Radang Kantung Empedu - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 8, 2019 Update terakhir: Nov 7, 2020 Tinjau pada Apr 10, 2019 Waktu baca: 3 menit

Nyeri Perut Kanan Atas, Awas Radang Kantung Empedu!

Tahukah Anda di dalam tubuh manusia terdapat organ kecil yang dekat dengan organ hati dan memiliki fungsi utama menyimpan cairan empedu yang dihasilkan oleh hati. Cairan yang dihasilkan oleh hati ini berfungsi untuk membantu pencernaan lemak sehingga dapat diserap oleh tubuh. Namun adakalanya organ yang bedekatan dengan hati ini tidak bisa bekerja dengan baik terutama pada proses pencernaan lemak akibatgt;radang atau infeksi. Organ ini biasa disebut dengan kantung empedu.

Apabila terjadi peradangan pada kantung empedu atau dalam istilah medis biasa disebut dengan kolesistitis, maka akan muncul gejala-gejala seperti demam, nyeri pada perut bagiangt;kanan atas dan lain-lain. Walaupun persentase terjadinya penyakit ini lebih sering terjadi pada orang dewasa, tapi radang kantung empedu ini dapat juga terjadi pada anak-anak, khususnya anak yang memilki kelebihan berat badan dan pola hidup yang tidak sehat. Untuk itu artikel ini akan membahas tentang penyakit ini lebih lanjut. Selamat membaca.

Iklan dari HonestDocs
Meso Slimming Treatment di Reface Clinic

Meso Slimming merupakan teknik non-bedah kosmetik dimana mikroskopis kecil dari obat-obatan kelas medis, vitamin, mineral dan asam amino disuntikkan ke dalam lapisan kulit. Penyuntikan dilakukan pada bagian atas dan tengah untuk mengatasi berbagai jenis masalah penumpukan lemak. Suntikan akan diberikan ke dalam mesoderm, yaitu lapisan lemak dan jaringan di bawah kulit. Befungsi untuk menghilangkan lemak tubuh yang tidak diinginkan dan selulit.

 Apa sih radang kantung empedu itu?

            Radang kantung empedu atau kolesistitis adalah reaksi peradangan pada dinding kantung empedu yang biasanya disertai dengan keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan demam. Radang kantung empedu terbagi atas 2 jenis, akut dan kronik, yang bisa terjadi dengan batu empedu atau tanpa batu empedu.

            Kejadian penyakit ini di Indonesia relative rendah jika dibandingkan dengan Negara barat dan menigkat seiring bertambahnya usia. Umunya radang kantung empedu ini terjadi pada mereka yang memiliki kelebihan brat badan atau obesitas.

 Apa yang menyebabkan terjadinya radang kantung empedu?

Terdapat beberapa hal yang dapat menyebakan terjadinya radang empedu. Berikut ha-hal yang dapat memicu terjadinya radang empedu:

  • 90% radang kantung empedu disebabkan oleh batu empedu yang menghalangi saluran di kantong empedu
  • Sepsis atau infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh
  • Pemasangan ifus dalam waktu lama.
  • Trauma abdomen
  • Obesitas dengan kadar kolesterol dalam darah tinggi, sehingga dapat membentuk batu kolesterol di dalam kantung empedu.

Apa saja tanda dan gejala-gejala dari radang kantung empedu?

Gejala yang dikeluhkan penderita umumnya berupa nyeri pada perut kanan bagian atas yang menetap lebih dari 6 jam dan sering menjalar sampai bahu kanan. Penderita kadang mengalami demam, kulit berwarna kuning (apabila batu empedu menghalangi saluran empedu), mual, dan muntah. Pada orang lanjut usia, demam sering kali tidak begitu nyata dan nyeri lebih terlokalisasi hanya pada perut kanan atas.

Dari pemeriksaan dokter dapat ditemukan demam, denyut nadi cepat, dan nyeri tekan pada perut kanan atas. Saat dokter meminta penderita menarik napas dalam, sambil meraba daerah bawah iga kanannya. Penderita kolesistitis atau radang kantung empedu umumnya menunjukkan Murphy's sign positif, di mana gerakan tangan dokter pada kondisi di atas menimbulkan rasa sakit dan sulit bernapas. Gejala radang kantung empedu atau kolesistitis pada anak selain demam, dan nyeri perut kanan atas, biasanya disertai juga dengan penurunan nafsu makan, perut kembung dan perut terasa penuh

Bagaimana cara mengobati radang kantung empedu?

Tindakan untuk kasus kolesistitis atau radang kantung empedu meliputi:

  • Mengistirahatkan usus dan memberikan makanan secara parenteral (lewat infus).
  •  Memberikan obat penghilang rasa nyeri (analgesik) dan antiemetik (antimuntah). Analgesik pilihan adalah meperidine, atau kombinasi paracetamol dengan opioid.
  •  Memberikan antibiotik parenteral. Antibiotik pilihan antara lain meropenem, piperacillin-tazobactam, ampicillin-sulbactam, dan imipenem-cilastatin.

Jika kemudian ditemukan bahwa kasus kolesistitis ini terkait batu empedu, tindakan pilihan adalah pembedahan atau kolesistektomi. Pertimbangan utama dilakukan pembedahan adalah karena batu empedu yang dibiarkan, akan semakin menyumbat saluran empedu dan memperparah peradangan kantung empedu. Penderita yang memiliki resiko pembedahan tinggi karena keadaan medis lainnya, dianjurkan untuk menjalani diet rendah lemak dan menurunkan berat badan.

Bagaimana cara mencegah terjadinya radang kantung empedu?

Berikut beberapa tips untuk mencegah terjadinya radang kantung empedu:

  • Seseorang yang pernah mengalami serangan kolesistitis akut dan kandung empedunya belum diangkat, sebaiknya mengurangi asupan lemak dan menurunkan berat badannya.
  • radang kantung empedu dapat dicegah dengan pengaturan makanan dan pemantauan berat badan serta mencegah terjadinya penyakit infeksi.
  • Makanan yang sebaiknya dikonsumsi adalah makanan yang tinggi serat dan rendah lemak, seperti sayuran dan buah-buahan. Adapun daging rendah lemak yang dapat dikonsumsi yaitu ayam dan ikan.
  • Perilaku hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan yang baik dan benar dapat mencegah terjadinya infeksi yang merupaka faktor resiko terjadinya radang kantung empedu

Jika Anda atau orang terdekat Anda mengagalami gejala-gejala seperti yang telah disebutkan diatas, segera bawa dan konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik. Mulai lah pola hidup sehat agar terhidar dari berbagai macam penyakit khususnya penyakit radang kantung empedu. Semoga bermanfaat.


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Charles Patrick Davis, MD, PhD, Cholecystitis (https://www.medicinenet.com/gallbladder_pain_gall_bladder_pain/article.htm).
Judith Marcin, MD, Cholecystitis (https://www.healthline.com/health/gallbladder-disease), 17 August 2017.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app