BPH - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 10, 2019 Update terakhir: Nov 9, 2020 Tinjau pada Apr 23, 2019 Waktu baca: 6 menit

BPH adalah penyakit pembesaran prostat yang terjadi akibat proses bertambahnya jumlah sel-sel kelenjar dan jaringan penyokong pada prostat sehingga menimbulkan berbagai gejala terganggunya proses berkemih karena letaknya yang mengelilingi uretra atau saluran kemih pria.

Prostat adalah kelenjar otot kecil dalam sistem reproduksi laki-laki, dari luar kita tidak dapat melihat organ ini, karena letak prostat berada di dalam dan mengelilingi uretra. Kelenjar prostat menghasilkan sebagian besar cairan dalam air mani. Sedangkan otot-ototnya membantu mendorong cairan dan air mani melalui Mr.P selama ejakulasi atau saat klimaks ketika berhubungan badan.

Hipertrofi prostat jinak, atau benign prostatic hyperplasia (BPH), terjadi ketika sel-sel dari kelenjar prostat mulai berkembang biak. Sel-sel tambahan menyebabkan kelenjar prostat membengkak, menekan uretra sehingga saluran kemih ini menjadi sempit dan membatasi aliran urin.

Obstruksi atau sumbatan bisa begitu parah sehingga tidak ada urin yang dapat meninggalkan kandung kemih sama sekali.Hal ini dapat berbahaya karena urine terperangkap di dalam kandung kemih bisa menyebabkangt;infeksi saluran kemih (ISK) dan merusak ginjal.

Benign prostatic hyperplasia (BPH) adalah kondisi jinak yang tidak sama dengan kanker prostat. Kondisi ini umum terjadi pada pria di atas usia 50 tahun.

Apa Saja Gejala BPH?

Gejala-gejala BPH seringkali sangat ringan pada awalnya, akan tetapi bisa menjadi lebih serius jika tidak ditangani. Gejala umum termasuk:

  • kandung kemih tidak bisa benar-benar kosong, setelah berkemih ada rasa tidak lampias atau tuntas.
  • nokturia, yang merupakan kebutuhan untuk buang air kecil dua kali atau lebih per malam
  • inkontinensia, atau keluar urin tak disadari
  • sebentar-sebentar ingin kencing
  • aliran urin yang lemah
  • dorongan tiba-tiba untuk buang air kecil
  • aliran urin melambat atau tertunda
  • nyeri buang air kecil
  • darah dalam urin
  • nanah dalam urin

Beritahu dokter jika Anda mengalami gejala-gejala BPH seperti di atas. Gejala-gejala tersebut dapat diobati, dan pengobatan yang tepat akan mencegah komplikasi.

Apa Penyebab BPH?

BPH dianggap sebagai kondisi normal pada penuaan pria, dan diperkirakan bahwa lebih dari setengah pria di dunia ini yang berusia atas usia 80 tahun memiliki gejala BPH. Meskipun penyebab pasti tidak diketahui, perubahan hormon seks pria seperti usia diduga menjadi faktor. 

Riwayat keluarga dengan masalah prostat atau kelainan pada testikel dapat meningkatkan risiko seseorang untuk BPH.Selain itu, adapun beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan penyakit BPH, termasuk:

Bagaimana BPH Didiagnosis?

Evaluasi BPH dimulai dengan pemeriksaan fisik dan peninjauan riwayat kesehatan.Pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan colok dubur yang memungkinkan dokter untuk memperkirakan ukuran dan bentuk prostat melalui perabaan. Tes-tes penujang lain yang mungkin diperlukan dapat meliputi:

