HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Kelainan Melamun Berlebihan - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mei 8, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Kelainan melamun berlebihan atau yang dikenal dengan maladaptive daydreaming disorder  (MDD) adalah suatu kondisi kejiwaan yang diidentifikasi oleh Profesor Eliezer Somer dari University of Haifa di Israel.

Kondisi ini ditandai dengan seseorang yang sangat sering melamun, hingga mengganggu kehidupan nyata mereka. Sering kali seseorang yang sedang mengalami MDD tidak dapat membedakan mana hal yang nyata dan yang tidak. Kondisi ini dipicu oleh beberapa hal seperti:

  • topik pembicaraan
  • rangsangan sensorik seperti suara atau bau
  • Mengalami suatu kejadian

Gangguan ini bukan bagian dari the new edition of the Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-V). Sehingga belum ada panduan tatalaksana yang pasti untuk mengatasi kondisi ini. Tetapi beberapa ahli mengatakan bahwa kondisi ini adalah gangguan kejiwaan yang dapat memiliki efek nyata pada kehidupan sehari-hari seseorang.

Apa Penyebab Seseorang Mengalami Kelainan Melamun Berlebihan?

Hingga saat ini, para ahli masih tidak yakin apa yang menyebabkan seseorang mengalami kelainan melamun berlebihan. Gejala pada orang yang mengalami MDD dapat muncul kapan saja. Namun ada pemicu dan faktor tertentu yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami MDD. 

Sebagai contoh, beberapa orang dapat memulai melamun saat sedang sendirian, bosan atau sedang mendengarkan lagu. Sedangkan kasus lainnya dilaporkan bahwa MDD lebih cenderung terjadi pada orang yang memiliki riwayat trauma atau pelecehan, di mana mereka dapat melamun untuk melarikan diri dari kehidupan nyata. 

Selain itu, gangguan melamun berlebihan juga lebih cenderung terjadi pada orang-orang yang memiliki riwayat keluarga dengan gangguan kesehatan mental, seperti OCD.

Gejala Kelainan Melamun Berlebihan

Seseorang yang diduga memiliki lamunan maladaptif mungkin memiliki gejala-gejala seperti di bawah ini:

  • lamunan yang sangat jelas dengan karakter mereka sendiri, pengaturan, plot, dan detail lainnya, seperti fitur cerita.
  • lamunan yang dipicu oleh peristiwa kehidupan nyata
  • kesulitan menyelesaikan tugas sehari-hari
  • sulit tidur di malam hari
  • keinginan luar biasa untuk terus melamun
  • melakukan gerakan berulang sambil melamun
  • membuat ekspresi wajah sambil melamun
  • berbisik dan berbicara sambil melamun
  • melamun untuk waktu yang lama (beberapa menit hingga berjam-jam)

Gangguan kelainan melamun berlebihan dapat muncul bersamaan dengan gangguan kejiwaan lain. Beberapa orang yang mengalami kelainan melamun berlebihan juga mungkin mengalami kondisi gangguan kejiwaan seperti :

Belum dipahami bagaimana gangguan ini terkait dengan melamun maladaptif.

Apakah Kelainan Melamun Berlebihan Dapat Dicegah?

Karena penyebab utama terjadinya gangguan ini belum dapat diidentifikasi secara pasti, hingga saat ini belum ada metode pencegahan yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya kondisi ini. Namun untuk mengurangi risiko munculnya gejala Anda dapat melakukan beberapa hal seperti :

  • Bicarakan masalah yang Anda miliki dengan orang-orang terdekat
  • Kenali apa yang menjadi pemicu munculnya gejala
  • Belajar teknik relaksasi dengan meditasi atau melakukan yoga
  • Ubah pola pikir Anda dengan mengubah mimpi menjadi motivasi, bukan hanya lamunan semata.
  • Berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial untuk mengurangi waktu dimana Anda sendirian dan mulai melamun.

Bagaimana Kelainan Melamun Berlebihan Ditangani?

Diagnosa

Tidak ada metode universal yang dapat digunakan untuk mendiagnosis gangguan ini. Somer mengembangkan Maladaptive Daydreaming Scale (MDS). Skala ini dapat membantu menentukan apakah seseorang mengalami kelainan melamun berlebihan.

MDS terdiri dari skala dengan 14 bagian. Skala ini menilai lima karakteristik dari kelainan melamun berlebihan yang berisi :

  • isi dan kualitas (detail) dari mimpi
  • kemampuan seseorang untuk mengendalikan mimpi dan paksaan untuk bermimpi
  • apakah lamunan mengganggu fungsi dan aktivitas sehari-hari
  • manfaat yang dirasakan seseorang dari melamun
  • masalah yang ditimbulkan dari kebiasaan melamun berlebihan

Beberapa orang juga menilai seberapa sering mereka mengalami gejala gangguan melamun maladaptif.

Melamun maladaptif sering didiagnosis sebagai skizofrenia, yang merupakan jenis kondisi kejiwaan psikosis. Karena layaknya orang dengan skizofrenia, orang yang mengalami gangguan melamun berlebihan tidak dapat membedakan kenyataan dengan fantasi. 

Tapi Somer mengatakan kelainan melamun berlebihan bukan merupakan gangguan psikosis karena orang dengan kelainan melamun berlebihan mengakui bahwa lamunan mereka tidak nyata.

Pengobatan

Hingga saat ini, belum ada panduan pengobatan resmi yang dapat digunakan untuk mengatasi kelainan melamun berlebihan. 

Selain beberapa metode pencegahan seperti yang dijelaskan di atas, untuk mengatasi gejala yang muncul pada kelainan melamun berlebihan, para peneliti menemukan obat yang digunakan untuk obsessive compulsive disorder (OCD) seperti fluvoxamine efektif dalam membantu mengendalikan gejala.


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Timothy J. Legg, Ph.D., CRNP, Maladaptive Daydreaming (https://www.medicalnewstoday.com/articles/319400.php), 14 September 2017.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Saya mudah melamun setiap waktu
Pertanyaan ini telah dijawab oleh seorang ahli medis
Buka di app