Diare Pada Balita

Dipublish tanggal: Mar 8, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Agu 13, 2019 Waktu baca: 3 menit
Diare Pada Balita

Diare merupakan penyakit yang bisa diderita oleh siapa saja. Tidak pandang bulu, bayi sampai manula pun bisa menderita penyakit ini. Walaupun penyakit diare terdengar umum di sekitar kita, namun penyakit ini bisa menyebabkan kematian.

Menurut data yang dikeluarkan oleh Ditjen P2P, Kementrian Kesehatan 2017, penyakit diare yang ditemukan di fasilitas kesehatan sebanyak 6.897.463 kasus dan hanya 36,9% atau 2.544.084 kasus yang dapat ditangani.

Di samping itu, menurut data UNICEF tahun 2013, diare sebagai salah satu penyakit yang menyebabkan kematian, bersamaan dengan pneumonia dan malaria yang masih diderita sekitar 6000 balita setiap harinya.

Meskipun angka kematian balita oleh diare dari tahun 1990-2012 menurun sekitar 63%, alangkah baiknya mengetahui penyebab dan cara menanganinya untuk anak balita.      

Apa penyebab diare pada balita?

Diare merupakan aktifitas BAB (Buang Air Besar) dengan frekuensi lebih sering daripada biasanya yang diakibatkan oleh peradangan saluran cerna atau sering disebut Gastroenteritis (Gastro: lambung, entero: usus kecil, itis: radang).

Tekstur tinja yang dikeluarkan juga lebih cair atau encer. Tidak hanya BAB, namun penyakit diare biasanya diiringi oleh sakit kepala, muntah, sakit perut, dan ruam kulit,

Sebelum mengetahui bagaimana cara mengatasi diare pada balita, sebaiknya Anda mengetahui penyebab dan cara mencegahnya.

Diare dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut:

1. Virus
Virus seperti Rotavirus, norovirus dan berbagai virus lainnya dapat menyebabkan diare. Virus sangat mudah disebarkan melalui udara. Tempat bermain anak-anak di ruang tertutup, daycare, dan tempat lainnya yang terlalu padat dan tertutup memiliki peluang penularan virus yang tinggi.

Cara pencegahan terbaik untuk balita adalah dengan imunisasi tepat waktu dan menjaga stamina tubuh dengan gizi seimbang.

2. Bakteri 
Bakteri seperti e.coli, salmonella dapat menyebabkan diare pada anak-anak. Bakteri terdapat di mana-mana. Tempat yang kotor, makanan yang tidak matang, dan tinja hewan merupakan contoh sumber utama berkumpulnya bakteri.

Cuci tangan adalah pencegahan utama bakteri masuk ke dalam tubuh. Selain itu, memasak makanan hingga matang, mencuci peralatan masak yang bersentuhan dengan daging mentah serta selalu menjaga kebersihan dapat mencegah diare yang disebabkan bakteri.

3. Intoleransi laktosa
Intoleransi Laktosa cukup banyak terjadi pada balita dan biasanya disebabkan oleh produk susu seperti susu formula. Karbohidrat atau gula (laktosa) yang terdapat dalam susu akan dipecah menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim lactase.

Namun karena dalam tubuh anak yang memiliki intoleransi laktosa tidak mampu memproduksi laktase yang cukup maka laktosa tertinggal di dalam usus dan membuat perut bergas, nyeri, dan kembung sehingga diare.

Jika Anda memberikan produk susu sapi dan terlihat gejala diare sebaiknya hentikan dan tunda terlebih dahulu. Konsultasikan kepada dokter untuk pemberian berikutnya.  

4. Alergi makanan
Jika balita memiliki alergi tertentu pada suatu makanan dan mengonsumsinya, maka tubuh balita akan memberikan peringatan (alarm warning) dengan respon mengeluarkannya secara cepat dan mengakibatkan diare. Jika anak Anda mengalami diare, coba kembali tinjau makanan yang dikonsumsi sebelumnya.

5. Penggunaan Antibiotik
Tidak semua balita mampu menerima pengobatan dengan antibiotik. Terkadang antibiotik dapat membunuh bakteri baik di dalam usus yang akhirnya menyebabkan diare. Untuk pencegahannya, selalu konsultasikan kepada dokter sebelum menggunakan antiobiotik untuk balita.   

Bagaimana cara mengatasi jika diare sudah dialami oleh balita?

Jika diare sudah terjadi pada anak, harus segera ditangani sebelum terlambat. Diare pada anak dapat diobati di rumah dengan cara yang tepat dan dapat sembuh dalam 1- 5 hari tergantung penanganan dan kondisi anak. Langkah-langkah utama untuk mengobati diare sebagai berikut:

  • Berikan cairan secepatnya. Ini merupakan goal utama saat diare terjadi. Namun, jika anak terlihat lemas setelah diare, air putih saja tidak cukup karena tidak mengandung sodium, potassium dan nutrisi yang dibutuhkan. Terapi Rehidrasi Oral merupakan langkah yang tepat seperti oralit yang dapat ditemukan di apotek.

  • Masukan menu makanan pisang, nasi, apple dan roti panggang (BRAT: Banana,rice,apple and toast)  yang dapat menghentikan frekuensi BAB cair. Jika anak tidak memiliki alergi terhadap produk susu, yoghurt yang tidak asam juga membantu memberikan bakteri baik untuk usus (probiotic).

  • Tidak terlalu memberikan makanan berserat tinggi seperti sayur karena akan memperat kerja usus untuk mencerna makanan.

Jika Anda sudah melakukan penanganan di atas, cermati apakah balita anda masih mengalami diare disertai panas tinggi, meriang, mulut kering dan tidak keluar air mata, lemas tidak mampu berdiri, dan urin yang sangat kuning? Segera bawa anak Anda ke dokter untuk penanganan lebih lanjut!


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Hyman, P. E., Milla, P. J., Benninga, M. A., Davidson, G. P., Fleisher, D. F., Taminiau, J. (2006). Childhood functional gastrointestinal disorders: Neonate/toddler. Gastroenterology, 130(5), 1519-1526 (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16678565)
Hyams, J., Colletti, R., Faure, C., Gabriel-Martinez, E., Maffei, H. V., Morais, M. B., … Vandenplas, Y. (2002). Functional gastrointestinal disorders: Working Group Report of the First World Congress of Pediatric Gastroenterology, Hepatology, and Nutrition. J Pediatr Gastroenterol Nutr, 35 Suppl 2, S110-117 (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12192179)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app