Philophobia - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 23, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Jul 12, 2019 Waktu baca: 3 menit

Beberapa orang merasa bahwa jatuh cinta adalah suatu kejadian yang indah dan menyenangkan apabila terjadi di hidup mereka. Tetapi beberapa orang juga ada yang merasa jatuh cinta itu menakutkan. Bisa jadi seseorang merasa takut sekaligus senang dalam waktu yang bersamaan saat merasakan jatuh cinta.

Namun, terdapat sebuah rasa takut terhadap jatuh cinta yang sering disebut dengan Philophobia. Philophobia berasal dari Bahasa Yunani “filos” yang berarti mencintai atau dicintai.

Philophobia adalah rasa takut akan cinta atau merasa memiliki hubungan tertentu dengan orang lain. Philophobia biasanya memiliki kesamaan sifat layaknya phobia lain, terutama phobia dalam hubungan sosial, yang dapat mempengaruhi kehidupan seseorang secara signifikan jika tidak ditangani dengan benar. 

Penyebab Philophobia

Para ahli memperkirakan bahwa rasa takut jatuh cinta sebenarnya adalah rasa takut akan merasa rentan. Saat seseorang berada dalam hubungan romantis, seseorang harus dapat membuka diri ke orang yang dicintainya dan membiarkan orang yang dicintainya untuk melihat dirinya yang sebenarnya.

Kebahagiaan pasangan akan ditentukan dari respon satu sama lain terhadap diri yang sebenarnya, yang responnya tidak dapat dikontrol satu sama lain. Orang yang takut jatuh cinta, dengan beberapa cara, merasa takut akan menyakiti orang lain setelah menunjukkan sisi dirinya yang rentan. Secara spesifik.

Berikut adalah penyebab philophobia:

  • Pengalaman masa lalu yang membuat trauma
  • Norma dan Kebudayaan

Philophobia sering dikaitkan dengan pengalaman masa lalu yang membuat trauma terutama pengalaman tentang cinta dan hubungan romantis. Jika seseorang pernah merasakan kegagalan dalam memiliki hubungan romantis seperti perceraian, seseorang akan mudah terkena philophobia.

Philophobia juga dapat disebabkan ketika masih kecil, seserang melihat hubungan orang tua yang “naik” dan “turun”. Selain itu, pernah melihat pertengkaran hubungan romantis orang lain dapat menyebabkan rasa cemas untuk membentuk hubungan romantis.

Kebanyakan kepercayaan dan kebudayaan memandang bahwa memiliki hubungan cinta merupakan perbuatan dosa. Bahkan, terdapat kepercayaan yang menghukum secara brutal apabila norma mengenai hubungan cinta dilanggar. Hukuman inilah yang sering menyebabkan rasa takut pada seseorang untuk jatuh cinta.

Depresi juga ikut andil dalam philophobia. Seseorang yang merasa depresi merasa lebih tidak percaya diri untuk memiliki hubungan kasih dan rasa percaya dengan orang lain. Depresi dapat menyebabkan seseorang merasa tidak berharga dan cenderung mengisolasi diri sendiri dari orang lain terutama ikatan cinta.

Gejala Philophobia

Gejala philophobia bisa berbeda-beda tiap orang. Gejala yang ditunjukkan bisa berupa reaksi fisik maupun emosional saat seseorang memikirkan cinta:

  • Menjauhi lingkungan sosial
  • Denyut jantung cepat
  • Kesulitan bernafas
  • Kesulitan bergerak
  • Mual
  • Berkeringat
  • Merasa takut atau panik yang intens

Philophobia bukan gangguan kecemasan, meskipun beberapa orang yang philophobia dapat mengalami gangguan kecemasan sosial juga. Gangguan kecemasan sosial dapat menyebabkan seseorang merasa takut berada di situasi sosial, tapi berbeda dengan philophobia yang menjurus ke salah satu bagian sosial yaitu cinta.

Penderita philophobia memiliki kemiripan dengan disinhibited social engagement disorder (DSED), yaitu gangguan yang umum terjadi pada anak di bawah umur 18 tahun. DESD membuat orang menjadi sulit untuk membentuk koneksi yang dalam dan berarti dengan orang lain. DSED disebabkan trauma pada masa kecil atau pengabaian dari orang tua.

Penanganan Philophobia

Psikoterapi dan obat (hanya apabila philophobia sudah parah) merupakan solusi untuk menangani philophobia pada seseorang.

Berikut adalah penanganan philophobia:

  • Terapi Kognitif Behavioral (CBT)
  • Terapi Langsung
  • Obat

CBT merupakan terapi yang umum untuk berbagai macam gangguan. CBT membantu penderita untuk menyadari adanya pemikiran dan pandangan yang membuat penderita merasa cemas.

Terap langsung dilakukan dengan cara terapis menyediakan atau menampilkan kondisi seseorang yang melakukan kencan romantis atau sedang berinteraksi dengan seseorang, atau menampilkan film romantis dan mempelajari bagaimana seseorang bereaksi terhadap cinta. Secara berkala, penderita dapat mengurangi kecemasan dan rasa takut akan cinta dengan terapi langsung rutin.

Pada kasus yang parah, obat dapat berguna untuk mengontrol rasa tertekan pada seseorang. Obat yang sering digunakan adalah anti-depresan untuk mengontrol rasa sedih dan lemah pada seseorang.


1 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Timothy J. Legg, Philophobia (https://www.healthline.com/health/philophobia), 2 November 2017.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app