Benarkah Darah Haid adalah Darah Kotor? Yuk Ketahui Penjelasan Medisnya

Dipublish tanggal: Mei 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Benarkah Darah Haid adalah Darah Kotor? Yuk Ketahui Penjelasan Medisnya

Banyak wanita yang mengaitkan darah haid dengan darah kotor. Darah yang keluar dari vagina ini memiliki siklus bulanan yang teratur. Namun benarkah dari menstruasi merupakan darah yang kotor? Apa bedanya dengan darah yang keluar karena luka? Untuk mengetahui penjelasan darah haid secara medis, simak ulasannya dibawah ini.

Darah Haid adalah Darah Kotor, Benarkah?

Menstruasi atau yang lebih dikenal dengan datang bulanan merupakan pendarahan dari vagina. Kondisi ini memiliki siklus bulanan tertentu. Anggapan bahwa darah haid merupakan darah kotor nyatanya tidak benar. Hal ini bisa dibuktikan secara medis.

Darah menstruasi sama dengan darah yang keluar karena luka. Yang membedakan adalah darah menstruasi mengandung jaringan peluruhan dinding rahim usai proses ovulasi. Jadi darah haid merupakan peluruhan dinding rahim yang keluar lewat vagina.

Sel telur dihasilkan oleh tubuh setiap bulannya sebagai persiapan kehamilan. Proses pelepasan sel telur inilah yang disebut dengan ovulasi. Apabila sel telur tidak dibuahi oleh sperma, maka sel tersebut akan larut dan keluar bersama dengan darah haid. Kadar estrogen dan progesteron selanjutnya akan menurun. Akibatnya tubuh akan terangsang untuk memulai menstruasi.

Tumpukan bulanan pada dinding rahim akan dibuang saat Anda mengalami menstruasi. Jaringan pada dinding rahim dan darah haid akan mengalir dari rahim melalui lubang kecil di leher rahim. Selanjutnya dikeluarkan dari tubuh melalui vagina. Saat mengalami menstruasi, pasokan darah yang mengandung hemoglobin akan berkurang. Sebab itulah tubuh Anda akan terasa lemas karea kekurangan zat besi.

Apa itu Darah Kotor?

Anda pasti sering mendengar istilah darah kotor bukan? Lantas apa sebenarnya darah kotor tersebut? Darah yang kandungan karbondioksidanya terlalu tinggi atau kekurangan oksigen dinamakan darah kotor. Sementara darah bersih memiliki keadaan sebaliknya, yaitu kaya akan oksigen.

Organ yang berperan penting dalam peredaran darah adalah jantung. Darah akan mengalir dari jantung menuju ke paru-paru untuk menghasilkan oksigen. Darah tersebut kemudian kembali dialirkan ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Darah kotor akan dipompa oleh bilik kanan jantung. Selanjutnya darah akan dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Paru-paru lantas akan mengikat oksigen, sehingga darah yang dialirkan ke jantung dan seluruh tubuh merupakan darah yang kaya oksigen.

Apabila kadar oksigen dalam darah rendah. Maka oksigen yang dialirkan paru-paru ke jantung dan seluruh tubuh menjadi berkurang. Kondisi ini dikenal dengan istilah hipoksemia. Masalah tersebut bisa mengganggu fungsi beberapa organ tubuh. Misalnya saja jantung, hati, otak, dan organ lainnya. Gejala yang akan Anda rasakan jika kadar oksigen dalam darah rendah diantaranya adalah:

  • Badan terasa lemas
  • Perasaan menjadi gelisah
  • Mudah linglung
  • Sesak nafas. Kondisi ini merupakan respon paru-paru agar kadar oksigen meningkat
  • Detak jantung meningkat. Gejala ini menandakan respon jantung agar peredaran oksigen menjadi lancar
  • Nyeri pada bagian dada sebab jantung kekurangan oksigen
  • Kepala terasa pusing

Jadi jika jumlah darah kotor pada tubuh Anda meningkat, gejala diatas akan terasa. Hal ini berlaku untuk perempuan dan laki-laki. Lantas apakah darah haid termasuk darah kotor? Jawabannya tidak. Darah menstruasi tidak kelebihan karbon dioksida atau kekurangan oksigen. Darah menstruasi sama dengan darah biasa yang keluar saat Anda mengalami luka. Anggapan bahwa menstruasi mengeluarkan darah kotor merupakan pernyataan yang keliru.


7 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Menstrual hygiene management in schools in South Asia. (n.d.). (https://washmatters.wateraid.org/sites/g/files/jkxoof256/files/WA_MHM_SNAPSHOT_INDIA.pdf)
Graham BM, et al. (2018). Sex hormones are associated with rumination and interact with emotion regulation strategy choice to predict negative affect in women following a sad mood induction. DOI: (https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fpsyg.2018.00937/full)
Every woman’s right to water, sanitation, and hygiene. (2014). (https://www.ohchr.org/EN/NewsEvents/Pages/Everywomansrighttowatersanitationandhygiene.aspx)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app