HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR VINA SETIAWAN
Ditinjau oleh
DR VINA SETIAWAN

Cefotiam: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Tinjau pada Jun 20, 2019 Waktu baca: 3 menit

Perlu Anda ketahui, saat ini penggunaan obat antibiotik banyak sekali digunakan khususnya untuk mengatasi infeksi terhadap bakteri. Ada banyak golongan obat antibiotik dengan kegunaannya masing-masing yang berbeda. Dari jenis antibiotik golongan penicillin, sefalsoporing, monobactam dan lain-lain.

Khususnya untuk antibiotik golongan sefalsoforin yang memiliki 3 generasi. Generasi pertama seperti cephalothin dan cephaloridine yang sudah tidak banyak digunakan. 

Generasi kedua seperti cefuroxime, cefaclor, cefadroxil, cefotiam dan lain-lain yang biasa digunakan secara luas untuk mengatasi infeksi berat dan beberapa di antara lainnya memiliki aktivitas melawan bakteri anaerob. 

Sedangkan generasi ketiga yaitu ceftazidime, cefotetan dan lain-lain, yang biasa digunakan untuk mengatasi infeksi berat karena bakteri gram negatif. Ketiga generasi ini memiliki cara kerja yang berbeda-beda tergantung dari jenis infeksi bakterinya.

Pada artikel ini akan membahas mengenai golongan sefalosporin generasi kedua yaitu obat Cefotiam dalam mengatasi infeksi bakteri. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai keguanaan, dosis dan efek samping obat Cefotiam. Selamat membaca.

Kegunaan dari obat Cefotiam

Cefotiam merupakan antibiotik sefalosporin generasi kedua yang digunakan melalui suntikan. Obat ini memiliki aktivitas spektrum luas terhadap bakteri Gram-positif dan Gram-negatif. 

Sebagai antibiotik beta-laktam obat Cefotiam bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding sel bakteri. Obat ini lebih aktif terhadap banyak Enterobacteriaceae seperti Enterobacter, E. coli, Klebsiella, Salmonella dan Proteus sp.

Obat Cefotiam biasanya diindikasikan untuk profilaksis infeksi bedah, infeksi pasca operasi, septikemia bakteri, infeksi tulang dan sendi, kolangitis, kolesistitis, peritonitis, prostatitis, pielonefritis, infeksi saluran pernapasan, infeksi kulit dan jaringan lunak, sistitis, uretritis, dan lain-lain.

Dosis dari obat Cefotiam

Obat Cefotiam merupakan obat yang tersedia dalam bentuk oral dan parenteral (digunakan melalui suntikan). Obat ini umumnya diberikan sesuai resep dokter. Berikut pemberian dosis obat Cefotiam yang biasa digunakan:

Obat oral untuk Profilaksis infeksi bedah dan infeksi lainnya. 

  • Dewasa: 200-400 mg dua kali sehari.

Obat Parenteral untuk Profilaksis infeksi bedah dan infeksi lainnya. 

  • Dewasa: Sebagai hidroklorida dapat digunakan hingga 6 g setiap hari intrvena / intramuskular dalam dosis terbagi berdasarkan tingkat keparahan infeksi. Sebagai hidroklorida hexetil: 200-400 mg dua kali sehari.

Obat ini sebaiknya digunakan bersamaan dengan makan atau sebelum makan. Simpan dan letakan obat ini pada suhu ruangan. Hindari paparan langsung sinar matahari dan jauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

Efek samping dari obat Cefotiam

Sama seperti obat-obatan lainnya yang memiliki efek samping pengobatan. Obat Cefotiam juga memiliki beberapa efek smaping. Berikut efek samping yang mungkin muncul pada penggunaan obat antibiotik Cefotiam (setiap individu mungkin mengalami efek samping yang berbeda-beda):

  • Mual, muntah
  • Diare
  • Reaksi hipersensitivitas
  • Nefrotoksisitas
  • Kejang
  • Toksisitas system saraf pusat
  • Disfungsi hati
  • Gangguan hematologis
  • Nyeri pada tempat penyuntikan
  • Thrombophloebitis (pada penggunaan infus)

Efek samping yang berpotensi fatal: 

  • kolitis pseudomembran

Jika terdapat tanda dan gejala seperti yang telah disebutkan diatas atau terdapat tanda dan gejala lain yang menetap dan mengganggu aktvitas Anda. Segera datangi dokter atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Perhatian dan peringatan penggunaan obat Cefotiam

Berikut beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dan ingat sebelum menggunakan obat Cefotiam:

  • Sebaiknya konsultasikan ke dokter jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap obat antibiotik golongan sefalosparin atau obat-obatan lainnya. Serta riwayat penggunaan obat yang sedang Anda konsumsi dan riwayat penyakit terdahulu.
  • Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal dan hati.
  • Sampai saat ini belum ada informasi yang memadai mengenai keamanan obat ini untuk ibu hamil dan menyusui. Sebaiknya konsultasikan kembali ke dokter mengenai keamaman obat ini pada kondisi tersebut.
  • Jangan menambah atau mengurangi dosis atau menghentikan pengobatan tanpa saran dan anjuran dari dokter.
  • Hindari penggunaan minuman beralkohol saat menggunakan obat ini karena kemungkinan akan terjadi rekasi obat.

Setelah menggunakan obat ini sebaiknya Anda rutin memonitor kesehatan Anda ke dokter guna melihat efek dari obat tersebut. 

Jika tidak terdapat perbaikan atau terjadi perburukan kondisi setelah menggunakan obat Cefotiam segera konsultasikan kembali ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang lebih baik. Semoga bermanfaat.


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Cefotiam Dosage & Drug Information. MIMS.com. (https://www.mims.com/philippines/drug/info/cefotiam?mtype=generic)
Cefotiam hydrochloride - C18H24ClN9O4S3. U.S. National Library of Medicine National Center for Biotechnology Information. (https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Cefotiam-hydrochloride)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app