Phlebolith - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 20, 2019 Update terakhir: Nov 7, 2020 Waktu baca: 3 menit

Phlebolith adalah sejenis sumbatan pada pembuluh darah balik (vena). Phlebolith juga disebut "batu pembuluh vena." Phlebolith terbentuk akibat penumpukan kalsium yang mengeras seiring berjalannya waktu.

Ketika phlebolith terbentuk di pembuluh darah di daerah panggul, Phlebolith disebut sebagai phlebolith pelvis. Ciri khas dari phlebolith yang terbentuk di panggul adalah bentuknya yang bulat atau lonjong dan biasanya berdiameter 2 hingga 5 milimeter. Phlebolith dapat dapat terbentuk di bagian tubuh manapun, tetapi phlebolith paling sering terbentuk pada area panggul.

Phlebolith adalah kondisi medis yang cukup sering ditemukan. Phlebolith diperkirakan terjadi pada sekitar 35 persen orang dewasa di atas usia 40 tahun. Phlebolith biasanya tidak menimbulkan gejala atau mengganggu kehidupan sehari-hari. Jika Anda menderita phlebolith dan mengalami rasa sakit, segera periksakan diri ke dokter. Phlebolith panggul seharusnya tidak menyebabkan rasa sakit.

Apa yang menyebabkan terbentuknya Phlebolith?

Penyebab pasti phlebolith tidak diketahui. Phlebolith pelvis terbentuk ketika adanya tekanan pada pembuluh darah vena. Tekanan tersebut menyebabkan trombosis (pembentukan gumpalan darah).

Seiring berjalannya waktu, gumpalan darah tersebut kemudian mengalami suatu proses yang dikenal dengan istilah kalsifikasi. Kalsifikasi adalah suatu proses penumpukan kalsium pada jaringan

Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan tekanan pada pembuluh darah meliputi:

Phlebolith pelvis juga dapat disebabkan oleh kondisi yang tidak biasa yang dikenal sebagai malformasi vena, yang menyebabkan perkembangan pembuluh darah vena yang abnormal.

Pembuluh darah meregang atau membesar seiring waktu. Darah bersirkulasi sangat lambat, sehingga menyebabkan darah menghasilkan bekuan darah yang mengalami kalsifikasi dari waktu ke waktu dan membentuk phlebolith.

Phlebolith dapat terjadi baik pada pria maupun wanita. Phlebolith lebih sering ditemukan pada seseorang yang berusia di atas 40 tahun. Risiko terbentuknya meningkat dengan bertambahnya usia. Faktor-faktor lain yang mungkin meningkatkan risiko terbentuknya phlebolith pelvis, meliputi:

  • divertikulitis
  • terlalu lama mengkonsumsi makanan rendah serat dan makanan olahan
  • sindrom Maffucci, suatu kondisi langka yang mengarah ke malformasi vaskular

Penelitian telah menunjukkan bahwa phlebolith pelvis jarang terjadi di negara-negara berkembang. Phlebolith lebih sering terjadi pada mereka yang tinggal di negara-negara maju.

Prevalensi terjadinya phlebolith pada orang kulit putih sama dengan orang kulit hitam, sehingga para ahli juga menduga jika phlebolith dipengaruhi oleh faktor lingkungan, bukan genetik, kemungkinan besar disebabkan oleh perbedaan pola makan antara penduduk negara berkembang dan penduduk di negara maju.

Gejala Phlebolith

Phlebolith sering terjadi tanpa gejala apa pun. Seseorang dapat mengetahui bahwa dirinya menderita phlebolith setelah menjalani pemeriksaan X-ray atau ultrasound yang tidak berhubungan dengan penyakit phlebolith. Namun, tergantung pada ukuran dan lokasi, phlebolith dapat menyebabkan tanda dan gejala berikut:

  • nyeri ringan di daerah tempat phlebolith terbentuk
  • varises atau gumpalan darah, disebabkan oleh berkurangnya aliran darah
  • urat melebar dan bengkak di daerah tempat phlebolith terbentuk
  • sembelit, ketika phleboliths terbentuk pada daerah panggul

Karena gejalanya mirip dengan kondisi lain, phlebolith mungkin diabaikan atau salah didiagnosis.

Bagaimana cara mencegah pembentukan Phlebolith?

Penyebab pasti phlebolith masih belum dapat diidentifikasi hingga saat ini, oleh karena itu, pencegahan hanya dapat dilakukan dengan mengurangi faktor risiko yang dapat dilakukan dengan mengurangi makanan-makanan yang mengandung pengawet, makan banyak serat dan minum cukup cairan untuk mencegah mengejan akibat sembelit dan jika Anda hamil, lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin atau jika Anda mengalami gejala yang mengarah pada pembentukan Phlebolith.

Bagaimana Penanganan Phlebolith?

Diagnosa

Phlebolith biasanya dapat dideteksi melalui pemeriksaan X-ray. Pada pemeriksaan X-ray, phlebolith tampak putih atau pucat. Dokter mungkin memerlukan pemindaian tambahan, seperti ultrasonografi atau MRI, untuk menentukan lokasi dan tingkatan phlebolith secara lebih terperinci.

Tergantung dari posisi phlebolith berada, phlebolith dapat salah didiagnosis sebagai batu ginjal. Jika seseorang mengalami sakit yang tajam di perut, mereka mungkin memiliki batu ginjal, bukan phleboliths.

Pengobatan

Pada kebanyakan kasus, phlebolith tidak memerlukan pengobatan dan tidak menunjukkan komplikasi apapun. Namun jika phlebolith menyebabkan nyeri yang hebat, dokter mungkin menyarankan beberapa opsi perawatan yang meliputi:

  • Skleroterapi. Dalam prosedur ini, vena yang mengandung phlebolith akan disusutkan dengan suntikan.
  • Terapi laser endovaskular. Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan laser untuk menutup pembuluh darah, yang mana prosedur ini dapat dilakukan untuk mengobati varises.
  • Operasi. Bergantung pada tingkat keparahannya , dokter bedah mungkin perlu mengangkat vena dan jaringan di sekitarnya. 
  • Obat anti-peradangan. Obat anti-inflamasi non-steroid, seperti naproxen, dapat mengurangi nyeri yang disebabkan oleh phleboliths.

12 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app