Dampak Interaksi Obat kepada Tubuh Anda

Interaksi obat bisa menyebabkan obat bekerja kurang efektif dan menimbulkan efek samping yang bisa membahayakan kondisi tubuh manusia. Oleh karena itu simak jenis dan dampak interaksi obat berikut:
Dipublish tanggal: Sep 28, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Okt 29, 2019 Waktu baca: 3 menit

Ketika mengonsumsi obat, tidak sedikit orang yang mengalami reaksi tubuh tidak seperti biasanya. Hal ini sering disebut dengan interaksi obat. 

Interaksi obat merupakan perubahan pada kondisi tubuh akibat reaksi obat ketika dikonsumsi bersamaan dengan obat lain atau makanan dan minuman tertentu. 

Oleh karena itu perlu diperhatikan jenis dan dampak interaksi obat yang ditimbulkan agar kondisi tubuh lebih siaga menghadapinya.

Interaksi obat bisa menyebabkan obat bekerja kurang efektif dan menimbulkan efek samping yang bisa membahayakan kondisi tubuh manusia. Oleh karena itu simak jenis dan dampak interaksi obat berikut:

Dampak interaksi obat

1. Interaksi obat dengan obat

Bila Anda mengkonsumsi lebih dari satu obat maka interaksi obat dengan obat bisa terjadi. Interaksi obat dengan obat ini dapat menyebabkan fungsi obat tidak berfungsi dengan maksimal. 

Hal ini tentu akan mengganggu kinerja obat dalam menyembuhkan penyakit. Oleh karena itu perlu diperhatikan tidak semua obat dalam berinteraksi dengan baik secara bersamaan. 

2. Interaksi obat dengan makanan atau minuman

Ada beberapa obat yang jika dikonsumsi bersamaan atau berdekatan dengan makanan atau minuman tertentu dapat menimbulkan interaksi obat dengan makanan. 

Akibat dari interaksi obat ini dapat menghambat kerja obat, muncul efek samping yang menguntungkan atau merugikan, dan muncul efek samping baru. 

Oleh karena itu dibutuhkan pengaturan yang tepat untuk mengkonsumsi obat dan makanan. 

Berikut adalah beberapa interaksi obat dengan makanan atau minuman:

  • Untuk yang sedang mengkonsumsi antibiotik disarankan untuk tidak mengkonsumsi susu dalam waktu yang bersamaan atau berdekatan. Antibiotik dan kandungan yang terdapat pada susu jika disatukan akan mengakibatkan zat tidak larut serta mengakibatkan zat antibiotik sulit untuk diserap tubuh. 
  • Bila Anda sering mengkonsumsi teh untuk menelan obat, mulai sekarang hindari kebiasaan tersebut. Hal ini karena teh mengandung zat tannin yang mampu mengikat senyawa aktif obat. Akibatnya obat sulit untuk diserap dan diabsorpsi. Untuk itu mengonsumsi teh perlu menunggu beberapa jam setelah mengkonsumsi obat. 
  • Mengonsumsi alkohol baik minuman maupun makanan mengandung alkohol seperti tape tidak boleh bersamaan dengan obat, contohnya obat parasetamol. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan hati dan pendarahan pada lambung.
  • Mengonsumsi obat anti pembekuan darah juga tidak boleh bersamaan dengan makan makanan kaya vitamin K. Hal ini karena fungsi kedua zat tersebut berbeda. Jika obat anti pembekuan darah memiliki peran mengencerkan darah maka vitamin K berperan membekukan darah. Oleh karena itu obat tersebut akan bekerja kurang maksimal. Perlu diketahui bahwa vitamin K banyak terkandung pada bayam, kecambah, alpukat, brokoli, dan kubis.

3. Interaksi obat dan penyakit

Obat memiliki peran untuk menyembuhkan atau meringankan suatu penyakit. 

Namun pada beberapa orang yang menderita suatu penyakit, pemilihan obat harus diperhatikan agar tidak terjadi interaksi yang dapat membahayakan tubuh. Berikut beberapa contoh interaksi obat dengan penyakit:

  • Pada wanita hamil trimester pertama tidak dianjurkan untuk mengonsumsi obat golongan benzodiazepine.
  • Pada penderita penyakit lambung juga tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat NSAID.
  • Pada penderita penyakit hati perlu diperhatikan agar obat yang diberikan tidak diproses di hati karena bisa mengakibatkan interaksi.

4. Interaksi obat dan obat tradisional

Mengkonsumsi ginseng atau bawang putih yang diikuti dengan obat warfarin dapat menyebabkan pendarahan terus terjadi. Oleh sebab itu perlu diperhatikan kandungan setiap obat tradisional atau jika perlu konsultasikan kepada dokter.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa interaksi obat dapat ringan dan berat. Oleh karena itu perlu dilakukan beberapa hal agar tidak terjadi interaksi obat yang parah misalnya:

  • Selalu membaca dan mengikuti petunjuk obat dalam kemasan
  • Konsultasikan penggunaan obat yang bisa menimbulkan efek samping atau bagi yang memiliki riwayat penyakit disarankan untuk bertanya terlebih dahulu dengan dokter atau apoteker
  • Jika setelah mengkonsumsi obat terjadi alergi atau kondisi semakin memburuk maka segera hentikan pemakaian dan pergi ke dokter

Obat memang berfungsi untuk menyembuhkan suatu penyakit, tetapi dalam penggunaannya harus sesuai aturan dalam mengkonsumsi obat. 

Perlu dipikirkan juga apakah aman mengkonsumsi obat itu atau tidak pada kondisi seseorang yang memiliki riwayat penyakit tertentu. 


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app