GRACIA BELINDA
Ditulis oleh
GRACIA BELINDA
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Ini Alasan Kita Harus Tetap Waspada meski Vaksin COVID-19 Sedang Didistribusikan

Dipublish tanggal: Mar 18, 2020 Update terakhir: Jun 29, 2021 Waktu baca: 4 menit
Ini Alasan Kita Harus Tetap Waspada meski Vaksin COVID-19 Sedang Didistribusikan

Ringkasan

Buka

Tutup

  • COVID-19 umumnya ditandai dengan gejala yang menyerupai influenza, seperti demam, batuk, pilek, dan sesak napas;
  • Akan tetapi, kita juga harus ekstra waspada karena dalam banyak kasus, COVID-19 tidak disertai dengan gejala apa pun. Virus corona umumnya menyerang orang-orang dengan sistem imun tubuh rendah;
  • Virus corona menyebar secara progresif ke saluran pernapasan, terutama paru-paru. Ketika virus masuk ke paru-paru, selaput lendir akan meradang dan merusak alveoli (kantung paru-paru) sehingga paru-paru harus bekerja lebih keras;
  • Pembengkakan pada paru-paru menghambat aliran oksigen. Imbas lainnya adalah membuat area paru-paru terisi cairan, nanah, dan sel-sel mati;
  • Meski distribusi vaksin COVID-19 sedang dilakukan di Indonesia, kita semua tetap harus disiplin menerapkan protokol kesehatan secara ketat;
  • Anda dapat membeli paket tes COVID-19 dengan dokter berpengalaman dan promo menarik melalui HDmall;
  • Klik untuk membeli perlengkapan new normal serta asupan vitamin dan suplemen dari rumah Anda melalui HDmall. *Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia dan bisa COD;
  • Gunakan fitur chat untuk berkonsultasi dengan apoteker kami secara gratis seputar obat dan pemeriksaan kesehatan yang Anda butuhkan.

Sejak diketahui mewabah di Wuhan, China, pada Desember 2019, virus corona menjadi musuh dunia. Kabar baik yang ditunggu memang datang pada 2021, termasuk ke Indonesia. Vaksin yang begitu dinanti itu akhirnya mulai didistribusikan pada Januari 2021, tentunya dengan berbagai tahap. Namun, kabar gembira ini bukan alasan bagi kita untuk tidak disiplin lagi dalam menjalankan protokol kesehatan secara ketat.

Jangan lupa bahwa hingga sekarang pun angka penularan COVID-19 dan korban jiwanya masih terus bertambah di Indonesia. Ingat pula bahwa risiko kolapsnya sektor kesehatan--mulai dari penuhnya rumah sakit dan ruang isolasi, tenaga medis yang kelelahan secara fisik dan mental, hingga gugurnya tenaga medis--merupakan kondisi serius yang sedang kita hadapi. 

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Pemeriksaan COVID-19 via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket covid-19 hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

COVID-19 umumnya ditandai dengan gejala yang menyerupai influenza, seperti demam, batuk, pilek, dan sesak napas. Akan tetapi, kita juga harus ekstra waspada karena dalam banyak kasus, COVID-19 tidak disertai dengan gejala apa pun. Virus corona umumnya menyerang orang-orang dengan sistem imun tubuh rendah. Pertanyaannya, apa sebenarnya dampak paparan virus corona pada tubuh?

Dampak virus corona pada tubuh

Virus corona merupakan kelompok virus yang dapat menimbulkan gangguan pernapasan pada tubuh manusia. Selain COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona adalah Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV).

Gejala COVID-19 yang mirip dengan flu biasa sering membuat orang tidak merasa kesakitan. Akibatnya, banyak orang tidak langsung mencari pertolongan pertama, padahal dampaknya sangat berbahaya bagi paru-paru dan menimbulkan kematian.

Kondisi tubuh dan riwayat penyakit pada penderita juga berpengaruh pada tinggi atau rendahnya dampak COVID-19.  Orang-orang dengan diabetes, asma, hipertensi, obesitas, atau penyakit kronis lainnya, berisiko lebih rentan pada dampak serius COVID-19.

Baca juga: Perbedaan Flu Biasa dan Flu pada Gejala COVID-19

Bagaimana virus corona menyebabkan infeksi pada tubuh?

Virus corona bisa menyebar melalui paparan tetesan (droplet) penderita ketika batuk atau bersin yang mungkin secara tidak sengaja mengenai tangan kita yang secara tidak sadar menyentuh bagian wajah. Jika itu yang terjadi, kita sedang membukakan jalan bagi virus untuk masuk ke tubuh.

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Pemeriksaan COVID-19 via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket covid-19 hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Partikel virus tersebut akan memasuki bagian belakang hidung dan selaput lendir belakang tenggorokan, lalu menempel di reseptor tertentu dalam sel. Proses infeksi virus corona pada tubuh dimulai dari situ. Kemudian, virus corona menempel ke membran sel dan memasuki sel tubuh.

