Pertolongan Pertama Setelah Digigit Anjing Agar Tidak Infeksi

Dipublish tanggal: Sep 4, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Okt 16, 2019 Waktu baca: 3 menit
Pertolongan Pertama Setelah Digigit Anjing Agar Tidak Infeksi

Memiliki hewan peliharaan seperti anjing memang menggemaskan. Akan tetapi, lain ceritanya kalau binatang berbulu yang satu ini mulai menggigit sampai menimbulkan luka. Melansir dari CDC, 1 dari 5 gigitan anjing membutuhkan penanganan medis guna mencegah infeksi. Lantas, apa yang harus dilakukan pertama kali setelah digigit anjing? 

Bahaya membiarkan luka bekas gigitan anjing

Tak hanya sekadar hewan peliharaan, anjing juga bisa menjadi teman paling setia. Memelihara anjing terbukti dapat membantu menurunkan stres, meningkatkan kebugaran (saat melatihnya), hingga menjadi teman main si kecil.

Namun bagaimanapun, naluri alamiah anjing sebagai hewan bertaring tetap saja bisa menggigit orang-orang di sekitarnya saat merasa terancam. Bukan cuma terasa nyeri, luka bekas gigitan anjing juga dapat menyebarkan bakteri yang bisa memicu infeksi, cedera, bahkan kalau sudah parah bisa menyebabkan kematian.

Sekitar 60 jenis bakteri berbeda ditemukan pada mulut anjing, tapi hanya beberapa jenis yang bisa membuat Anda sakit. Berikut berbagai penyakit yang disebabkan oleh gigitan anjing, di antaranya:

1. Rabies

Rabies adalah salah satu infeksi paling serius akibat gigitan anjing. Virus rabies dapat memengaruhi otak dan hampir selalu berakibat fatal ketika gejalanya muncul.

Virus rabies mampu menyebar melalui gigitan atau air liur hewan yang terinfeksi. Untuk mencegah infeksi, diperlukan vaksinasi segera setelah digigit anjing yang diduga rabies.

Baca Selengkapnya: 7 Masalah Kesehatan Anjing Tua yang Perlu Diperhatikan

2. Infeksi bakteri Capnocytophaga

Bakteri Capnocytophaga ada di dalam mulut manusia, anjing, dan kucing. Jenis bakteri ini sebetulnya tidak membuat anjing maupun kucing jadi sakit.

Namun dalam kasus yang jarang, gigitan maupun cakaran kucing atau anjing dapat menyebabkan manusia jatuh sakit. Pasalnya, bakteri ini dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh sehingga manusia jadi gampang sakit.

3. Infeksi bakteri Pasteurella

Pasteurella adalah jenis bakteri yang sebagian besar ditemukan pada luka bekas gigitan anjing. Infeksi bakteri Pasteurella dapat menyebabkan nyeri dan luka kemerahan.

Bahkan pada orang-orang yang sistem imunnya rendah, bakteri ini bisa memicu pembengkakan kelenjar getah bening, sendi bengkak, hingga susah bergerak.

4. MRSA

Methicillin-resistant Staphylococcus aureus atau MRSA adalah jenis infeksi staph yang kebal (resisten) terhadap beberapa antibiotik. Anjing dan sejumlah hewan lainnya dapat menularkan bakteri ini pada manusia hingga menimbulkan infeksi pada kulit, paru-paru, hingga saluran kemih.

Pada beberapa orang, MRSA dapat menyebar hingga ke aliran darah dan mengancam nyawa. 

5. Tetanus

Tetanus adalah jenis racun yang diproduksi oleh bakteri Clostridium tetani. Racun tersebut dapat menyebabkan kelumpuhan pada tubuh dan efeknya makin berbahaya jika luka yang ditimbulkan semakin dalam.

Baca Juga: Tertusuk Paku? Segera Lakukan Ini untuk Mencegah Tetanus

Langkah pertolongan pertama setelah digigit anjing

Berikut langkah-langkah pertolongan pertama setelah digigit anjing:

1. Jika tidak ada luka

Jika tidak terdapat luka, segera basuh area kulit yang terkena gigitan anjing dengan air hangat dan sabun. Pastikan tidak ada sisa-sisa sabun yang menempel agar tidak memicu infeksi lebih lanjut.

Setelah dikeringkan, segera oleskan losion antibakteri untuk mencegah risiko infeksi.

2. Jika terdapat luka terbuka

  • Bersihkan area luka dengan air hangat dan sabun. Pastikan tidak ada sisa-sisa sabun yang menempel agar tidak memicu infeksi lebih lanjut.
  • Tekan perlahan pada area luka sampai mengeluarkan sedikit darah. Hal ini akan membantu mengeluarkan kuman yang ada di dalam luka.

3. Jika terjadi perdarahan

  • Jika luka bekas gigitan anjing mengeluarkan darah, siapkan kain bersih lalu tekan pada area luka guna menghentikan perdarahan.
  • Oleskan losion antibakteri.
  • Tutup dengan perban steril.

Seperti apa pun bekas luka yang Anda alami setelah digigit anjing, perhatikan tanda-tanda infeksi yang mungkin terjadi. Misalnya terjadi pembengkakan, kulit kemerahan, agak hangat, atau terasa lunak saat disentuh

Jika luka terasa makin parah dan nyeri, bahkan sampai membuat Anda demam, segera periksakan diri ke dokter.

Perlukah vaksin rabies?

Apabila anjing tersebut menunjukkan tanda-tanda rabies, seperti bertindak agresif dan mengeluarkan busa di mulut, Anda perlu mendapatkan suntik rabies sesegera mungkin guna mencegah infeksi. Hal ini juga berlaku jika Anda tidak tahu pasti apakah anjing tersebut sudah mendapatkan vaksin rabies atau belum.

Vaksin rabies diberikan sebanyak 4 dosis. Dosis pertama diberikan langsung setelah Anda digigit anjing yang diduga terinfeksi rabies, kemudian dosis tambahan diberikan pada hari ketiga, ketujuh, dan ke-14 setelah dosis pertama.

Dokter mungkin juga akan memberikan vaksin booster tetanus jika Anda pernah melewatkan vaksin tetanus sebelumnya.

Baca Juga: Cara Benar Merawat Luka Gigitan Kucing Agar Tidak Infeksi


15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app