  • Urinalisis, untuk melihat apakah ada darah dalam urin.
  • Biopsi prostat, mengambil sample atau sejumlah kecil jaringan prostat untuk diperiksa di bawah mikroskop guna memastikan diagnosis BPH.
  • Tes urodinamik, kandung kemih diisi dengan cairan melalui kateter untuk mengukur tekanan kandung kemih saat buang air kecil.
  • Tes antigen (PSA) prostate-specific-atigen adalah tes darah yang digunakan untuk memeriksa kanker prostat.
  • Cystoscopy, dokter akan memeriksa uretra dan kandung kemih melalui instrumen berlampu kecil yang dimasukkan ke dalam uretra.
  • Pyelogram intravena atau urogram, zat pewarna rongsen disuntikkan ke dalam pembuluh darah. Setelah itu dilakukan pemeriksaan X-ray atau CT scan untuk melihat aliran urine dalam saluran kemih.

Apa Langkah Pengobatan BPH?

Pengobatan BPH dapat dimulai dengan perawatan diri. Jika gejala tidak mereda melalui perawatan diri, pengobatan atau operasi mungkin direkomendasikan. usia dan kesehatan umum juga akan menjadi pertimbangan dalam pengobatan. Perawatan diri pada BPH meliputi:

  • Buang air kecil segera setelah merasakan dorongan (kebelet).
  • Biasakan pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil, bahkan ketika tidak begitu kebelet.
  • Hindari menggunakan obat dekongestan(pereda hidung tersumbat) atau obat antihistamin, karena dapat membuat pengosongan kandung kemih menjadi lebih sulit.
  • Hindari alkohol dan kafein, terutama pada jam-jam setelah makan malam.
  • Mengurangi stres. Kegelisahan dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil.
  • Berolahraga secara teratur. Kurangnya olahraga dapat memperburuk gejala.
  • Belajar dan berlatih latihan Kegel untuk memperkuat otot-otot panggul.
  • Jaga agar tetap hangat. Dingin dapat membuat gejala BPH lebih buruk.

Pilihan pengobatan BPH lain termasuk:

Alpha-1 Blockers

Alpha-1 blockers adalah obat-obat yang berfungsi mengendurkan otot-otot kandung kemih dan prostat. Alpha-1 blockers membuat leher kandung kemih lebih rileks dan membuatnya lebih mudah untuk dilalui air seni. Contoh alpha-1 blockers termasuk: doxazosin, prazosin, alfuzosin, terazosin, tamsulosin.

Pengurangan Hormon

Obat-obatan yang mengurangi kadar hormon yang diproduksi oleh kelenjar prostat seperti dutasteride dan finasteride umumnya diresepkan untuk mengobati BPH. Ini adalah dua obat yang dapat menurunkan kadar testosteron. Terkadang dengan menurunkan kadar hormon testosteron akan membuat prostat semakin kecil dan meningkatkan aliran urin. Namun, obat ini juga dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan seperti impotensi dan penurunan gairah seks.

Antibiotik

Antibiotik dapat digunakan jika prostat mengalami peradangan atau prostatitis. Antibiotik dapat diresepkan ketika peradangan prostat menyertai BPH. Antibiotik juga membantu mengobati ISK, dimana infeksi saluran kemih ini dapat lebih mudah terjadi ketika aliran urin dari kandung kemih menurun.

Baca: Jenis-jenis Golongan Antibiotik dan Fungsinya

Prosedur Minimal Invasif

Prosedur minimal invasif maksudnya sebuah tindakan pengobatan yang melibatkan sedikit perlukaan karena menggunakan peralatan medis namun seminimal mungkin sehingga tidak perlu dirawat inap.

Prosedur ini melibatkan memasukkan alat ke dalam uretra dan ke dalam kelenjar prostat. Alternatif non-bedah yang dapat diterapkan meliputi:

  • Transurethral needle ablation (TUNA), gelombang radio digunakan untuk mengikis dan mengecilkan jaringan prostat.
  • Transurethral microwave therapy (TUMT), energi gelombang mikro digunakan untuk menghilangkan jaringan prostat.
  • Water-induced thermotherapy (WIT), air dipanaskan digunakan untuk menghancurkan jaringan prostat yang berlebihan.
  • High-intensity focused ultrasound (HIFU), energi sonik digunakan untuk menghilangkan jaringan prostat berlebih.

