Apa Fungsi Puting Susu Pada Pria?

Dipublish tanggal: Jul 6, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Okt 21, 2019 Waktu baca: 3 menit
Apa Fungsi Puting Susu Pada Pria?

Tubuh manusia terdiri berbagai bagian dengan fungsinya masing-masing untuk menunjang segala aktivitasnya. Akan tetapi ada juga bagian tubuh dengan kegunaan vitalnya yang justru terlihat sepele dan seakan tidak ada gunanya. 

Salah satu bagian tubuh tersebut yang paling sering dipertanyakan adalah puting susu pada pria.

Sering kali, puting susu pada pria dianggap sebagai bagian tubuh yang tidak berguna. Akan tetapi, tentu saja hal ini tidak mungkin. Karena segala sesuatu diciptakan pasti ada fungsinya. 

Sedangkan pada wanita, puting susu berfungsi untuk proses laktasi dan menyusui. Lalu apa sebenarnya fungsi puting susu pada pria? Penjelasannya lengkapnya ada di bawah ini.

Mengapa pria memiliki puting susu?

Ketika masih berbentuk embrio, tubuh pria dan wanita memiliki jaringan dan bentuk yang sama. Sebenarnya, semua embrio mulai keluar sebagai betina, yang berarti puting susu ada pada pria maupun wanita.

Seiring bertambahnya usia kandungan, dan adanya pengaruh dari gen, kromosom Y, dan juga hormon testosteron, membawa perubahan maskulinitas pada embrio pria. 

Hormon testosteron tersebut akan meningkatkan pertumbuhan penis dan testis. Oleh karena puting pada embrio pria sudah ada sebelum proses tersebut dimulai, maka puting tersebut akan tetap ada namun tidak akan membesar ketika memasuki masa pubertas. Itulah jawaban dari pertanyaan mengapa pria memiliki puting susu.

Fungsi puting susu pada Pria

Pada dasarnya, bentuk dan fungsi puting pada pria dan wanita memang berbeda. Sebenarnya, tidak ada fungsi spesifik terkait dengan puting susu yang ada pria. 

Berbeda dengan wanita, puting susu pada pria hanya berfungsi untuk melindungi tubuh yaitu untuk melindungi jantung dan paru-paru. 

Puting susu pada pria adalah lapisan pertama sebagai pelindung organ jantung dan paru-paru ketika terjadi kecelakaan agar tidak mengakibatkan cedera yang parah dan dapat menyebabkan gagalnya fungsi organ bahkan bisa menyebabkan kematian.

Tidak hanya itu, puting susu pada pria juga sebagai salah satu zona erotik pria yaitu zona sensitif rangsangan ketika berhubungan intim. Area berwarna gelap di sekitar puting dinamakan dengan areola yang terdiri dari saraf yang cukup sensitif dan dapat mendatangkan kesenangan seksual. 

Meskipun tidak sesensitif puting pada payudara wanita, puting yang ada pada lelaki juga dapat meningkatkan kenikmatan seksual jika dirangsang. Sedangkan puting susu pada wanita akan membesar dan menjadi tegak saat terkena rangsangan. 

Berbeda dengan puting susu pria, yang akan menegang dan menebal saat mereka mengalami orgasme.

Selain itu, fungsi puting pada payudara lelaki yang paling sederhana adalah untuk menyempurnakan penampilan. Bukankah Anda tidak bisa membayangkan bagaimana akan terlihat bentuk payudara lelaki tanpa puting?

Pria dan Kanker Payudara

Meskipun tidak dapat membesar layaknya payudara wanita, payudara pria juga dapat menghasilkan susu dan juga dapat terkena kanker payudara.

Hormon estrogen adalah hormon reproduksi yang dimiliki wanita dan ternyata juga dimiliki oleh pria. Jika terjadi suatu penyakit atau kondisi yang dapat mempengaruhi hormon, maka jaringan payudara pada pria akan tumbuh yang dinamakan dengan gynecomastia. Hal tersebut menjadikan payudara pria dapat menghasilkan ASI.

Gynecomastia adalah pembesaran payudara pada pria yang terjadi secara abnormal dan disebabkan akibat ketidakseimbangan hormon. Gynecomastia lebih sering terlihat pada masa remaja yaitu masa pengembangan ketika hormon berfluktuasi.  

Kondisi ini juga terjadi pada beberapa anak laki-laki yang mengidap penyakit hati dan pecandu alkohol.

Selain hormon estrogen, hormon lain yang juga dimiliki oleh lelaki adalah hormon testosteron. Kekurangan hormon testosteron dan kelebihan hormon estrogen pada lelaki akan menyebabkan tumbuhnya payudara pria. 

Pemicu gynecomastia diantaranya adalah pengaruh obat, pubertas, dan pengaruh keseimbangan hormon. Gynecomastia biasanya menyerang bayi yang baru lahir, lelaki pada usia remaja, dan pria yang telah lanjut usia. 


6 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Parsia S, et al. (2011). Benign breast cyst without associated gynecomastia in a male patient: A case report. DOI:  (http://www.radiologycases.com/index.php/radiologycases/article/view/869/fulltext)
Launer J. (2011). Why do men have nipples? DOI: (http://dx.doi.org/10.1136/pgmj.2010.113977)
Goyal S, et al. (2015). Fibroadenoma in male breast: Case report and review. DOI: (http://www.ccij-online.org/article.asp?issn=2278-0513;year=2015;volume=4;issue=2;spage=220;epage=222;aulast=Goyal)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app