Mengetahui Cara Penggunaan Alat AED yang Tepat

Dipublish tanggal: Agu 31, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mar 26, 2020 Waktu baca: 3 menit
Mengetahui Cara Penggunaan Alat AED yang Tepat

Defibrillator eksternal otomatis (Automated external defibrillator / AED) adalah perangkat portabel ringan yang berfungsi untuk memberikan sengatan listrik melalui dada ke jantung. 

Sengatan listrik yang dihasilkan dari perangkat AED berpotensi untuk mengatasi kondisi detak jantung yang tidak teratur (aritmia) dan mengembalikan ritme jantung normal setelah terjadinya henti jantung mendadak (sudden cardiac arrest / SCA). 

SCA terjadi ketika jantung tidak berfungsi dan berhenti berdetak secara tak terduga. Jika tidak diobati dalam beberapa menit, kondisi ini dengan cepat dapat menyebabkan kematian. 

Sebagian besar SCA disebabkan oleh ventricular fibrillation (VF) yang mana merupakan kondisi dimana irama jantung yang cepat dan tidak sinkron yang akibat masalah pada bilik jantung yang lebih rendah (ventrikel). 

Pada keadaan ini, jantung harus "defibrilasi" dengan cepat, karena peluang korban untuk bertahan hidup turun 7 hingga 10 persen untuk setiap menit terjadinya detak jantung yang abnormal.

Mengapa penggunaan AED sangat penting?

AED adalah perangkat medis yang dapat digunakan dalam keadaan darurat seperti penanganan henti jantung. Karena AED bersifat portabel, maka alat ini dapat digunakan oleh masyarakat awam yang bukan petugas kesehatan. 

Bagaimana cara kerja AED?

Komputer terintegrasi yang terdapat di dalam perangkat AED dapat mendeteksi ritme jantung korban melalui elektroda yang ditempelkan pada tubuh korban. 

Komputer akan menghitung apakah defibrilasi diperlukan. Jika ya, suara yang direkam meminta penyelamat untuk menekan tombol kejut pada AED. 

Kejutan ini akan mengejutkan jantung dan menghentikan semua aktivitas jantung dan memulai kembali aktivitas jantung secara normal. Perangkat AED hanya digunakan untuk kasus fibrilasi ventrikel atau kondisi yang mengancam jiwa lainnya yang disebut pulseless ventricular tachycardia.

Siapa yang bisa menggunakan AED?

Personil non-medis seperti polisi, petugas pemadam kebakaran, pramugari, penjaga keamanan dan penyelamat awam lainnya yang telah dilatih dalam Resusitasi Jantung Paru dapat menggunakan AED. 

Sebagian besar perangkat AED yang dimaksudkan untuk digunakan oleh masyarakat umum menggunakan permintaan suara yang dapat didengar untuk memandu pengguna dalam melakukan penyelamatan.

Apakah AED aman digunakan?

AED aman digunakan oleh siapa saja. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa 90 persen penggunaan AED mampu mendeteksi ritme yang harus didefibrilasi. 

Data ini menunjukkan bahwa AED sangat efektif dalam mendeteksi kapan (atau kapan tidak) memberikan kejutan.

Di mana perangkat AED seharusnya ditempatkan?

Semua kendaraan respon pertama, termasuk ambulans, kendaraan penegakan hukum dan banyak pemadam kebakaran harus memiliki AED. 

AED juga harus ditempatkan di area publik seperti tempat olahraga, pusat perbelanjaan, bandara, pesawat terbang, bisnis, pusat konvensi, hotel, sekolah, dan kantor dokter. 

Perangkat AED juga harus berada di tempat umum atau pribadi di mana banyak orang berkumpul atau di mana orang-orang yang berisiko tinggi untuk mengalami serangan jantung tinggal. 

Sebelum Menggunakan AED

Penanganan henti jantung menggunakan AED hanya dapat digunakan untuk orang dewasa atau anak berusia 8 tahun atau lebih besar dengan berat badan 20 kg atau lebih.

Setelah memeriksa tempat kejadian dan memastikan bahwa orang tersebut membutuhkan bantuan, Anda harus meminta bantuan orang lain untuk meminta bantuan, langkah selanjutnya yang dapat Anda lakukan meliputi :

  1. Hidupkan AED dan ikuti petunjuk visual dan / atau audio.
  2. Buka baju orang tersebut dan upayakan dadanya bersih dan kering. Jika orang tersebut menggunakan obat-obatan dalam bentuk patch, Anda harus melepasnya sebelum membersihkan dada orang tersebut.
  3. Pasang bantalan AED, dan tancapkan konektornya (jika perlu).
  4. Memastikan tidak ada orang, termasuk Anda, yang menyentuh orang itu. 
  5. Tekan tombol "analisis" (jika perlu) dan biarkan AED menganalisis ritme jantung seseorang.
  6. Jika AED merekomendasikan agar Anda memberikan kejutan kepada orang tersebut, pastikan tidak ada orang, termasuk Anda, yang menyentuh orang tersebut - dan beri tahu semua orang untuk "minggir." Setelah bersih, tekan tombol "shock".
  7. Mulailah Resusitasi Jantung Paru (RJP) setelah memberikan kejutan. Atau, jika tidak ada kejutan yang disarankan, mulailah RJP segera. Lakukan 2 menit (sekitar 5 siklus) RJP dan terus ikuti petunjuk AED. Jika Anda melihat adanya tanda-tanda kehidupan yang jelas, hentikan RJP dan pantau pernapasan untuk setiap perubahan kondisi.

1 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app