Luka Gatal Mau Sembuh

Ketika sesuatu menciderai kulit Anda, ujung saraf tubuh Anda bisa rusak juga. Ujung saraf bisa menjadi sangat sensitif dan dapat menyebabkan rasa gatal saat akan mulai sembuh.
Dipublish tanggal: Jul 18, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jul 24, 2019 Waktu baca: 3 menit

Luka muncul dalam berbagai bentuk dan ukuran, tetapi semuanya memiliki satu hal yang sama: rasa gatal.

Luka baru biasanya paling membuat gatal, begitu pula dengan luka lama, terutama jika Anda mengalami perubahan warna kulit seperti kehilangan berat badan. Tipe luka antara lain:

  • Stretch marks
  • Keloid
  • Luka atropik
  • Kontraktur

Luka yang gatal tidak harus membuat Anda terus terbangun pada malam hari atau fidget saat Anda bekerja. Bacalah informasi lebih lanjut mengenai bagaimana cara untuk menangani rasa gatal pada luka.

Penyebab

Terbentuknya bekas luka pada tubuh merupakan respons alami tubuh terhadap cidera pada kulit yang mencapai dermis, lapisan kulit yang terletak di bawah lapisan kulit terluar Anda. Cidera memicu tubuh untuk membentuk kolagen, protein kulit. 

Serat kolagen secara alami tebal dan kurang fleksibel daripada kulit di sekitarnya.

Berikut adalah beberapa alasan kenapa bekas luka menjadi gatal:

1. Luka masih baru

Ketika sesuatu menciderai kulit Anda, ujung saraf tubuh Anda bisa rusak juga. Ujung saraf bisa menjadi sangat sensitif dan dapat menyebabkan rasa gatal saat akan mulai sembuh.

Bekas luka baru terbentuk karena beberapa alasan:

    • Karena bekas jerawat
    • Tergores atau tersayat
    • Kulit yang meregang secara berlebihan yang menyebabkan munculnya stretch mark
    • Operasi

Bekas luka lama

Bekas luka lama yang dimaksudkan adalah bekas luka yang sudah 2 tahun lamanya, dan bisa terasa gatal karena beberapa alasan.

Terkadang, luka bisa membuat kulit terasa sangat kaku. Hal ini biasanya terjadi pada kasus jika bekas luka akibat kulit yang terbakar. Kulit yang kaku dan meregang biasanya lebih gatal.

Selain itu, jika Anda tiba-tiba merasakan perubahan berat badan atau kulit, luka bisa menjadi lebih gatal. Hal ini akan sama benar jika Anda mengalami kulit kering.

Setelah operasi

Bekas luka operasi biasanya lebih dalam daripada cidera kulit rata-rata. Ketika kulit mulai sembuh, biasanya kulit akan terasa gatal.

Pengobatan

Pengobatan untuk bekas luka biasanya bergantung pada tipe luka yang Anda miliki. Contohnya, dokter biasanya tidak merekomendasikan operasi untuk memperbaiki luka yang kecil. Tetapi, dokter bisa menyarankan operasi untuk luka yang lebar dan hipertropik yang muncul ke permukaan kulit. 

Dokter Anda juga akan merekomendasikan pengobatan noninvasif dan invasif.

1. Pengobatan Noninvasif

Dokter biasanya akan merekomendasikan pengobatan noninvasif terlebih dahulu untuk mengurangi rasa gatal dan penampakan bekas luka. Contoh tipe pengobatan ini antara lain:

  • Pengaplikasian krim atau minyak yang melembabkan. Contohnya adalah cocoa butter atau coconut oil.
  • Penggunaan perban yang terbuat dari silikon. Tipe perban ini tersedia di banyak toko obat dan bisa diaplikasikan sebagai adesif atau diletakkan di atas daerah yang terluka.
  • Menggunakan salep yang berbahan dasar bawang. Salep seperti Maderma dapat membantu mengurangi kenampakan bekas luka.
  • Mengaplikasikan perban kompresi spesial. Tipe perban ini tersedia di toko obat resep dan dokter. Perban ini memberi kompresi yang konstan unutk mencegah luka untuk mengeras.
  • Tisu pemijat luka. Tisu ini membantu memperlembut dan memipihkan luka.

Selain metode di atas, merupakan ide yang bagus untuk mengaplikasikan tabir surya pada daerah yang terluka. Hal ini membantu untuk mencegah luka terhiperpigmentasi atau menggelap daripada kulit di sekitarnya.

2. Pengobatan invasif

Jika luka tidak merespons terhadap pengobatan di rumah dan menyebabkan rasa tidak nyaman yang signifikan atau penampilan yang tidak diinginkan, dokter akan merekomendasikan pengobatan invasif. Hal ini antara lain:

  • Suntikan kortikosteroid intralesional. Dokter akan menyuntikkan kortikosteroid ke dalam luka, yang berguna untuk mengurangi inflamasi
  • Pemotongan dengan operasi. Dokter hanya akan merekomendasikan pengangkatan melalui operasi jika dokter percaya bahwa dokter bisa mengurangi kenampakan luka tanpa membuatnya semakin parah.
  • Terapi laser. Dokter akan menggunakan laser untuk membakar atau merusak lapisan kulit di bawah kulit untuk mempercepat kesembuhan.
  • Cyrosurgery. Pendekatan ini melibatkan penggunaan zat kimia yang membekukan jaringan luka. Cyrosurgery menghancurkan jaringan dan mengurangi kenampakannya. Setelah cyrosurgery, dokter akan melakukan injeksi steroid dan obat lain, seperti 5-fluorouracil (5-FU) cream atau bleomycin.
  • Terapi radiasi. Pada beberapa kasus, dokter akan merekomendasikan terapi radiasi untuk keloid atau luka yang membesar. 

26 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Richardson C, et al. (2014). Treatment for wound pruritus following burns. DOI: (https://doi.org/10.12968/jowc.2014.23.5.227)
Patel T, et al. (2010). Therapy of pruritus. DOI: (https://doi.org/10.1517/14656566.2010.484420)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app