KB Spiral Bisa Lepas Sendiri? Ini 6 Penyebabnya

Dipublish tanggal: Jun 24, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
KB Spiral Bisa Lepas Sendiri? Ini 6 Penyebabnya

Anda pasti sudah familiar dengan istilah KB spiral atau IUD (Intrauterine Device). Metode KB ini sangat dikenal karena banyak yang menerapkannya. Anda harus berhati-hati tentunya ketika memilih metode ini. 

Mengapa? Kasus alat kontrasepsi yang menyerupai huruf T ini lepas dengan sendirinya. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Inilah beberapa penyebab yang perlu diketahui.

Pemasangan Kurang Sempurna

Salah satu faktor paling umum yang menyebabkan spiral lepas dengan sendirinya adalah pemasangan yang kurang sempurna. Terjadinya risiko kehamilan saat memakai alat kontrasepsi spiral ini bisa terjadi jika Anda tidak menyadari bahwa sebenarnya spiral telah terlepas. 

Posisi pemasangan yang kurang sempurna ini disebabkan ahli medis yang kurang profesional.

Bisa jadi juga Anda terlampau tegang ketika dokter melakukan pemasangan spiral, sehingga letak spiral tidak berada tepat pada posisi yang seharusnya. Akibatnya, kemungkinan spiral terlepas bisa lebih besar.

Faktor Perforasi Rahim

Tidak hanya faktor tidak tepatnya pemasangan spiral, perforasi rahim juga besar pengaruhnya. Terlepasnya spiral ini bisa dan lebih mungkin terjadi kepada wanita yang menderita gejala kista pada rahim dan sudah lama tidak disadari.

Perforasi rahim menyebabkan rahim mendorong spiral dan membuatnya bergeser dari posisinya semula. Jika hal tersebut terus terjadi, maka spiral bisa terlepas. Akibatnya, Anda bisa mengalami kehamilan jika tidak menyadari lepasnya spiral tersebut.

Usia Pemasangan

Program KB memang dipilih untuk berbagai alasan, di antaranya adalah untuk menunda kehamilan, memberi jeda kelahiran pada buah hatinya, ataupun sudah tidak ingin punya anak lagi. 

Berbagai tujuan tersebut banyak disukseskan melalui program KB spiral yang salah satu risikonya adalah alat kontrasepsinya bisa lepas sendiri. Salah satu faktornya adalah usia pemasangan.

Banyak pasangan muda yang menunda kehamilan justru mengalami risiko terlepasnya spiral tersebut. Risiko lepasnya spiral memang lebih besar untuk wanita muda di bawah 20 tahun dan wanita yang belum pernah hamil sama sekali.

Hal tersebut terjadi karena pengaruh organ reproduksi, terutama karena rahim mendorong spiral secara alami. Untuk itu, alangkah baiknya lakukan KB secara alami jika hanya ingin menunda kehamilan.

Siklus Menstruasi Tidak Normal

Tidak normalnya siklus menstruasi juga berpotensi besar menjadi penyebab lepasnya spiral dari dalam rahim. Jika terjadi kontraksi rahim yang sangat berat saat menstruasi, maka terjadi gesekan atau dorongan yang menyebabkan spiral terlepas begitu saja. 

Pelepasan secara alami ini sangat berisiko mengakibatkan kehamilan jika tidak disadari sampai masa subur wanita kembali.

Kelainan Ukuran Rahim

Rahim setiap wanita tentu saja berbeda-beda ukurannya. Banyak kasus ketika para wanita memilih program KB IUD ini, namun ternyata mereka tidak mengetahui bahwa ukuran rahimnya tidak normal. 

Bentuk serta ukuran rahim yang ternyata tidak normal ini secara otomatis akan mendesak spiral dan akhirnya terlepas. Hal ini terjadi karena rahim mempertahankan bentuk dan ukurannya.

Putusnya Benang Spiral

Faktor berikutnya yang menyebabkan spiral terlepas sendiri adalah putusnya benang spiral. Alat kontrasepsi spiral yang berbentuk menyerupai huruf T ini juga dilengkapi dengan benang. Karena suatu hal, benang pengikat tersebut bisa saja terlepas. Itu semua menyebabkan spiral lepas begitu saja.

Berbagai penyebab tersebut masuk akal. Anda harus melakukan pemasangan spiral di ahli medis yang terpercaya agar kemungkinan lepasnya spiral bisa dihindari. 

Akan tetapi, jika Anda sudah merasa IUD sudah terlanjur lepas, maka segera lakukan pemeriksaan fisik. Dokter akan melakukan USG hingga X-ray untuk memeriksa posisi spiral.


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
The intrauterine device (IUD). (n.d.). (http://www.pamf.org/teen/sex/birthcontrol/iud.html)
Ono S, et al. (2017). Restrosepctive cohort study of the risk factors for secondary infertility following hysteroscopic metroplasty of the uterine septum in women with recurrent pregnancy loss. DOI: (https://doi.org/10.1002/rmb2.12072)
Mayo Clinic Staff. (2018). ParaGard (copper IUD). (https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/paragard/about/pac-20391270)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app