HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. SCIENTIA INUKIRANA
Ditinjau oleh
DR. SCIENTIA INUKIRANA

Polip Rahim - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Nov 9, 2020 Tinjau pada Jun 11, 2019 Waktu baca: 3 menit

Polip rahim adalah pertumbuhan jaringan endometrium yang tidak normal dan bersifat jinak yang bertangkai. Endometrium merupakan lapisan dalam rahim tempat melekatnya embrio pada kehamilan. Oleh karena itu disebut juga sebagai polip endometrium atau polip uterus.

Polip tidak hanya terjadi pada rahim, tetapi juga bisa terjadi pada organ tubuh lainnya, beberapa contohnya adalah polip hidung dan polip serviks. Bagaimana polip bisa tumbuh di rahim? Apa gejala yang ditimbulkannya? dan apakah itu berbahaya? temukan jawabannya dengan terus membaca artikel berikut.

Secara umum Polip adalah pertumbuhan jaringan atau tumor yang bertangkai yang tumbuh di lapisan mukosa (selaput lendir). Ujung polip menonjol dan biasanya lebih besar dibanding batangnya yang melekat pada mukosa.

Polip rahim terbentuk akibat pertumbuhan jaringan endometrium yang berlebihan. Polip bisa bulat atau oval, dan berbagai ukuran dari beberapa milimeter (ukuran biji wijen) sampai berukuran beberapa sentimeter (ukuran bola golf), atau lebih besar. Polip rahim biasanya merupakan tumor jinak (bukan kanker), tetapi polip ini dapat menyebabkan masalah pada siklus menstruasi (haid) atau kesuburan (kemampuan untuk memiliki anak).

Ciri-ciri dan Gejala Polip Rahim

Pada umumnya tidak bergejala atau asimptomatis. APabila ditemukan gejala pada beberapa individu maka meliputi:

  • Menstruasi tidak teratur
  • Menstruasi dengan pendarahan yang banyak
  • Pendarahan atau bercak (flek) di antara siklus mens
  • Flek atau pendarahan setelah menopause
  • Cairan vagina yang tidak normal
  • Prolapse pada mulur rahim (ostium uteri)
  • Kemandulan atau Infertilitas.

Gejala utama polip rahim adalah periode menstruasi yang tidak teratur. Perlu diketahui bahwa periode menstruasi normal rata-rata berlangsung 4-7 hari. Siklus terjadi setiap 28 hari, dan dapat bervariasai antara 21 hari sampai 35 hari. Akan tetapi pada wanita yang memiliki polip rahim, sekitar 50% dari mereka memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur.

Gejala lain termasuk menstruasi yang lama atau pendarahan berlebihan (menorrhagia), pendarahan antara siklus dan perdarahan setelah menopause atau berhubungan seksual. Polip rahim adalah penyebab pendarahan abnormal pada sekitar 25% kasus.

Penyebab Polip Rahim dan Faktor Resiko

Penyebab pasti polip rahim belum diketahui, tetapi fluktuasi kadar hormon menjadi salah satu faktor risiko. Dalam hal ini, estrogen yang memiliki efek menyebabkan penebalan endometrium setiap bulan, juga sepertinya terkait dengan pertumbuhan polip rahim.

Wanita yang berusia antara 40 dan 50 tahun lebih mungkin terkena polip rahim dibandingkan dengan wanita yang lebih muda. Penyakit ini dapat terjadi pada usia setelah menopause, tetapi jarang terjadi pada wanita yang berusia di bawah 20 tahun.

Faktor risiko lain penyebab polip rahim yaitu kelebihan berat badan atau obesitas, tekanan darah tinggi (hipertensi) atau pengguna obat tamoxifen yang merupakan obat kanker payudara.

Diagnosis

Diagnosis polip rahim dapat ditegakkan dengan cara

  • Pemeriksaan ulrasonografi
  • Saline infusion sonogram (SIS) merupakan metode dengan menyuntikkan larutan infus saline kerongga endometrium kemudian diamati dengan USG
  • melakukan pemeriksaan secara langsung yang berupa kuretase (mengorek lapisan rahim), kemudian di periksa di laboratorium di bawah mikroskop.
  •  Teknik diagnostik lainnya termasuk hysterogram (Rongsen rahim)
  • histeroskopi (melihat dengan kamera serat optik).

Pengobatan Polip Rahim

Pengobatan mungkin tidak diperlukan jika polip tidak menimbulkan masalah apapun. Namun, polip harus ditangani jika telah menimbulkan masalah seperti pendarahan berat selama periode menstruasi, atau jika mereka diduga menjadi prakanker atau kanker rahim.

Penanganan juga diperlukan jika telah menyebabkan masalah selama kehamilan, seperti keguguran, atau mengakibatkan infertilitas pada wanita yang ingin hamil, dan polip rahim yang ditemukan setelah menopause.

Metode pengobatan polip rahim meliputi:

Obat

Obat polip rahim membantu mengatur keseimbangan hormonal, seperti progestin. Obat ini dapat membantu meringankan gejala, sehingga biasanya gejala akan kembali ketika obat dihentikan.

Histeroskopi

Selain dipakai sebagai alat diagnostik histeroskopi juga dapat digunakan sebagai metode pengobatan. Jadi ketika alat itu dimasukkan ke dalam rahim dan ketika terlihat adanya polip, maka langsung dilakukan pengangkatan.

Kuretase

Ini juga sama seperti di atas, bahkan terapi bisa dikombinasikan. Teknik kuretase ini efektif untuk polip kecil.

Operasi tambahan mungkin diperlukan jika polip tidak dapat dibuang dengan menggunakan metode di atas, atau jika polip bersifat kanker. Prosedur medis yang disebut dengan histerektomi, atau operasi pengangkatan seluruh rahim, bisa digunakan untuk kasus-kasus di mana sel-sel kanker ditemukan dalam polip rahim.

Pencegahan Polip Rahim

Hingga saat ini, belum ada cara yang dapat dilakukan untuk mencegah polip rahim. Oleh karena itu sangat penting untuk melakukan pemeriksaan ginekologi secara teratur. Faktor risiko seperti obesitas, tekanan darah tinggi, atau penggunaan obat tamoxifen perlu dihindari sebagai langkah kehati-hatian. Pola hidup sehat dapat menjaga keseimbangan hormonal estrogen sehingga dapat meminimalkan munculnya polip.


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Mayo Clinic (2015). Diseases and Conditions. Uterine Polyps. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/uterine-polyps/symptoms-causes/syc-20378709)
Cleveland Clinic (2014). Diseases. Uterine Polyps. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14683-uterine-polyps)
NIH (2016). MedlinePlus. Endometrial Polyps. (https://medlineplus.gov/ency/article/007636.htm)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app