Operasi BPH (Tindakan Bedah)

Bedah BPH di rumah sakit dianjurkan jika pasien memiliki gejala berikut:

  • gagal ginjal
  • kencing batu
  • ISK berulang
  • ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih
  • darah dalam urin yang terjadi berulang kali

Operasi dapat meringankan gejala BPH, namun BPH dapat kembali bahkan setelah intervensi bedah. Berikut adalah daftar operasi yang digunakan untuk mengatasi pembesaran prostat.

  • Transurethral resection of the prostate (TURP) adalah pengobatan bedah yang paling umum digunakan untuk BPH. dokter memasukkan alat kecil melalui uretra ke dalam prostat. prostat kemudian dikikis sepotong demi sepotong. Prosedur ini biasanya memerlukan rawat inap di rumah sakit.
  • Prostatektomi sederhana, dokter membuat sayatan di perut atau perineum, yang merupakan daerah di belakang skrotum. Bagian dalam prostat dibuang, meninggalkan bagian luar belakang. Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan anestesi umum atau spinal. Rawat inap dapat berlangsung selama lima sampai 10 hari.
  • Transurethral incision of the prostate (TUIP) dimulai mirip dengan TURP, tetapi prostat tidak dibuang. Sebaliknya, sayatan kecil dibuat di prostat yang akan memperbesar saluran keluar kandung kemih dan uretra. Sayatan memungkinkan urin mengalir lebih bebas. Pasien tidak selalu harus tinggal di rumah sakit pada prosedur ini.

BPH tidak selalu memerlukan perawatan medis. Perubahan gaya hidup, obat-obatan, dan operasi merupakan pilihan pengobatan untuk mengatasi gejala yang mempengaruhi kualitas hidup.

Potensi Komplikasi BPH

Seorang pria yang memiliki riwayat BPH dapat mengembangkan komplikasi sebagai berikut:

  • ISK
  • batu kemih
  • kerusakan ginjal
  • perdarahan di saluran kemih
  • ketidakmampuan tiba-tiba untuk buang air kecil

Banyak pria mengabaikan gejala BPH. Padahal sesungguhnya pengobatan dini dapat membantu menghindari komplikasi yang berbahaya. Hubungi dokter jika Anda buang air kecil lebih sedikit dari biasanya dan kandung kemih tidak bisa benar-benar kosong terlebih ketika Anda mengalami gejala-gejala:

  • panas dingin
  • demam
  • sakit punggung, pinggang, atau perut
  • terdapat darah atau nanah dalam urin

Juga, konsultasikan dengan dokter tentang obat yang Anda gunakan yang mungkin mempengaruhi sistem kemih, seperti:

Dokter akan menyesuaikan penggunaan obat yang diperlukan. Jangan mencoba untuk menyesuaikan obat atau dosis sendiri. Biarkan dokter menyarankan langkah-langkah perawatan diri yang dapat diterapkan untuk meringankan gejala BPH yang Anda alami setidaknya dalam dua bulan untuk kemudian dilakukan evaluasi.


25 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Magistro G, et al. Emerging minimally invasive treatment options for male lower urinary tract symptoms. European Urology. 2017;72:986.
Foster HE, et al. Surgical management of lower urinary tract symptoms attributed to benign prostatic hyperplasia: AUA guideline. American Urological Association. The Journal of Urology. 2018:200;612.
Wein AJ, et al., eds. Minimally invasive and endoscopic management of benign prostatic hyperplasia. In: Campbell-Walsh Urology. 11th ed. Philadelphia, Pa.: Elsevier; 2016. https://www.clinicalkey.com.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Pantangan penyakit prostat
Pertanyaan ini telah dijawab oleh seorang ahli medis
Buka di app