Mengatasi Atrofi atau Kondisi Lemah Otot Setelah Stroke

Dipublish tanggal: Mei 27, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Mengatasi Atrofi atau Kondisi Lemah Otot Setelah Stroke

Stroke merupakan salah satu penyakit yang sering ditemui di masa kini. Stroke sendiri dibedakan menjadi dua jenis utama yaitu stroke iskemik dan hemoragik. 

Keduanya hampir memiliki kemiripan yang sama-sama merupakan kelainan pada pembuluh darah di otak. Pada topik ini kita akan membahas stroke yang merupakan suatu kelainan pembuluh darah di otak yang pecah sehingga menganggu aliran darah ke otak serta gangguan sistem saraf dan dikaitkan dengan atrofi otot.

Iklan dari HonestDocs
Fisioterapi Pasca Stroke 5 Kali Visit di NK Health

Untuk Pemulihan Pasien, pasca pemulihan dari rawat inap stroke. Latihan termasuk Anamnesa dan Tes Khusus, dengan terapi Bobath Method, Breathing Exercise, PNF (Procioceptive Neuromuscular Stabilization), Modality dan Exercise Therapy. Paket in untuk single visit (5x) dan tidak termasuk konsultasi dokter & Pemeriksaan Penunjang ( Rontgen, MRI, CT-Scan).

Apa Itu Atrofi Otot?

Atrofi otot adalah kerusakan jaringan otot karena penggunaan jangka panjang yang minimal. Dengan kata lain, otot mulai terbuang jika tidak dilakukan secara konsisten. 

Misalnya, jika seseorang patah kaki dan memakai gips selama berminggu-minggu, mereka akan melihat perbedaan signifikan dalam massa otot kaki yang terluka ketika gips dilepas. Stroke hanyalah salah satu dari beberapa faktor pencetus atrofi otot.

Apa yang menyebabkan atrofi otot pada stroke?

Atrofi otot pada stroke diakibatkaa adanya gangguan saarf pada otot yang terkena baik ada tangan atau kaki. Atrofi neurogenik adalah jenis atrofi otot yang paling parah. Bisa dari cedera, atau penyakit saraf seperti stroke yang melibatkan rusaknya persarafan yang terhubung ke otot. 

Atrofi otot jenis ini cenderung terjadi lebih tiba-tiba daripada atrofi fisiologis. Apabila kondisi atrofi terjadi setelah stroke, ini biasa diakibatkan dengan kurangya aktivitas dari anggota gerak penderita stroke. Sulitnya melakukan mobilitas sehar-hari cenderung menurunkan masaa otot karena tidak adanya kontraksi yang dapat memompa massa otot.

Otot yang sekian lama sama sekali tidak digunakan akan perlahan menyusut dan mengecil hingga tidak ada lagi tenaga untuk menggerakan atau menahan beban berat pada anggota gerak tubuh. Kondisi juga diperberat pada pasien tua dengan stroke dimana aktivitas sehari-hari yang sudah menurun ditambah dengan penyembuhan paska stroke sebagai terapi obat. Ini menimbulkan penurunan massa otot yang lebih berat daripada pasien stroke yang usianya jauh lebih muda.

Bagaimana cara mengatasi atrofi otot pada pasien setelah stroke?

Bergerak
Cara terbaik untuk menjaga otot Anda agar tidak hilang adalah dengan bergerak. Pergerakan anggota tubuh  tentu dapat memberikan kontraksi otot walaupun tidak harus dengan mengangkat beban berat.

Iklan dari HonestDocs
Fisioterapi Sakit Pinggang 5 Kali Visit Di NK Health

Dengan fisioterapis dapat membantu mengurangi kekakuan otot sekitar pinggang dan menambah kekuatan otot core muscle dengan core strengthening exercise, stretching dan exercise lainnya. Paket in untuk single visit (5x) dan tidak termasuk konsultasi dokter & Pemeriksaan Penunjang ( Rontgen, MRI, CT-Scan).

Bagi mereka yang pulih dari stroke atau penyakit melemahkan lainnya, olahraga mungkin tampak seperti perjuangan berat. Fisioterapi dan rehabilitasi medis saja tidak cukup untuk melatih kembali kekuatan otot paska stroke yang menimbukan ketidakaktifan yang berkepanjangan berkontribusi besar terhadap atrofi otot sehingga dengan bergerak bagaimanapun juga gerakan sekecil apa pun dapat membuat perbedaan besar.

Terapi Rehabilitasi
Sebagian besar penderita stroke mungkin merasa sulit untuk memotivasi diri mereka untuk bergerak  sehingga program terapi atau rehabilitasi dapat sangat membantu dalam mengejar pemulihan yang cepat. Ahli kesehatan terapi dapat membuat jadwal latihan rutinitas yang dipersonalisasi untuk memberikan Anda konsistensi sambil menawarkan penguatan positif.

Terus Melatih
Latihan aktif adalah latihan yang membutuhkan pengerahan otot atau gerakan tubuh dan diperlukan untuk rehabilitasi stroke, terutama jika atrofi otot menjadi perhatian. Pemberian alat bantu pada lengan atau bahu dapat membantu melatih kontraksi otot lengan yang terkena stroke sehingga memungkinkan interaksi saraf dapat berpengaruh. Selain peningkatan kebugaran fisik dari rejimen olahraga teratur, ada alasan ilmiah untuk percaya penderita stroke yang berolahraga menikmati manfaat kognitif dan psikologis juga.

Latihan di dalam air
Latihan yang disarankan seperti latihan di dalam air untuk membantu membuat gerakan lebih mudah. Terapis fisik juga dapat mengajarkan Anda cara yang benar untuk berolahraga. Seorang ahli terapi fisik dapat menggerakkan tangan dan kaki Anda jika Anda kesulitan bergerak.

Perbaikan Nutrisi
Tubuh membutuhkan sejumlah nutrisi dan vitamin tertentu agar berfungsi dengan baik  Ini terutama berlaku untuk kesehatan otot Anda. Tubuh yang kekurangan makanan kaya nutrisi  seperti sayuran, buah-buahan, dan protein esensial dapat dengan cepat menjadi atrofi otot.

Selain itu, mereka yang mengalami kesulitan mengunyah dan menelan makanan, sehingga berisiko lebih tinggi mengalami atrofi otot. Jika makan itu menyakitkan, kemungkinan seseorang akan secara alami membatasi jumlah dan variasi makanan yang mereka makan. Ini berarti lebih sedikit nutrisi dan, jika dikombinasikan dengan tidak digunakan, akan mempercepat atrofi otot.

4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Muscle atrophy: Causes, symptoms, and treatments. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/325316)
Factors That Influence Muscle Weakness Following Stroke and Their Clinical Implications: A Critical Review. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3484914/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app