Gerakan untuk Meringankan Nyeri Tulang Belakang yang Bergeser

Dipublish tanggal: Jul 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Gerakan untuk Meringankan Nyeri Tulang Belakang yang Bergeser

Tulang belakang yang bergeser atau spondylolisthesis berasal dari kata Yunani spondylo yang berarti tulang belakang, dan listhesis berarti bergeser. Spondylolisthesis merupakan suatu kondisi ketika salah satu bagian tulang belakang berpindah dari tempat semulanya. Biasanya terjadi di tulang belakang Anda di daerah pinggang (daerah punggung bawah).

Vertebra tulang belakang paling sering bergeser ke anterior (anterolisthesis), tetapi bisa juga tergelincir ke posterior (retrolistesis). Patah tulang, cedera, tumor, operasi, bisa mengakibatkan spondylolisthesis pada tulang belakang. Gejala spondylolisthesis bervariasi. 

Orang dengan kasus ringan mungkin tidak memiliki gejala apapun. Namun, mereka yang memiliki kasus parah mungkin tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Beberapa gejala yang paling umum dari spondylolisthesis adalah:

Pengobatan untuk spondylolisthesis tergantung pada keparahan rasa nyeri dan pergeseran pada tulang belakang Anda. Pengobatan non-bedah dapat membantu meringankan rasa nyeri dan mendorong tulang untuk kembali pada tempatnya. Penting untuk menghindari olahraga berat selama proses penyembuhan.

Metode pengobatan umum non-bedah meliputi:

  • mengenakan brace/ pelindung tulang belakang.
  • melakukan latihan/ gerakan terapi fisik.
  • minum obat antiinflamasi yang dijual bebas (seperti ibuprofen) untuk mengurangi rasa nyeri.
  • menggunakan suntikan steroid epidural.

Pada artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai gerakan untuk meringankan nyeri tulang belakang yang bergeser. Selamat membaca.

Gerakan Olahraga Untuk Meredakan Nyeri Akibat Spondylolisthesis

Berikut adalah beberapa latihan/ gerakan terbaik untuk menangani nyeri akibat spondylolisthesis:

  • Pelvic Tilt: Berbaring telentang dengan lutut ditekuk dan kaki rata dengan lantai. Mulailah dengan meratakan bagian punggung dengan alas, sembari mengencangkan otot perut bagian bawah dan menarik pusar ke dalam. Tahan posisi tersebut selama 10 hingga 15 detik, lalu regangkan otot ke posisi semula. Lakukan 10 kali pengulangan latihan tersebut untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
  • Partial Curl: Mulailah pose parsial curl dengan cara yang sama seperti latihan pelvic tilt. Lipat dagu ke arah dada dan gerakkan tubuh bagian atas ke depan untuk mengangkat bahu dari lantai dengan tangan lurus di depan Anda. Tahan pose tersebut selama tiga detik sebelum mengendurkan otot perut dan meluruskan punggung ke lantai. Ulangi latihan tersebut selama 10 kali selama tiga set. Untuk membuat gerakan tersebut lebih menantang, Anda dapat meletakkan tangan dibelakang kepala Anda.
  • Gluteal Stretch: Berbaring terlentang dengan kedua lutut ditekuk. Letakkan pergelangan kaki kiri di atas lutut kanan. Tarik paha pada kaki bagian bawah dan tarik ke arah dada sampai Anda merasakan peregangan di pantan dan mungkin bagian luar pinggul. Tahan pose tersebut selama 15 hingga 30 detik sebelum berganti kaki. Peregangan gluteal stretch untuk penanganan spondylolisthesis harus diulang tiga kali untuk setiap kaki.
  • Double-knee to chest: Mulailah gerakan dengan lutut ditekuk dan kaki menempel di lantai. Kencangkan perut untuk mendorong punggung ke arah lantai dan angkat kedua kaki dari lantai dan tarik ke arah dada. Tahan pose tersebut selama lima detik kemudian turunkan kembali kaki ke lantai. Ulangi gerakan Double-knee to chest sebanyak 10 hingga 20 kali.
  • Hamstring stretch: Mulailah gerakan dengan duduk dengan posisi kedua kaki lurus ke depan. Condongkan tubuh perlahan ke depan, dengan posisi tangan lurus sampai berhasil menyentuh jari-jari kaki. Jika tidak berhasil menyentuh jari kaki, setidaknya Anda bisa merasakan bagian kaki belakang Anda telah meregang. Tahan gerakan tersebut selama 30 detik, lalu ulangi sebanyak 3 kali.
  • Bridging exercise: Mulailah gerakan dengan berbaring terlentang dengan kedua lutut yang ditekuk sekitar 90 derajat. Kemudian dorong kaki Anda ke lantai, tekan atau kencangkan bokong, dan angkat pinggul dari lantai sampai bahu, pinggul, dan lutut semuanya dalam garis lurus. Tahan selama sekitar 5 detik, dan kemudian perlahan-lahan turunkan pinggul Anda kembali ke lantai dan istirahat hingga 10 detik. Kemudian ulangi gerakan sebanyak 10 kali.

Jika Anda merasa mengalami gejala spondylolisthesis, penting untuk segera berbicara dengan dokter. Langkah-langkah pengobatan dini dapat meringankan sebagian besar gejala dari kondisi tersebut. 

Menurut sebuah artikel yang diterbitkan dalam Neurosurgical Focus Trusted Source menyatakan bahwa, kebanyakan orang dengan spondylolisthesis merespon dengan baik terhadap pengobatan non-bedah salah satunya dengan melakukan beberapa gerakan yang telah disebutkan di atas.


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Logroscino, Giandomenico & Mazza, Osvaldo & Aulisa, Angelo & Pitta, L & Pola, Enrico & Aulisa, Lorenzo. (2001). Spondylolysis and spondylolisthesis in the pediatric and adolescent population. Child's nervous system : ChNS : official journal of the International Society for Pediatric Neurosurgery. 17. 644-55. 10.1007/s003810100495.. ResearchGate. (Accessed via: https://www.researchgate.net/publication/11621345_Spondylolysis_and_spondylolisthesis_in_the_pediatric_and_adolescent_population)
Alfieri, Alex & Gazzeri, Roberto & Prell, Julian & Röllinghoff, PD Dr. Marc. (2013). The current management of lumbar spondylolisthesis. Journal of neurosurgical sciences. 57. 103-13.. ResearchGate. (Accessed via: https://www.researchgate.net/publication/236911598_The_current_management_of_lumbar_spondylolisthesis)
Spondylolisthesis: Overview and More. Verywell Health. (Accessed via: https://www.verywellhealth.com/spondylolisthesis-p2-296650)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app