Apakah Aman Menyusui dengan Implan Payudara?

Namun, pengaruh implan payudara pada proses menyusui biasanya bergantung pada jenis operasi pembesaran payudara. Faktor-faktor lain tertentu juga dapat berperan dalam menentukan kemampuan wanita untuk menyusui setelah melakukan prosedur implan payudara.
Dipublish tanggal: Agu 30, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mar 27, 2020 Waktu baca: 3 menit
Apakah Aman Menyusui dengan Implan Payudara?

Tidak ada yang seharusnya menghalangi kemampuan wanita untuk menyusui bayinya. Namun, modifikasi tertentu pada anatomi payudara dapat menjadi perhatian bagi ibu baru. 

Salah satu perubahan kosmetik tersebut adalah implan payudara, yang dapat memiliki beberapa efek samping pada kemampuan wanita menyusui bayinya.

Pada artikel ini akan membahas seputar informasi tentang menyusui dengan implan payudara, tantangan yang mungkin dihadapi, dan tindakan pencegahan yang harus diambil.

Bisakah Anda menyusui dengan implan payudara?

Sebagian besar wanita dengan implan tidak pernah menghadapi masalah atau komplikasi dengan menyusui, meskipun tidak banyak penelitian yang mendukung hal tersebut.

Pada kebanyakan kasus, implantasi tidak mempengaruhi kemampuan payudara untuk menghasilkan ASI atau kemampuan bayi untuk menyusu. Namun, pengaruh implan payudara pada proses menyusui biasanya bergantung pada jenis operasi pembesaran payudara. 

Faktor-faktor lain tertentu juga dapat berperan dalam menentukan kemampuan wanita untuk menyusui setelah melakukan prosedur implan payudara.

Faktor-faktor yang mempengaruhi menyusui dengan implan

Berikut adalah beberapa faktor yang memainkan peran penting dalam menentukan apakah seorang wanita dengan implan payudara dapat menyusui:

1. Waktu operasi

Payudara berubah secara signifikan selama kehamilan, dan terjadi peningkatan jumlah lobulus susu di dalam payudara. 

Perubahan yang berhubungan dengan kehamilan pada payudara dapat mengganggu kemampuan mereka untuk sembuh, yang akhirnya dapat mempengaruhi produksi ASI dan kemampuan untuk menyusui. 

Oleh karena itu, wanita yang menjalani implantasi payudara beberapa tahun sebelum menjadi ibu memiliki kesempatan yang lebih baik untuk menyusui, dibandingkan dengan mereka yang melakukan implantasi payudara dekat dengan kehamilan.

2. Jenis sayatan

Seorang ahli bedah dapat menggunakan berbagai jenis sayatan untuk pemasangan implan payudara. Sayatan periareolar dilakukan di tepi luar area areola dan dapat merusak ujung saraf di sekitar puting. Jenis sayatan ini dapat merusak lobulus susu.

Oleh karena itu, wanita yang berniat untuk mendapatkan implan payudara harus memilih sayatan inframammary, dimana sayatan ini dilakukan di sekitar tepi bawah payudara atau sayatan transaxillary, yang ada di ketiak, dan memiliki risiko kerusakan yang lebih kecil.

3. Penempatan implan

Ada dua cara untuk menempatkan implan payudara di dalam payudara yaitu di dalam otot dada atau di atas otot dada.

Implan yang diletakkan di atas otot dada lebih cenderung mengganggu pengeluaran susu. Karena itu, wanita yang berniat menyusui harus meletakkan implan payudara di dalam otot dada.

4. Proses penyembuhan

Luasnya sayatan dan durasi proses pemulihan memainkan peran penting dalam apakah seorang wanita dapat menyusui bayinya. Perawatan pencegahan setelah operasi dan obat-obatan sangat penting untuk membantu payudara Anda kembali ke jalur yang benar untuk menyusui.

Gangguan menyusui yang timbul karena implan payudara

Tantangan berikut mungkin muncul saat menyusui dengan implan payudara:

  • Pembengkakan payudara: Implan meningkatkan ukuran payudara. Mengalami pembengkakan selama menyusui dapat menyebabkan payudara membengkak melebihi ukuran normal karena implan.
  • Perubahan sensitivitas puting: Wanita dengan implan payudara sering melaporkan sensitivitas puting lebih tinggi atau rendah.
  • Produksi susu menurun atau tidak konsisten: Implan payudara yang ditempatkan di atas otot dada dapat menekan lobulus susu dan mengganggu kemampuannya untuk memproduksi susu.
  • Kecenderungan terhadap pemberian ASI eksklusif lebih kecil: Sebuah penelitian menemukan bahwa wanita dengan implan lebih kecil kemungkinannya untuk menyusui bayinya secara eksklusif.
  • Risiko pecah: Implan payudara tidak bertahan selamanya. Implan tersebut dapat mengempis atau pecah, dimana dapat mengganggu kemampuan ibu untuk menyusui. 

Masalah di atas dapat terjadi, tetapi belum ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa implan payudara sepenuhnya dapat menghambat kemampuan wanita untuk menyusui. Mengambil beberapa tindakan pencegahan dapat membuat menyusui menjadi aktivitas yang aman bahkan dengan implan payudara.

Apa yang harus diingat saat menyusui dengan implan?

Berikut adalah beberapa hal yang harus Anda perhatikan saat menyusui dengan implan:

1. Jika implan Anda berusia beberapa tahun, implan mungkin mengempis tiba-tiba karena tekanan dari lobus susu. Karena itu, perhatikan ukurannya dan bicarakan dengan dokter jika Anda melihat perubahan ukuran payudara yang drastis.

2. Segera konsultasikan dengan dokter jika terjadi pembengkakan yang menyakitkan. Setiap infeksi pada payudara dapat menyebabkan peradangan berlebihan jika ada implan di dalam payudara.

3. Jika bayi Anda mengalami kesulitan menyusu karena kepekaan puting Anda atau karena bentuk puting yang berubah karena pembedahan, maka konsultasikan dengan ahli laktasi untuk meredakan gangguan ini.


19 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Sim TF, et al. (2015). The use, perceived effectiveness and safety of herbal galactagogues during breastfeeding: A qualitative study. DOI: (https://dx.doi.org/10.3390%2Fijerph120911050)
Schiff M, et al. (2014). The impact of cosmetic breast implants on breastfeeding: A systematic review and meta-analysis. DOI: (https://doi.org/10.1186/1746-4358-9-17)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app