Daun Sambiloto: Khasiat, Manfaat, Cara Penyajian

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 2 menit
Daun Sambiloto: Khasiat, Manfaat, Cara Penyajian

Sambiloto merupakan tumbuhan yang cukup terkenal sebagai tanaman herbal dan memiliki khasiat sebagai obat yang bermanfaat untuk mengatasi berbagai keluhan atau gejala penyakit yang sering terjadi, seperti demam dan batuk pilek.

Nama ilmiah dari sambiloto adalah Andrographis paniculata. Sambiloto dikenal di daerah-daerah dengan nama lain, seperti papaitan, takilo, sandilata, takila, ampadu, dan sambilata. Tanaman sambiloto tumbuh di negara-negara Asia Selatan dan Asia Tenggara seperti India, Sri Lanka, Malaysia, termasuk Indonesia. Tidak hanya daun sambiloto, batangnya juga berkhasiat sebagai obat sehingga sering digunakan untuk membuat obat herbal.

Cara Kerja Daun Sambiloto

Cara penggunaannya: Daun sambiloto segar sebanyak satu genggam (30 gram) ditumbuk rata kemudian ditambahkan air matang setengah cangkir (110 mL), saring kemudian minum sekaligus. Atau bisa juga menggunakan bahan kering sebanyak 3 gram direbus dan diminum 2 kali sehari sebelum makan.

Ramuan obat daun sambiloto aman jika diminum dengan tepat dan jangka pendek, baik pada dewasa maupun anak-anak. Namun demikian, dapat menyebabkan efek samping seperti kehilangan nafsu makan, diare, muntah, ruam, sakit kepala, dan kelelahan.

Daun sambiloto mengandung senyawa yang bernama andrographolide yang pahit namun banyak manfaatnya. Berdasarkan penelitian, senyawa andrographolide pada daun sambiloto mampu melindungi hati dari efek negatif galaktosamin dan parasetamol.

Daun sambiloto memiliki manfaat sebagai agen pembunuh bakteri, penghilang rasa sakit, dan penurun demam. Daun sambiloto bekerja dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan jumlah sel darah termasuk sel darah putih yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh. Andrographolide juga berperan besar dalam menurunkan kadar enzim CDK4 sehingga dapat menekan pertumbuhan sel kanker.

Daun sambiloto tidak aman bagi ibu hamil dan menyuisi, karena ada kekhawatiran dapat menyebabkan keguguran.

Manfaat Daun Sambiloto Untuk Kesehatan

1. Mengobati flu biasa

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa ekstrak daun sambiloto yang dikombinasi dengan ginseng Siberia (Kan Jang, Swedia Herbal Institute) dapat meringankan gejala flu biasa ketika ramuan damun sambiloto tersebut mulai diminum dalam waktu 72 jam pertama. Beberapa gejala bisa membaik setelah 2 hari pengobatan, tetapi biasanya memakan waktu 4-5 hari pengobatan sampai semua gejala hilang.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa kombinasi sambiloto dan ginseng Siberia dapat mengurangi gejala flu pada anak-anak, bahkan lebih baik daripada echinacea. Selain itu, penelitian awal menunjukkan bahwa mengonsumsi ekstrak sambiloto dapat membantu mengobati masuk angin, dan mencegah pilek.

2. Mengurangi demam dan sakit tenggorokan karena tonsilitis

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dosis tinggi sambiloto (6 gram sehari) memiliki khasiat yang setara dengan acetaminophen (parasetamol) dalam menurunkan demam dan mengurangi rasa sakit tenggorokan setelah 3 sampai 7 hari pengobatan.

3. Mengobati penyakit radang usus (kolitis ulserativa)

Penelitian awal menunjukkan bahwa mengonsumsi ekstrak sambiloto setiap hari selama 8 minggu dapat mengurangi gejala penyakit radang usus yang khasiatnya setara dengan bat moderen Mesalamine.

4. Mengobati berbagai permasalahan kesehatan lainnya

Baca juga: 10 Manfaat Daun Kelor Yang Terbukti Ilmiah


8 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Andrographis - Uses. Kaiser Permanente Washington. (https://wa.kaiserpermanente.org/kbase/topic.jhtml?docId=hn-2037007)
Kanokwan, Nemoto. (2008). Pharmacological Aspects of Andrographis paniculata on Health and Its Major Diterpenoid Constituent Andrographolide. Journal of Health Science, 54(4) 370-381 (2008). (http://jhs.pharm.or.jp/data/54(4)/54_370.pdf)
R. Perumal Samy, M.M. Thwin and P. Gopalakrishnakone. (2007). Phytochemistry, Pharmacology and Clinical Use of Andrographis paniculata. Natural Product Communications Vol. 2 (5) 2007. SAGE Journals. (https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/1934578X0700200519)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app