan juga rahang. 

Perlu Anda ingat bahwa ketika mengalami serangan jantung, wanita memiliki kemungkinan yang lebih besar mengalami sakit rahang di bagian kiri.

Cara mengurangi Sakit Rahang

Jika mengalami sakit rahang, tentu saja Anda ingin mengobatinya agar rasa sakitnya bisa hilang. Anda bisa mengobati sakit rahang tersebut, tetapi perlu disesuaikan dengan penyebab yang menjadi dasarnya. 

Misalnya seperti mengobati sakit rahang akibat kaku, Anda bisa memberi obat antinyeri (Paracetamol), atau bisa juga dengan resep dokter yang memberi obat pelemas otot dan antidepresan

Selain itu jika diperlukan, Anda bisa menangani sakit rahang tersebut dengan melakukan pemijatan, fisioterapi, atau suntikan botox.

Anda juga bisa melakukan beberapa cara berikut ini untuk mengurangi rasa tidak nyaman akibat sakit rahang:

  • Kompres bagian rahang yang sakit dengan air hangat atau es batu.
  • Hindari konsumsi makanan yang lengket atau kenyal (seperti permen karet).
  • Memilih makanan yang lunak, atau memotong makanan menjadi lebih kecil ukurannya.
  • Kurangi juga konsumsi minuman berkafein, seperti kopi dan teh.
  • Jangan menguap terlalu lebar, karena akan mempengaruhi rahang anda.

Anda juga harus beristirahat selama masih merasakan sakit rahang. Kurangi juga aktivitas yang membutuhkan banyak gerakan pada sendi dan otot rahang anda.


28 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app