Setelah itu, materi genetik pada virus corona akan memengaruhi metabolisme sel dan merusak fungsi kerja fungsi kerja tubuh. Virus juga akan menyebabkan pertumbuhan sel perusak lainnya di dalam tubuh. 

Mengapa virus corona bisa menyebabkan gangguan pernapasan?

Ketika masuk ke tubuh dan jumlahnya meningkat, virus corona akan menginfeksi beberapa bagian sel tubuh. Hal ini pula yang menyebabkan gejala batuk dan sakit tenggorokan. Infeksi pada tubuh umumnya juga ditandai dengan demam yang membuat suhu tubuh di atas 37,2 derajat Celcius. 

Virus juga menyebar secara progresif ke saluran pernapasan, terutama paru-paru. Ketika virus masuk ke paru-paru, selaput lendir akan meradang dan merusak alveoli (kantung paru-paru) sehingga paru-paru harus bekerja lebih keras untuk memasok oksigen ke seluruh tubuh serta membuang kandungan karbondioksida.

Pembengkakan pada paru-paru menghambat aliran oksigen. Imbas lainnya adalah membuat area paru-paru terisi cairan, nanah, dan sel-sel mati. Kondisi seperti inilah yang menjadi faktor penyebab infeksi paru-paru atau pneumonia

Bahkan pada sejumlah kasus COVID-19, penderita juga mengalami sesak napas sehingga harus menggunakan dengan alat bantu pernapasan (ventilator). Akan tetapi, yang sulit dideteksi adalah ketika tubuh tidak menunjukkan gejala apa pun sehingga virus menyebar dengan cepat.

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Pemeriksaan COVID-19 via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket covid-19 hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Berapa lama tubuh untuk pulih dari COVID-19?

Partikel atau patogen virus corona bisa saja mengendap dalam sistem pernapasan tubuh penderita selama 37 hari (5 minggu) sejak pertama kali terpapar dan bisa menularkannya ke orang lain dalam waktu tersebut. Hal ini juga bisa menyebabkan kekambuhan COVID-19 pada penyintas. Secara umum, pasien positif COVID-19 membutuhkan waktu isolasi selama 14 hari dan terus dipantau di ruang isolasi untuk mencegah penyebaran virus ke orang lain.

Baca juga: 6 Faktor Risiko yang Dapat Meningkatkan Bahaya COVID-19

Apakah COVID-19 berdampak pada bagian tubuh lain?

Tak hanya pada paru-paru pada organ pernapasan, dampak virus corona juga bakal menjalar ke hidung hingga rektum melalui selaput lendir. Infeksi sel pada sistem pencernaan mungkin terjadi dan menimbulkan gejala seperti diare. 

Virus bahkan dapat masuk ke aliran darah, tetapi belum diketahui apakah virus dapat bertahan pada darah atau tinja. Sumsum tulang serta beberapa organ lain, seperti jantung, hati, dan ginjal juga mungkin mengalami peradangan dan kerusakan akibat infeksi virus corona. 

Tubuh sebenarnya memiliki sistem imun atau kekebalan tubuh yang berfungsi untuk melawan infeksi. Masalahnya, kekebalan tubuh yang kuat malah menyerang organ yang mengalami peradangan sehingga organ akan rusak bukan hanya karena virus, tetapi juga sistem daya tahan tubuh.

Hingga saat ini belum diketahui apakah dampak virus corona berpengaruh pada otak atau tidak. Namun karena masih dalam satu kelompok dengan virus penyebab SARS yang memengaruhi fungsi otak, virus corona bisa saja menimbulkan infeksi pada otak dan sistem saraf.

Jaga diri sendiri dan orang terdekat dari paparan virus corona dengan rajin cuci tangan menggunakan sabun, kenakan masker pelindung, gunakan tisue ketika bersin atau batuk, dan hindari keramaian. Jangan lupa untuk tetap menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, berolahraga, istirahat cukup, dan minum air putih serta multivitamin.    

Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, bersin, atau kondisi lainnya, segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat tes COVID-19 dan penanganan lebih lanjut. 
Informasi atau laporan kasus COVID-19 bisa diakses melelui website resmi www.covid19.go.id atau lewat hotline Kementerian Kesehatan Republik Indonesia khusus COVID-19 di nomor 119 ext. 9. 
Pencegahan dan penanganan awal akan membantu mengurangi risiko bahaya atau komplikasi yang lebih parah.

Baca selengkapnya: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan COVID-19


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
NY Times. What Does the Coronavirus Do to the Body? (https://www.nytimes.com/article/coronavirus-body-symptoms.html). 12 Maret 2020
Bloomberg. Coronavirus Can Live in Patients for Five Weeks After Contagion. (https://www.bloomberg.com/news/articles/2020-03-12/coronavirus-can-live-in-patients-for-five-weeks-after-contagion). 12 Maret 2020

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app