Gusi Belakang Bengkak? Ini Yang Harus Anda Lakukan

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 2 menit
Gusi Belakang Bengkak? Ini Yang Harus Anda Lakukan

Pembengkakan gusi bisa terjadi di mana saja, termasuk gusi belakang tempat dimana gigi bungsu tumbuhGigi bungsu adalah geraham ketiga yang terletak paling jauh dari bibir. Disebut gigi bungsu karena memang gigi ini tumbuh paling akhir saat seseorang berusia antara 17 - 25 tahun.

Gusi belakang bengkak bisa terjadi ketika gigi bungsu akan tumbuh atau  erupsi, terutama bagi Anda yang berada di rentang usia di atas. Namun bagi yang sudah memiliki gigi bungsu, bengkak di gusi belakang bisa jadi akibat masalah gigi yang impaksi, berlubang, infeksi, radang gusi, dan lain-lain.

Selengkapnya ketahui penyebab, gejala, dan cara mengatasi gusi belakang bengkak di bawah ini.

Apa penyebab gusi belakang bengkak?

  1. Tumbuh gigi bungsu. Saat gigi bungsu hendak tumbuh dan 'menyembul' keluar (erupsi), gusi belakang yang hendak ditembus olehnya mengalami pembengkakan yang disertai rasa sakit, bahkan sakitnya sampai menjalar ke kepala. Tingkat sakit dan durasi pembengkakan bervariasi tiap orang, tergantung ada yang meghalangi erupsi atau tidak.
  2. Impaksi.  Terkadang  gigi bungsu yang erupsi mengalami masalah berupa impaksi. Artinya gigi yang hendak erupsi tersebut tidak memiliki cukup ruang, misalnya terhalangi dengan gigi lain, rahang yang sempit, dan sebagainya sehingga tumbuh miring, tumbuh sebagian atau bahkan gagal keluar. Hal ini akan menimbulkan masalah berupa infeksi berulang, pembengkakan, kista, bahkan beberapa kasus menyebabkan tumor.
  3. Infeksi. Gigi bungsu yang erupsi sebagian atau yang tumbuh miring memungkinkan bakteri untuk memasuki area tersebut melalui sisa-sisa makanan yang tersangkut. Akibatnya infeksi pun dapat terjadi dan disertai pembengkakan, kekakuan rahang, dan rasa sakit. Kondisi ini disebut periocoronitis, penyebab paling umum sakit dan bengkak gusi belakang.
  4. Tumor. Penyebab nyeri yang lebih serius bisa disebabkan oleh tumor atau kista yang terbentuk di sekitar gigi bungsu yang impaksi. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan tulang rahang dan gigi sehat lainnya jika tidak dirawat dengan benar.

Masalah yang dapat terjadi pada erupsi gigi bungsu, sumber: lumino.co.nz

Bagaimana cara mengatasi gusi belakang bengkak?

Jika pembengkakan disebabkan atau diperburuk oleh sepotong makanan yang tersangkut di area tersebut, maka menerapkan kebersihan gigi dan mulut yang baik adalah solusinya. Hal ini dapat dilakukan dengan rajin gosok gigi setelah makan dan sebelum tidur. Pastikan tidak ada lagi makanan yang tersangkut.

Sebagai tambahan, berkumurlah dengan air garam hangat atau antiseptik oral di pagi dan malam hari. Dengan cara ini pembengkakan akan berkurang dengan sendirinya. Simak juga: Keampuhan Air Garam untuk Menyembuhkan Gusi Bengkak

Cara lain untuk mengobati pembengkakan pada gusi belakang:

  • Terapkan kompres es atau kompres dingin langsung di sisi luar pipi yang langsung bersebelahan dengan gusi bengkak
  • Minum obat antiinflamasi nonsteroid yang dijual bebas (NSAID), seperti aspirin atau ibuprofen.
  • Hindari hal-hal yang dapat mengiritasi gusi, seperti alkohol dan tembakau.

Mengalami pembengkakan dan rasa sakit saat gigi bungsu hendak erupsi bukanlah hal yang aneh. Namun bagi yang sudah memiliki gigi bungsu, pembengkakan pada gusi belakang dianggap sebagai masalah.

Cara-cara di atas dapat diandalkan untuk kedua kondisi ini. Namun pada kasus gusi belakang yang bengkak berulang atau tak kunjung mereda, sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter gigi untuk mendapatkan solusi terbaik.


36 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Sixou JL, et al. (2003). Microbiology of mandibular third molar pericoronitis: Incidence of beta-lactamase-producing bacteria. DOI: (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12789143)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app