Cutaneous Larva Migrans - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 10, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Apr 23, 2019 Waktu baca: 3 menit

Apakah Cutaneous Larva Migrans Itu?

Cutaneous larva migrans (CLM) adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit cacing pada kulit, umumnya diakibatkan oleh cacing tambang yang sering ditemukan pada binatang, seperti kucing, anjing, domba, kuda, dan lainnya.

Beberapa jenis parasit cacing tambang yang dapat menyebabkan infeksi cacing pada kulit terjadi adalah:

  • Ancylostoma braziliense dan caninum. Parasit ini kerap menjadi penyebab utama CLM dan biasanya ditemukan pada anjing dan kucing.
  • Uncinaria stenocephala. Parasit ini umumnya ditemukan pada anjing.
  • Bunostomum phlebotomum. Parasit ini umumnya ditemukan pada binatang ternak.

Penyebab Cutaneous Larva Migrans

Cutaneous Larva Migrans adalah penyakit yang disebabkan oleh masuknya larva yang menimbulkan infeksi pada manusia. Larva yang dimaksud berasal dari cacing tambang. Kondisi ini muncul pada orang yang jarang menggunakan alas kaki dan melakukan aktivitas di luar ruangan. Infeksi dari parasit tersebut ditualrkan melalui binatang anjing, kucing, dan binatang ternak.

Beberapa orang sebagian dari kita sangat tidak memperhatikan kebersihan dan perlindungan diri khususnya bagi mereka yang beraktivitas keluar rumah tanpa menggunakan alas kaki di daerah pesisir atau lingkungan yang dipenuhi oleh pasir. Banyak dari penderita infeksi yang menimbulkan penyakit Cutaneus Larva Migrans tinggal di daerah pesisir atau hutan di beberapa negara subtropis seperti asia tenggara, amerika selatan, dan benua afrika. Berbagai infeksi bisa saja menyebar melalui jaringan kulit dan masuk ke dalam tubuh sehingga berkembang menjadi infeksi.

Pada penyakit Cutaneus Larva Migrans, infeksi disebabkan oleh parasit dari cacing tambang antara lain:

  1. Ancylostoma brazillense
  2. Bunostomum Phlebotomum

Parasit ini menjadi penyebab utama timbulnya Cutaneus Larva Migrans dari binatang peliharaan seperti anjing dan kucing. Parasit lain yang masih satu keluarga yaitu Ancylostoma caninum.

Parasit jenis ini banyak ditemukan pada hewan ternak seperti domba, kambing, dan kuda.

Cacing yang masuk ke dalam jaringan bawah kulit di epidermis akan berkembang biak dengan mengeluarkan telur cacing. Larva cacing yang sudah berkembang di dalam tubuh dapat berjalan masuk hngga ke paru-paru, sistem limfatik, hingga usus.

Gejala Cutaneous Larva Migrans

Gejala awal yang paling dirasakan pada beberapa orang dengan Cutaneous Larva Migrans adalah rasa gatal. Rasa gatal dikeluhkan bersamaan dengan sensasi tertusuk-tusuk di satu daerah kulit dan berlangsung cukup lama. Rasa gatal terkadang juga dapat menganggu tidur. Gejala selanjutnya yang timbul yaitu:

  1. Kulit kemerahan
  2. Muncul Benjolan
  3. Menyebar
  4. Kulit yang tadinya terasa gatal berubah menjadi kemerahan
  5. Kulit yang merah semakin lama akan timbul benjolan yang memiliki struktur seperti ular dengan panjang sekitar 3 milimeter

Setelah 1 minggu apabila tidak ditangani, larva tersebut akan berkembang dan menyebar ke paru-paru dan usus kecil sehingga timbul gejala batuk, napas pendek, hingga anemia. Terkadang larva tersebut tidak menimbulkan gejala hingga 1 tahun dan beresiko menimbulkan infeksi lainnya yang lebih berat.

Diagnosis Cutaneous Larva Migrans

Pemeriksaan pada penyakit Cutaneous Larva Migrans dilihat dari keluhan yang dirasakan oleh pasien. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan melihat lokasi masuknya larva cacing, jenis kelainan kulit, dan adanya gejala lain yang berkaitan dengan penyebaran larva seperti pada paru dan usus kecil. Dokter juga menanyakan apakah adanya riwayat seperti kontak dengan binatang peliharaan atau peternakan, atau pernah bermain di daerah berpasir tanpa alas kaki.

Gejala yang ditimbulkan pada Cutaneous Larva Migrans bentuknya sangat khas dan biasanya dokter sudah dapat mendiagnosis penyakit tersebut dengan pemeriksaan fisik. Tetapi apabila ingin dilakukan pemeriksaan kulit lebih lanjut makan diperlukan biopsi kulit dengan mengambil sampel dari bekas jaringan tempat masuknya larva cacing ke dalam kulit.

Penanganan Cutaneous Larva Migrans

Hingga saat ini obat cacing merupakan terapi utama untuk mengobati Cutaneous Larva Migrans. Obat cacing atau antihelmintik yang utama yaitu albendazole dan ivermectin. Penggunaan jenis obat dan dosisnya disesuaikan oleh dokter bergantung keadaan penderita. Dosis yang diberikan kepada orang dewasa berbeda dengan yang diberikan kepada anak-anak, begitu juga penanganan infeksi Cutaneous Larva Migrans pada wanita hamil.

Untuk mengurangi rasa gatal yang meyengat cukup diberikan obat antihistamin. Obat ini bertujuan untuk menekan produksi histamin dari dalam tubuh yang menimbulkan gatal pada area masuknya larva cacing di jaringan kulit dalam. Beberapa obat antihistamin dapat menyebab kantuk. Maka dari itu penggunaan obat ini perlu diperhatikan pada pasien yang bekerja pada siang hari.

Apabila kondisi tersebut masih tidak sembuh dengan obat-obatan, dokter memilih untuk melakukan tindakan cryotherapy atau terapi beku yang berfungsi untuk mengurangi perkembangan larva yang dapat menyebar ke organ lain melalui pembuluh darah.


12 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Ngan, V. DermNet NZ (2003). Cutaneous Larva Migrans. (https://dermnetnz.org/topics/cutaneous-larva-migrans/)
Henderson, R. Patient (2014). Cutaneous Larva Migrans. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4654173/)
Sattler, E., Kästle, R., Welzel, J. (2013). Optical Coherence Tomography in Dermatology. Journal of Biomedical Optics, 18(6), pp. 1-6. (https://www.spiedigitallibrary.org/journals/journal-of-biomedical-optics/volume-18/issue-06/061224/Optical-coherence-tomography-in-dermatology/10.1117/1.JBO.18.6.061224.full)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app