Ablasio Retina - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 6, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Mar 29, 2019 Waktu baca: 4 menit

Mata adalah jendela jendela hati. Mata memiliki fungsi yang sangat penting, tanpagt;mata seseorang akan kesulitan menjalankan aktivitasnya. Sayangnya, seiring bertambahnya usia banyak masalah kesehatan yang terjadi pada mata, mulai dari rabun karena lemahnya otot-otot mata, hingga suatu keadaan lebih parah yang disebut dengan ablasio retina atau retinal detachment.

Apa itu Retina? Dan apa fungsinya?

Retina adalah lapisan paling dalam bola mata yang peka terhadap cahaya. Retina berbentuk membran tipis yang terdiri dari 3 lapisan. Dibagian tengah retina terdapat bintik-bintik kuning yang sangat peka terhadap cahaya. Pada bintik kuning terdapat jutaan sel, berupa sel kerucut dan sel batang yang sangat peka terhadap cahaya. Sel-sel inilah yang mengirim sinyal-sinyal ke saraf mata menuju ke otak.

Fungsi retina adalah untuk membentuk bayangan yang selanjutnya disalurkan oleh saraf ke otak. Bayangan benda terbalik yang dihasilkan retina akan diproses oleh otak menjadi seperti aslinya. Kepekaan retina terhadap cahaya akan menentukan ketajaman penglihatan.

Apa itu Ablasio Retina?

Ablasio Retina terjadi ketika retina tertarik menjauh dari posisi normalnya di belakang mata. Retina mengirimkan gambar visual ke otak melalui saraf optik. Ketika ablasio yang berarti “terlepas” terjadi, sinyal visual yang dikirimkan ke otak menjadi tidak fokus, sehingga menyebabkan pandangan kabur atau mungkin tidak bisa melihat sama sekali. 

Retina yang terlepas adalah masalah serius yang dapat menyebabkan kebutaan tanpa perawatan yang baik.

Apakah Penyebab Ablasio Retina?

Ablasi retina terjadi ketika retina mata terlepas dari pembuluh darah yang menyalurkan oksigen dan nutrisi. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan kondisi ini adalah: 

  • Adanya robekan kecil dalam retina. Akibat dari robekan ini adalah cairan vitreus (cairan di tengah bola mata) merembes dan menumpuk di bagian belakang retina. 
  • Menumpuknya cairan vitreus tanpa disertai robekan pada retina. Kondisi ini dapat disebabkan oleh cedera, tumor, peradangan, dan penyakit degenerasi makula.
  • Terbentuk jaringan parut di permukaan retina. Kondisi ini seringkali membuat retina tertarik dan lepas dan kondisi ini sangat sering ditemui pada penderita diabetes. 

Gejala Ablasio Retina

Gejala yang dialami mungkin meliputi:

  • terlihat adanya objek yang melayang-layang di dalam penglihatan (floaters
  • tampak kilatan cahaya
  • lapang pandang menyempit
  • adanya tirai berwarna abu-abu yang nampak menutupi penglihatan

Tetapi perlu diingat, gejala-gejala yang dijelaskan di atas tidak selalu berarti bahwa Anda memiliki retina yang terlepas. Namun, jika Anda mengalami satu atau lebih dari gejala-gejala ini, hubungi dokter mata Anda untuk melakukan pemeriksaan lengkap.

Saat umur kita bertambah, maka struktur pembentuk vitreous gel mata kita akan menyusut. Proses ini disebut syneresis. Dalam proses syneresis, struktur gel yang menyusut akan membentuk kerutan. Kerutan tersebutlah yang membentuk helai bayangan yang melayang-layang di mata kita. Helai bayangan tersebut diberi nama floaters dan mungkin terlihat saat menatap ke arah yang lebih terang.

Ablasio retina dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi lebih sering terjadi pada orang dengan usia lanjut. 

Kondisi yang dapat meningkatkan kemungkinan ablasio retina termasuk:

  • rabun dekat
  • operasi katarak sebelumnya; 
  • glaukoma; 
  • trauma berat; 
  • ablasio retina sebelumnya yang terjadi di mata Anda yang lain; 
  • riwayat keluarga dengan penyakit serupa;
  • adanya area lemah di retina Anda yang dapat dilihat oleh dokter mata Anda.

Diagnosis Ablasio Retina

Untuk menegakan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan oftalmoskopi untuk memeriksa bagian dalam mata. Jika hasil pemeriksaan oftalmoskopi tidak mencukupi, misalnya akibat perdarahan di mata, tes penunjang seperti USG mata akan dilakukan untuk memastikan hasil diagnosis.

Apakah pengobatan Ablasio Retina harus dilakukan dengan operasi?

Pengobatan ablasio retina tidak dapat dilakukan di rumah atau menggunakan pengobatan alternatif dengan minum obat-obatan tradisional, oleh karena itu jika Anda mengalami gejala di atas, segera hubungi dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan mendapatkan penanganan segera agar Anda masih bisa menyelamatkan penglihatan Anda. Beberapa prosedur yang mungkin dilakukan jika Anda memiliki kondisi ini adalah :

Cryoteraphy:

Adalah tindakan laser yang dilakukan untuk ‘mematri’ retina yang robek. Tindakan cryoteraphy ini sangat nyaman dan biasanya tidak menimbulkan keluhan. Retina yang robek akan ditambal

Scleral Buckle

Sebuah gelang yang lentur ditempatkan diseputar bola mata untuk menetralkan kekuatan yang menarik retina dari dasarnya.

Seringkali dokter mata mengeluarkan cairan yang ada dibawah bagian retina yang lepas, dan menarik retina ke posisi normal, prosedur ini dilaksanakan di kamar bedah.

Pneumatic Retinopexy

Dokter mata akan memasukkan sejenis gas khusus ke dalam rongga vitereus untuk mendorong retina yang lepas untuk kembali ke posisi semula. Setelah tindakan, sambil menunggu proses hilangnya gas, penderita akan diminta untuk menjaga kepala pada posisi tertentu selama beberapa hari. 

Dengan posisi kepala yang benar gas akan menekan retina yang lepas kembali ke asalnya.

Vitrectomy

Vitreus yang mengakibatkan penarikan pada retina dibuang sebagai gantinya pada mata dimasukkan gas atau silicon oil. Kadang-kadang vitrectomy dikombinasikan dengan scleral buckle.

Apakah pengobatan Ablasio Retina dengan operasi pasti berhasil?

Setiap operasi memiliki tingkat keberhasilannya sendiri-sendiri, walaupun umumnya operasi untuk mengatasi ablasio retina memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi, tetapi pada kondisi kronis tertentu, pengelihatan pada orang yang melakukan operasi pasca menderita ablasio retina tidak sepenuhnya kembali. Oleh karena itu, penting untuk segera pergi ke dokter jika Anda mengalami salah satu gejala di atas.


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
WebMD (2018). What is a Detached Retina? (https://www.webmd.com/eye-health/eye-health-retinal-detachment)
Gabbey, A. Healthline (2017). Retinal Detachment. (https://www.healthline.com/health/retinal-detachment)
Mayo Clinic (2018). Diseases and Conditions. Retinal Detachment. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/retinal-detachment/symptoms-causes/syc-20351344)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app