Apa yang Perlu Dilakukan Untuk Mencegah Terjadinya Relaps Pada Skizofrenia?

Dipublish tanggal: Okt 1, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit

Skizofrenia adalah salah satu penyakit mental yang membutuhkan penanganan seumur hidup. Walaupun kondisi ini dapat membaik tanpa diberikan pengobatan seumur hidup, skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang dapat kambuh (relaps) sewaktu-waktu. 

Semakin cepat gejala kekambuhan skizofrenia dikenali, semakin besar kemungkinan untuk dapat dikendalikan.

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, skizofrenia adalah kondisi yang tidak dapat sepenuhnya sembuh. Saat seseorang yang mengalami skizofrenia tidak menunjukan gejala untuk waktu yang relatif lama, maka kondisi tersebut tidak dinyatakan sebagai sembuh, melainkan sebagai kondisi remisi. 

Menurut sebuah penelitian pada tahun 2013, hanya sekitar 10 hingga 20 persen orang yang pernah menderita skizofrenia tidak mengalami kekambuhan. Sedangkan sebagian besar orang dengan skizofrenia akan mengalami kekambuhan dari waktu ke waktu.

Menurut seorang profesor psikiatri di Fakultas Kedokteran Icahn di Rumah Sakit Mount Sinai di New York City, remisi lengkap dari gejala skizofrenia sangat jarang terjadi. Kebanyakan orang akan mengalami gejala yang kambuh secara bertahap.

Ketika skizofrenia terkendali, dan gejalanya berhenti atau menjadi lebih baik, seringkali para penderita skizofrenia akan menganggap bahwa mereka sudah sembuh total. 

Tetapi kekambuhan bisa saja terjadi, yang artinya gejalanya kembali. Anda dapat membantu mencegah munculnya gejala dengan memperhatikan tanda-tanda peringatan dini.

Bicaralah dengan dokter Anda segera jika Anda - atau keluarga dan teman Anda - menemukan tanda-tanda seperti di bawah ini. Dokter mungkin dapat menyesuaikan perawatan atau membantu Anda - atau keluarga dan teman Anda - mengatasi gejala yang muncul.

Tanda Peringatan Dini Relaps Pada Skizofrenia

Waspadai tanda-tanda awal ini:

  • Sulit tidur
  • Makan lebih sedikit
  • Kesulitan berkonsentrasi atau tidak terorganisir
  • Tinggal jauh dari orang lain atau menghilang secara tak terduga
  • Perubahan suasana hati, kegugupan, atau lekas marah
  • Memiliki ide-ide aneh atau pemikiran yang tidak teratur
  • Kebersihan pribadi yang buruk
  • Sering berbicara hal-hal yang tidak masuk akal
  • Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya
  • Delusi, kecurigaan, atau peningkatan paranoia
  • Pembicaraan agresif
  • Pikiran untuk bunuh diri
  • Agresi fisik terhadap diri sendiri atau orang lain
  • Tersenyum tanpa alasan
  • Muncul pikiran-pikiran aneh
  • Melanggar banyak hal

Sangat penting untuk mencegah terjadinya skizofrenia relaps, karena dapat berdampak buruk di masa depan. Dan semakin sering kekambuhan terjadi, gejalanya mungkin akan menjadi lebih sulit untuk diobati.

Penyebab Umum Relaps pada Skizofrenia

Mengetahui penyebab umum kekambuhan skizofrenia dapat memberitahu Anda kapan harus waspada terhadap gejala yang mungkin muncul. Berikut beberapa penyebab utama terjadinya kekambuhan pada skizofrenia.

Tidak minum obat secara teratur atau sesuai resep sejauh ini merupakan penyebab paling umum dari kekambuhan skizofrenia. Penggunaan obat-obatan terlarang atau alkohol dan kurangnya dukungan dari orang-orang sekitar ada di urutan berikutnya. 

Banyak orang dengan skizofrenia menyalahgunakan beberapa jenis obat seperti marijuana. Selain itu, stres juga dapat menyebabkan skizofrenia kambuh, dan sebaliknya, gejala kambuh juga dapat menyebabkan stres.

Tips untuk Membantu Mencegah Terjadinya Relaps Pada Skizofrenia

  • Minum obat sesuai instruksi. Lakukan ini bahkan jika gejala skizofrenia telah hilang. Berhenti minum obat adalah penyebab kekambuhan yang paling umum. Seberapa cepat tanda-tanda kekambuhan muncul akan sangat bervariasi. Bisa berhari-hari, berminggu-minggu, atau berbulan-bulan setelah berhenti.
  • Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan dosis terendah untuk mengendalikan gejala, serta metode dan jenis pengobatan terbaik. Misalnya, penggunaan antipsikotik kerja panjang yang diberikan sebulan sekali, obat antipsikotik kerja panjang dapat membantu beberapa orang untuk mendapatkan pengobatan rutin.
  • Hindari penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang. Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang dapat memperburuk gejala dan meningkatkan kemungkinan kambuh. Teman dan anggota keluarga dapat membantu Anda menemukan layanan yang menangani masalah penyalahgunaan zat.
  • Temukan cara positif untuk mengelola stres. Untuk orang dengan skizofrenia, stres dapat memicu gejala. Ketika Anda merasa kewalahan, jangan segan untuk beristirahat. 
  • Cobalah berolahraga selama 30 menit setiap hari. Beberapa studi menunjukkan bahwa olahraga, bersama dengan obat-obatan, dapat membantu gejala skizofrenia. Untuk tetap pada jalur yang benar, cari mitra olahraga untuk membantu memberi dukungan positif.
  • Upayakan untuk mendapatkan waktu tidur yang cukup. Kekurangan tidur bisa menjadi pemicu gejala pada penderita skizofrenia. Oleh karena itu, upayakan untuk memiliki pola tidur yang teratur dan konsultasikan dengan tenaga ahli profesional jika gangguan tidur sudah berlangsung cukup lama dan mengganggu aktivitas sehari hari.

5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Spaniel, Filip & Novak, Tomas & Motlova, L. & Čapková, Jana & Slováková, Andrea & Trancik, P & Matejka, Martin & Höschl, Cyril. (2015). Psychiatrist's adherence: A new factor in relapse prevention of schizophrenia. A randomized controlled study on relapse control through telemedicine system. Journal of psychiatric and mental health nursing. 22. 10.1111/jpm.12251. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/280122316_Psychiatrist's_adherence_A_new_factor_in_relapse_prevention_of_schizophrenia_A_randomized_controlled_study_on_relapse_control_through_telemedicine_system)
Antipsychotic maintenance treatment in schizophrenia and the importance of preventing relapse. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5980581/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app