Gerd Dan Gasitris - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 1, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Pernahkan Anda mendengar istilah penyakit GERD (Gastro Esophageal Reflux Disease) dan Gastritis? Saat ini khususnya di Indonesia dua penyakit ini menjadi penyakit pada saluran cerna bagian atas yang paling sering terjadi. GERD dan Gastritis merupakan penyakit yang memiliki penyebab yang sama namun mempunyai pengertian yang berbeda.


Sekilas mari membahas tentang perbedaan sakit maag dan gastritis. Penyakit yang berkaitan dengan Asam Lambung sering disebut sakit lambung atau sakit maag. Secara medis, sakit lambung didefinisikan sebagai kumpulan rasa sakit atau rasa tidak nyaman di ulu hati, saluran cerna bagian atas, dan organ sekitarnya.

Gejala yang biasa timbul adalah mual, kembung, cepat kenyang, kurang nafsu makan, muntah, dan diare. Jika gejala-gejala ini berlangsung secara terus-menerus dan membuat luka atau peradangan pada lambung hal ini lah yang disebut dengan Gastritis.

GERD merupakan kejadian ketika Asam Lambung yang meningkat mengalir kembali ke Esophagus atau kerongkongan, yang dapat mengiritasi lapisan kerongkongan. Tanda dan gejala penyakit Gastroesophageal Reflux, atau GERD, termasuk naiknya Asam Lambung dan sakit maag dan mungkin juga termasuk nyeri seperti terbakar pada dada dan kesulitan menelan.

Gastritis melibatkan sekelompok kondisi yang menyebabkan peradangan pada lapisan lambung. Gejala Gastritis mirip dengan gejala GERD di mana ada rasa sakit terbakar atau gangguan pencernaan.

Mari sedikit membahas tentang anatomi tubuh agar dapat membantu menjelaskan perbedaan antara Gastritis dan GERD. Jika Esofagus atau kerongkongan bertemu dengan lambung, ada Sfingter (dikenal sebagai sfingter esofagus bawah).

Sfingter ini berfungsi sebagai pintu makanan masuk ke lambung dan membantu menjaga makanan agar tidak kembali lagi ke Esofagus atau kerongkongan. Ketika asam lambung mengiritasi lapisan kerongkongan, hal ini lah yang dapat menyebabkan terjadinya GERD.

Jadi, GERD merupakan penyakit yang berhubungan dengan iritasi di Esofagus atau kerongkongan, sementara Gastritis berhubungan dengan iritasi di lambung.

Gejala Gastritis termasuk makan sedikit tapi cepat merasa kenyang, mual, bersendawa, kembung, dan / atau kurang nafsu makan. Keadaan Gastritis dapat memburuk sampai menyebabkan ulkus atau luka pada lambung yang memiliki gejala tambahan seperti tinja hitam atau muntah.

Banyak penyebab GERD sama dengan penyebab Gastritis termasuk penggunaan jangka panjang NSAID (obat inflamasi non steroid) untuk menghilangkan nyeri, merokok, dan konsumsi alkohol yang berlebihan. Di sisi lain, Gastritis juga dapat disebabkan oleh infeksi H Pylori dan dapat terjadi jangka pendek setelah penyakit virus.

Tes tebaik atau gold standard untuk Gastritis adalah melakukan endoskopi tetapi sebelum melakukan tes yang agak invasif ini, dokter mungkin lebih suka melakukan tes tinja terlebih dahulu untuk infeksi H Pylori atau mungkin melakukan uji coba menggunakan pengobatan.

Perawatan untuk GERD dan Gastritis juga seringkali sangat mirip tetapi mungkin bervariasi untuk gastritis tergantung pada penyebabnya. Perawatan lini pertama adalah untuk mengurangi Asam Lambung menggunakan anti-asam, H2 blocker atau Inhibitor Pompa Proton.

Jika seorang pasien tes positif untuk H Pylori, pengurangan asam dapat membantu meminimalisir gejala tetapi anti-antibiotik juga diperlukan untuk menyingkirkan infeksi dan digunakan bersamaan dengan Inhibitor Pompa Proton.

Pengobatan GERD dan Gastritis meliputi banyak hal. Yang utama dan terpenting adalah perubahan gaya hidup

  • Obesitas dan kelebihan berat badan meningkatkan GERD dan Gastritis. Penurunan berat badan dapat mengurangi gejala GERD dan gastritis
  • Berhenti kebiasaan merokok
  • Hindari mengkonsumsi minuman beralkohol
  • Pasien dianjurkan untuk makan dalam porsi kecil namun lebih sering. Makanan terakhir hari harus diambil minimal 4 jam sebelum tidur. Berbaring atau tidur setelah dapat memperburuk gejala GERD
  • Hindari makanan dan minuman yang memicu Asam Lambung seperti, kopi, cokelat, tomat, makanan berlemak, asam atau pedas
  • Hindari pakaian ketat terutama di sekitar perut
  • Meninggikan ujung kepala saat tidur dengan menggunakan dua bantal akan membantu untuk mengurangi gejala GERD
  • Hindari penggunaan obat-obat yang dapat meningkatkan risiko GERD dan Gastritis, seperti: Nitrat, Anti-Kolinergik, Antidepresan Tricyclic, NSAID (Ibuprofen, Asam Mefenamat, dsb), Kalium Garam dan Bosphosphonates seperti Alendronate.

Konsultasikan ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan diatas atau setelah menggunakan pengobatan untuk GERD dan Gastritis tapi sakit dan nyeri di perut Anda tidak kunjung membaik. Penanganan yang cepat dan tepat dapat mengurangi tejadinya resiko terjadinya GERD dan Gastritis yang lebih buruk.


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Saurabh (Seth) Sethi, M.D., MPH, Gastritis and GERD (https://www.medicalnewstoday.com/articles/321988.php), 31 May 2018.
NCBI, Gastritis and GERD (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10556474).
Sharon Gillson, Gastritis and GERD (https://www.verywellhealth.com/your-guide-to-gastritis-1742800), 18 November 2019.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app