Mata Silinder (Astigmatisma): Gejala Hingga Pengobatan

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit
Mata Silinder (Astigmatisma): Gejala Hingga Pengobatan

Dalam kehidupan kita saat ini, banyak dijumpai orang-orang yang memiliki masalah penglihatan, mulai dari mata minus, plus, hingga mata silinder. Semuanya menyebabkan penglihatan menjadi kabur atau buram sehingga sangat mengganggu kegiatan atau akifitas sehari-hari. Pada kesempatan ini kami mengajak Anda untuk berkenalan dengan mata silinder atau bahasa medisnya disebut dengan astigatisma.

Apa itu mata silinder?

Astigamatisma atau mata silinder adalah masalah penglihatan umum yang disebabkan oleh kesalahan atau kelainan bentuk kornea. Pada mata silinder, lensa mata atau kornea mata yang merupakan permukaan depan mata, memiliki kurva tidak teratur. Hal ini dapat mengubah lewatnya cahaya, atau pembiasan yang berdampak pada fokus tidaknya cahaya pada retina. Astigmat menyebabkan penglihatan kabur, atau penglihatan terdistorsi. Hal ini mirip dengan kasus rabun jauh (mata minus) dan rabun dekat (mata plus) yang sama-sama diakibatkan oleh masalah pembiasan cahaya ke retina.

Ada dua jenis utama mata silinder, yaitu korneal dan lenticular. Pada mata silinder korneal terjadi ketika kornea mengalami kecacatan. Sedangkan pada mata silinder lenticular terjadi ketika lensa mengalami kecacatan.

Apa Penyebab Mata Silinder?

Sayangnya masih belum diketahui dengan pasti apa penyebab mata silinder, tetapi telah diketahui bahwa genetika merupakan faktor besar yang mempengaruhi. Karena astigmatisma sering hadir pada saat lahir, tetapi dapat berkembang di kemudian hari. Astigmat juga dapat terjadi sebagai akibat dari cedera mata atau setelah operasi mata. Seperti banyak diketahui juga bahwa, maka silinder sering terjadi bersamaan dengan rabun jauh atau rabun dekat.

Mata silinder dapat terjadi pada anak-anak dan orang dewasa, resiko terkena mata silinder mungkin lebih tinggi jika Anda memiliki salah satu dari faktor-faktor resiko berikut:

  • Riwayat keluarga memiliki mata silinder atau gangguan mata lainnya, seperti degenerasi kornea disebut keratoconus
  • Adanya jaringan parut atau penipisan kornea
  • Memiliki rabun jauh yang berlebihan, pandangan kabur saat melihat dari kejauhan
  • Rabun dekat yang berlebihan, pandangan kabur saat melihat dari dekat
  • Riwayat operasi mata, seperti operasi katarak (operasi pengangkatan lensa berkabut)

Baca lebih lanjut mengenai Penyebab Mata Silinder

Apa Gejala Astigmatisma?

Gejala mata silinder mungkin berbeda pada setiap orang. Bahkan beberapa orang tidak memiliki gejala sama sekali. Gejala umum astigmatisma meliputi:

  • Penglhaan kabur, terdistorsi atau penglihatan seolah berbayang, atau penglihatan tidak jelas di semua jarak (dekat dan jauh)
  • kesulitan melihat di malam hari
  • ketegangan mata
  • menyipitkan mata
  • iritasi mata
  • Sakit kepala

penglihatan mata normal dan mata silinder

Seorang dokter mata akan dapat mendiagnosis astigmatisma melalui pemeriksaan mata yang komprehensif. Ada beberapa tes yang dokter digunakan selama pemeriksaan mata Anda untuk mendiagnosis mata silinder.

  • Uji Tajam Penglihatan. Dokter akan meminta Anda untuk membaca huruf dari pada jarak tertentu untuk menentukan seberapa baik Anda dapat melihat huruf.
  • Uji Refraksi. Sebuah tes refraksi yang menggunakan mesin refraktor optik. Mesin ini memiliki beberapa lensa kaca korektif dari kekuatan yang berbeda. Dokter akan meminta Anda untuk membaca grafik sambil melihat melalui lensa dengan kekuatan yang berbeda pada refraktor optik. Dengan demikian dokter dapat menemukan lensa mana yang tepat untuk mengoreksi penglihatan Anda.
  • Keratometry. Keratometry adalah sebuah prosedur untuk mengukur kelengkungan kornea menggunakan alat keratometer.

Bagaimana Mengobati Mata Silinder?

Pada kasus ringan, astigmatisma mungkin tidak memerlukan pengobatan. Dokter hanya akan mengobati astigmatisme yang menyebabkan masalah penglihatan dengan menggunakan salah satu metode berikut.

  • Lensa korektif

Kacamata korektif dan lensa kontak yang diresepkan oleh dokter adalah perawatan yang paling umum dan paling aman untuk mengobati mata silinder.

  • Orthokeratology (Ortho-K)

Orthokeratology (Ortho-K) adalah pengobatan yang menggunakan lensa kontak kaku untuk sementara yang berujuan memperbaiki kelengkungan kornea yang tidak teratur. Lensa kontak kaku ini hanya digunakan pada jangka waktu terbatas, mungkin hanya memakainya saat tidur dan kemudian melepasnya di siang hari. Beberapa orang mengalami perbaikan penglihatan yang nyata selama tanpa lensa korektif ketika menjalani Ortho-K. Manfaat Ortho-K hanya bisa diperoleh ketika menggunakannya. Penglihaan akan kembali ke keadaan sebelumnya setelah berhenti menggunakan Ortho-K.

  • Operasi

Dokter mungkin merekomendasikan operasi bias jika Anda memiliki mata silinder yang parah. Operasi ini menggunakan laser atau pisau kecil yang bertujuan membentuk kembali kornea Anda. Cara ini secara permanen akan memperbaiki astigmatisma. Ada tiga operasi umum yang digunakan untuk mengobati mata silinder, yaitu laser in situ keratomileusis (LASIK), photorefractive keratectomy (PRK), dan keratotomi radial (RK).

Bicaralah dengan dokter manakah jenis pengobatan terbaik yang sesuai untuk mengatasi mata silinder yang Anda alami.


20 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Astigmatism. National Eye Institute. https://nei.nih.gov/healthyeyes/astigmatism.
Opticians, dispensing. U.S. Department of Labor. http://www.bls.gov/ooh/healthcare/print/opticians-dispensing.htm.
Frequency of ocular examinations — 2015. American Academy of Ophthalmology. http://one.aao.org/clinical-statement/frequency-of-ocular-examinations--november-2009.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app