Kenali Sejak Dini Gejala Chlamydia dan Pengobatannya

Penderita penyakit ini dapat mengalami gangguan kesehatan yang serius. Untuk mencegah penularan penyakit ini, berikut ini adalah hal-hal mengenai penyakit Chlamydia yang perlu anda ketahui.
Dipublish tanggal: Jun 21, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Sep 4, 2019 Waktu baca: 2 menit
Kenali Sejak Dini Gejala Chlamydia dan Pengobatannya

Salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang ditularkan melalui hubungan seksual adalah Chlamydia. Penyakit ini dapat menjangkiti semua orang tanpa memandang usia dan gender. Hanya saja kebanyakan pengidap penyakit ini adalah wanita muda yang sudah aktif secara seksual. 

Penderita penyakit ini dapat mengalami gangguan kesehatan yang serius. Untuk mencegah penularan penyakit ini, berikut ini adalah hal-hal mengenai penyakit Chlamydia yang perlu anda ketahui.

Gejala penyakit chlamydia

Gejala penyakit Chlamydia baru akan dirasakan setelah satu hingga tiga minggu berhubungan seksual dengan penderita. Meskipun begitu, gejala awal biasanya tidak terlalu kentara sehingga kerap diabaikan oleh penderita. 

Gejala yang umum terjadi dirasakan oleh penderita adalah rasa sakit ketika buang air kecil. Hanya saja, gejala ini umumnya berbeda antara wanita dan pria.

Gejala Chlamydia juga dapat mempengaruhi mata jika cairan dari kelamin terciprat ke dalam mata. Akibatnya mata akan merasakan bengkak, iritasi dan mengeluarkan cairan terus menerus atau yang biasa disebut konjungtivitis.

Sementara untuk wanita, umumnya hanya 30 persennya saja yang mengalami gejala. Gejala umumnya berupa pendarahan saat maupun setelah selesai berhubungan intim. Selain itu, dapat pula berupa keluarnya cairan yang tidak normal dari vagina. 

Sementara penderita pria hanya 50 persen saja yang merasakan gejala. Gejala yang dialami umumnya rasa terbakar dan gatal ketika buang air kecil, rasa sakit di testikel, keluarnya cairan putih kental pada ujung penis.

Ketahui penyebab penyakit chlamydia

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri jenis Chlamydia trachomatis. Penularannya dapat melalui seks vaginal, oral, anal maupun dari peralatan seks yang tidak dicuci sampai bersih ketika digunakan. Risiko penularan penyakit ini semakin tinggi ketika anda berganti-ganti pasangan dan melakukan seks tidak aman. 

Oleh karena itu anda sebaiknya setia pada satu pasangan yang sah untuk mencegah tertularnya penyakit ini.

Beberapa faktor berikut meningkatkan risiko penularan Chlamydia:

  • Bergonta-ganti pasangan yang tidak sah, misalnya dengan pekerja seks komersial
  • Tidak menggunakan kondom ketika berhubungan intim
  • Sebelumnya memiliki riwayat PMS
  • Sebelum berusia 18 tahun telah aktif secara seksual

Selain dari keempat faktor di atas, anda sebenarnya tidak perlu khawatir untuk berinteraksi dengan penderita melalui aktivitas di bawah ini:

  • Berbagi handuk dengan penderita Chlamydia
  • Berpelukan
  • Berenang di kolam renang yang sama dengan penderita
  • Berbagi kamar mandi yang sama
  • Berciuman
  • Menggunakan toilet duduk yang sama
  • Berbagi peralatan makan yang sama dengan penderita

Aktivitas di atas tidak menyebabkan penularan Chlamydia, sehingga Anda tidak perlu khawatir. Namun, salah satu faktor penularan yang lain dari Chlamydia adalah dari ibu ke janin. 

Janin memiliki risiko tertular penyakit Chlamydia dengan ciri-ciri mata bayi bengkak dan memproduksi cairan atau kerap disebut konjungtivitis.

Mengobati chlamydia

Karena ditularkan melalui bakteri, maka dokter akan mengobati pasien Chlamydia dengan meresepkan beberapa obat antibiotik. Pengobatan ini akan diberikan bagi mereka yang telah positif menderita Chlamydia. 

Selain orang yang telah positif, Anda juga akan diberikan pengobatan jika telah terbukti berhubungan seksual dengan orang yang menderita Chlamydia dalam dua bulan terakhir.

Beberapa obat antibiotik yang akan diberikan oleh dokter kepada orang untuk mengobati Chlamydia adalah:

Pengobatan ini akan diberikan secara intens selama satu hingga dua minggu. Pengobatan akan dilanjutkan apabila infeksi belum kunjung mereda. Selama pengobatan ini diberikan, Anda tidak diperbolehkan untuk melakukan hubungan seksual dengan pasangan.


19 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Chlamydia: CDC fact sheet (detailed). Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/std/chlamydia/stdfact-chlamydia-detailed.htm.
Cohen J, et al., eds. Chlamydia trachomatis infection. In: Infectious Diseases. 4th ed. Elsevier; 2017. https://www.clinicalkey.com.
WHO guidelines for the treatment of Chlamydia trachomatis. World Health Organization. https://www.who.int/reproductivehealth/publications/rtis/chlamydia-treatment-guidelines/en/.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app