Darah Haid Bukan Darah Kotor! Simak Penjelasan Ini

Dipublish tanggal: Mei 20, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Darah Haid Bukan Darah Kotor! Simak Penjelasan Ini

Setiap bulan, wanita akan mengalami dengan yang namanya menstruasi atau haid. Darah menstruasi yang dikeluarkan sering kali disebut-sebut sebagai darah kotor. Namun tahukah Anda? Bahwa medis mengatakan bahwa darah haid bukanlah darah kotor. 

Sedangkan darah kotor merupakan darah yang mengalami kekurangan oksigen maupun darah yang memiliki kadar karbondioksida yang terlalu tinggi. Begitu juga dengan sebaliknya, yang dinamakan darah bersih merupakan darah yang mengandung oksigen lebih banyak.

Mengenai Haid

Ketika wanita mengalami menstruasi, maka kadar hormon progesteron dan hormon estrogen akan mengalami penurunan. Kadar hormon yang semakin menurun inilah yang nantinya akan memberitahukan kepada tubuh untuk bisa memulai haid. 

Melalui proses haid inilah yang akan membantu Anda untuk membuang tumpukan darah bulanan yang berasal dari dinding rahim. Dengan melalui lubang kecil, jaringan dan darah menstruasi akan mengalir keluar melalui vagina.

Tubuh wanita akan mengalami banyak penurunan bahkan kekurangan zat besi ketika sedang menstruasi. Hal ini dikarenakan pada siklus menstruasi, wanita kehilangan sejumlah darah bersih yang memiliki kandungan berupa hemoglobin

Oleh karena itu, ketika menstruasi dialami oleh wanita, maka wanita selalu dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi.

Darah Haid Bukan Darah Kotor

Berikut ini penjelasan dari medis yang menjelaskan bahwa darah haid yang keluar dari vagina bukanlah jenis darah kotor, diantaranya yaitu:

Darah haid sama dengan darah segar yang lainnya

Perlu untuk diketahui, bahwa untuk darah menstruasi yang keluar tersebut sama dengan darah segar yang lainnya seperti darah mimisan maupun darah luka. 

Akan tetapi, hal yang membedakan yaitu darah haid memiliki kandungan berupa sisa jaringan yang ada dari dinding rahim setelah proses ovulasi yang terlihat lebih luruh.

Mengandung banyak pembuluh darah yang luruh

Ketika wanita mengalami menstruasi, maka darah yang dikeluarkan melalui vagina, dan melalui lapisan dinding rahim, menstruasi itulah terjadi. Sedangkan pembuluh darah yang dikeluarkan selama menstruasi tersebut terlihat lebih luru

Tidak akan terjadi pembuahan selama menstruasi

Ketika wanita menstruasi dan melakukan hubungan seks dan tidak dibuahi oleh sel sperma, maka sel telur nantinya ikut larut dan ikut keluar bersamaan dengan darah menstruasi yang keluar dari dinding rahim. Pelepasan sel telur yang berasal dari indung telur dinamakan sebagai ovulasi.

Darah nantinya akan mengalir dari jantung, kemudian mengalir ke paru-paru agar bisa menghasilkan oksigen, setelah itu darah akan mengalir menuju jantung dan ke seluruh tubuh. 

Darah kotor yang kekurangan oksigen atau darah kotor nantinya dipompa bilik kanan jantung, lalu melalui arteri pulmonalis, darah akan dialirkan menuju paru-paru. Setelah itu oksigen akan diikat oleh paru-paru. Sehingga hal ini menghadirkan darah yang memiliki kandungan oksigen lebih banyak.

Apabila darah memiliki kadar oksigen yang jauh lebih rendah, maka paru-paru akan mengalami kekurangan oksigen. Padahal darah yang memiliki oksigen besar sangat baik untuk dialirkan menuju jantung maupun ke seluruh jantung. 

Hal ini disebut sebagai hipoksemia, yang bisa mengganggu kegunaan atau fungsi normal dalam tubuh, hal tersebut termasuk fungsi dari jantung, hati, otak maupun organ yang lainnya.

Ketika tubuh Anda memiliki darah yang mengandung oksigen rendah, maka Anda sering kali mengalami gejala seperti detak jantung lebih cepat, mengalami sesak napas, sakit kepala, merasakan nyeri pada bagian dada, gelisah, badan berubah menjadi lemas dan linglung.


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Menstrual hygiene management in schools in South Asia. (n.d.). (https://washmatters.wateraid.org/sites/g/files/jkxoof256/files/WA_MHM_SNAPSHOT_INDIA.pdf)
Graham BM, et al. (2018). Sex hormones are associated with rumination and interact with emotion regulation strategy choice to predict negative affect in women following a sad mood induction. DOI: (https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fpsyg.2018.00937/full)
Every woman’s right to water, sanitation, and hygiene. (2014). (https://www.ohchr.org/EN/NewsEvents/Pages/Everywomansrighttowatersanitationandhygiene.aspx)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app