Asetilkolin: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 9, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Apr 17, 2019 Waktu baca: 4 menit

Pengertian Asetilkolin

Tentu Anda sudah mengetahui bahwa otak manusia merupakan salah satu organ penting yang cukup rumit, dan kompleks. Ada banyak sekali bagian-bagian kecil di dalam otak yang fungsinya sangat berguna dan penting untuk tubuh. Misalnya bagian lobus, jaringan, neurotransmitter, sel, sinapsis, akson, dan lain bagian lainnya. Perlu diketahui, bagian otak yang paling rumit dan paling banyak di gunakan yaitu asetilkolin.

Perlu Anda ketahui Asetilkolin merupakan salah satu jenis neurotransmiter atau zat kimia penghantar rangsangan saraf yang paling umum dikenal. Senyawa neurotransmiter ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf. Untuk itu pada artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai zat kimia penghantar rangsangan saraf atau biasa disebut dengan asetilkolin. Selamat membaca.

Mengenai Asetilkolin

Golongan:

Obat resep

Kemasan:

Suntik

Kandungan:

Obat mata

Apa sih Asetilkolin itu?

Asetilkolin adalah salah satu neurotransmitter yang sangat berperan dalam fungsi sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom adalah sistem involunter yang berfungsi untuk mengontrol kebutuhan dan aktivitas tubuh sehari-hari tanpa pengaruh kesadaran kita. Sistem ini terutama berperan pada sel saraf motorik visceral yang mempersarafi otot polos organ dalam, otot jantung dan kelenjar eksokrin. Dalam sistem asetilkolin saraf pusat diyakini terlibat dalam belajar, memori, dan suasana hati. Asetilkolin disintesis dari kolin dan asetil koenzim A melalui aksi dari enzim kolin asetiltransferase dan menjadi dikemas ke dalam vesikel membran-terikat.

Sistem saraf otonom terdiri dari sistem simpatis dan para simpatis. Susunan saraf simpatis disebut juga sebagai syaraf adrenegik karena bila dirangsang ujung sarafnya akan melepaskan adrenalin, sedangkan susunan saraf para simpatis disebut sebagai syaraf kolinergik karena bila dirangsang ujung sarafnya akan melepaskan asetilkolin. Sistem saraf parasimpatis adalah bagian saraf otonom yang berpusat dibatang otak dan bagian sum-sum belakang yang mempunyai dua reseptor terhadap reseptor muskarinik dan reseptor nikotik.

Asetilkolin termasuk dalam golongan parasimpatomimetik, sehingga menghasilkan beberapa efek seperti vasodilatasi atau pelebaran pembuluh darah dan pengecilan pupil mata atau miosis, penurunan tekanan dalam bola mata, serta penurunan kerja jantung. Asetilkolin adalah obat berbentuk cairan yang biasanya dilarutkan bersama dengan manitol, untuk kemudian disuntikkan ke bilik mata depan sebelum prosedur operasi mata dan prosedur lainnya. Penting untuk Anda ingat bahwa Obat ini hanya didapatkan melalui resep dokter.

Apa saja Indikasi dan kontraindikasi dari obat Asetilkolin?

Indikasi pemberian obat asetilkolin biasanya untuk pengobatan simptomatik miastenia gravis. Manfaatnya yang paling besar adalah untuk terapi jangka panjang, dimana tidak terdapat kesulitan untuk menelan obat. Selain itu, obat ini berguna untuk memperlebar pupil, melebarkan pembuluh darah, dan menurunkan tekanan bola mata saat prosedur operasi mata dilakukan.

Pada krisis miastenia akut, dimana timbul kesulitan untuk bernapas dan menelan, maka harus digunakan bentuk parenteral. 

Sedangkan kontraindikasinya yaitu dapat mengakibatkan insufisiensi jantung, angina pektoris, asma bronkus dan hipertireosis.

Bagaimana cara pemberian obat dan dosis dari Asetilkolin?

Pemberian obat asetilkolin ini biasanya diberikan melalui infus secara IV atau intravena dalam dosis besar. Efek asetilkolin yang diberikan dalam bentuk bolus besar IV diperoleh selama 5-20 detik, sedangkan suntikan IM (intramuscular) dan SC(subkutan) hanya memberikan efek lokal.

Sedangkan untuk pemberian dosis obat yang dibutuhkan untuk menghasilkan efek optimal berkisar antar 15-375mg sehari. Untuk beberapa keadaan dosis perlu ditingkatkan melebihi dosis ini, tetapi kemungkinan menimbulnya krisis kolinergik harus dipertimbangkan. Dosis rata-ratanya adalah 10 tablet (150mg) yang diberikan selama 24 jam. Interval waktu antara pemberian dosis sangat penting. Dosis perlu disesuaikan tiap pasien dan dilakukan perubahan jika perlu.

Agar pemakaian obat ini sesuai dan benar ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan asetilkolin sebelum menggunakannya. Obat ini juga harus diberikan oleh seorang dokter atau petugas medis profesional. 

Apa saja efek samping dari obat Asetilkolin?

Terdapat beberapa efek samping dari obat asetilkolin yaitu sebagai berikut:

  • Dapat menimbulkan banyak keringat
  • Pengeluaran air liur yang berlebih
  • Nyeri perut
  • Sakit kepala
  • Pelebaran pembuluh darah
  • Mual dan muntah
  • Diare yang merupakan tanda naiknya tonus parasimpatikus.

Pemakain obat ini tidak dapat diberikan secara per-oral karena obat tersebut dihidrolisis oleh asam lambung, karena cara kerjanya terlalu singkat sehingga segera dihancurkan oleh asetilkolinestrase atau outirilkolinestrase.

Interaksi Asetilkolin

Obat ini dapat berinteraksi dengan obat-obatan lainnya termasuk:

  • Bila dikonsumsi dengan obat atenolol, propranol atau obat darah tinggi lainnya golongan penghambat beta dapat meningkatkan risiko gangguan pernapasan dan jantung.
  • Bila dikonsumsi dengan obat anti radang tetes dapat menurunkan efektivitas obat. 
  • Meningkatkan dan memperpanjang efek asetilkolin, jika digunakan dengan obat donepezil dan memantine.

Peringatan


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Acetylcholine Dosage & Drug Information. MIMS.com. (https://www.mims.com/philippines/drug/info/acetylcholine?mtype=generic)
Definition of Acetylcholine. MedicineNet. (https://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=23278)
Acetylcholine - Receptors, Foods & Supplements. Everyday Health. (https://www.everydayhealth.com/acetylcholine/guide/)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app