Ketahui Apakah Gigi Sebaiknya Dicabut atau Ditambal

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 1 menit
Ketahui Apakah Gigi Sebaiknya Dicabut atau Ditambal

Rasa nyeri dan berdenyut-denyut akibat sakit gigi memang sungguh menjengkelkan. Mencabut gigi sering dianggap sebagai solusi untuk mengenyahkan sakit pada gigi, padahal dalam kondisi tertentu gigi masih bisa diselamatkan.

Rasa sakit terus-menerus pada gigi, termasuk saat mengunyah atau peka terhadap makanan, merupakan tanda abses gigi. Bisa juga disertai demam, pembengkakan kelenjar limfa di leher, dan tubuh terasa tidak enak.

Gigi busuk biasanya disebabkan karena gigi berlubang tidak dirawat dengan baik dan benar. Karang terjadi jika sebuah gigi terinfeksi bakteri sehingga berakibat gusi membengkak dan meradang. Pembuluh darah dalam gusi membesar dan menekan saraf sehingga terasa sakit.

Untuk mengurangi rasa sakit, sebelum ke dokter gigi, berkumur dengan air garam yang dilarutkan dalam segelas air hangat bisa mengurangi rasa sakit. Terkadang pencabutan merupakan satu-satunya cara untuk mengatasi gigibusuk, tetapi dokter gigi umumnya lebih suka mempertahankan gigi dengan melakukan penambalan.

Infeksi gigi pada anak-anak juga tidak selalu harus dicabut. Tergantung pada infeksinya dan kebersihan mulutnya. Jika infeksinya sudah luas dan tidak bisa ditolong maka harus dicabut.

Pencabutan gigi pada anak bisa membuat gigi yang tumbuh berikutnya tidak rata. Hal ini bisa dicegah dengan penggunaan alat khusus untuk menjaga pergerakan gigi.

Untuk mencegah infeksi gigi, penting untuk menjaga kebersihan gigi dengan cara menyikatnya secara saksama dua kali sehari dan kontrol teratur ke dokter gigi. Infeksi gigi bisa mengganggu tumbuh kembang anak karena sebagian tenaganya dipakai untuk melawan infeksi itu. Penyerapan nutrisinya juga bisa terganggu jika giginya sakit.


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app