Apakah boleh berolahraga saat menderita Tipes (Typhoid Fever)?

Dipublish tanggal: Mei 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Apakah boleh berolahraga saat menderita Tipes (Typhoid Fever)?

Demam tifoid adalah penyakit infeksi akibat bakteri yang umum ditemukan di negara-negara berkembang seperti Amerika Selatan, Amerika Latin, Afrika, Eropa Timur, dan wilayah Asia selain Jepang. 

Penyakit ini ditularkan akibat higienitas yang buruk berkaitan dengan makanan dan sumber air. Penyakit ini paling sering terjadi ketika seseorang menelan makanan atau air yang terkontaminasi dengan kotoran yang terinfeksi.

Tipes memiliki gejala yang beragam, mulai dari mual muntah, sakit perut, demam tinggi dan sebagainya. Sejatinya saat seseorang menderita tipes, tatalaksana utama yang perlu dilakukan adalah bed rest atau istirahat total. 

Namun belakangan timbul pertanyaan di kalangan masyarakat, apakah masa penyembuhan tipes dapat dipercepat dengan melakukan olahraga tertentu?

Hubungan antara berolahraga dan sistem kekebalan tubuh

Sekelompok ilmuwan mengumpulkan data mengenai kebiasaan berolahraga dan prevalensi terserang penyakit, mereka menemukan bahwa:

  • Orang-orang yang tidak pernah berolahraga akan sakit lebih sering.
  • Orang yang berolahraga antara sebulan sekali dan tiga kali seminggu merupakan yang terbaik.
  • Orang yang berolahraga berat lebih dari empat kali seminggu memiliki risiko lebih sering sakit.

Jadi, dalam istilah sederhana, orang yang terlalu malas dan terlalu sering berolahraga mengalami penurunan kekebalan tubuh. Namun, olahraga pada tingkat sedang dapat meningkatkan imunitas.

Menurut National Institutes of Health, olahraga dengan intensitas ringan hingga sedang secara teratur dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini disebabkan karena olahraga menjaga sel darah putih bergerak dari organ (tempat infeksi terjadi) ke aliran darah untuk dibuang sebagai limbah.

Olahraga - bersama dengan pola diet yang tepat, jadwal tidur yang baik dan mengurangi stres dapat membantu mengurangi gejala akibat masuk angin, flu bahkan gejala tipes.

Sebaliknya, olahraga yang intens justru dapat membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi karena stress pada tubuh yang ekstrim. Inilah sebabnya mengapa atlet profesional dan orang lain yang rutin berolahraga dengan intensitas lebih tinggi perlu tetap terhidrasi dengan baik. 

Makan makanan yang sehat setelah latihan, banyak istirahat, membersihkan (terutama tangan) setelah latihan, dan ganti baju yang basah setelah berolahraga secepatnya.

Jika Anda tinggal di negara berkembang, Anda dapat terinfeksi demam tifoid, walaupun Anda sudah menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan sekalipun. International Dance Exercise Association, sebuah organisasi terkemuka untuk para profesional kebugaran, membuat saran-saran berikut untuk berolahraga ketika Anda merasa tidak enak badan:

1. Lakukan "cek leher."

Jika gejalanya di atas leher (pilek, bersin, sakit tenggorokan) olahraga ringan aman untuk Anda lakukan, kecuali Anda sedang demam. Untuk gejala di bawah leher (kelelahan ekstrim, nyeri otot, muntah, diare, menggigil, pembengkakan kelenjar getah bening atau batuk parah).

Tunggu hingga dua minggu sebelum kembali ke latihan intensif. Intensitas latihan yang rendah dapat dilakukan setelah gejala hilang.

2. Hindari berolahraga saat demam.

Berolahraga saat demam dapat menyebabkan dehidrasi berbahaya dan bahkan gagal jantung. Ketika demam mereda, Anda dapat kembali berolahraga. Anda dapat berolahraga satu hari dengan intensitas rendah untuk setiap dua hari Anda sakit. 

Tidak ada yang namanya “mengeluarkan keringat” dari racun, kuman atau virus.

3. Ubah intensitas latihan Anda.

Melawan penyakit membutuhkan cadangan energi. Latihan intensitas tinggi menghabiskan cadangan energi tersebut. Menurut salah satu jurnal kesehatan dalam The Physician and Sports Medicine Journal menyarankan, Anda dapat berolahraga dengan intensitas rendah selama sekitar 10 menit. 

Berhentilah berolahraga jika Anda merasa pusing, mual atau mengalami gejala lainnya.

4. Gunakan akal sehat.

Anda perlu lebih mengenal tubuh Anda. Olahraga ringan mungkin dapat Anda lakukan saat Anda sakit. Namun, saat tubuh Anda betul-betul tidak sanggup, jangan memaksakan tubuh Anda sendiri. Tunda jadwal olahraga Anda. 

Tinggal di rumah dan beristirahat adalah keputusan terbaik jika Anda membutuhkannya.

Olahraga dapat membantu masa penyembuhan dengan meningkatkan sistem imun, namun perlu diingat jika kondisi tubuh tidak memungkinkan, hindari berolahraga untuk sementara waktu. Selain berolahraga, untuk sembuh dari tipes.

Anda perlu memperhatikan asupan cairan, nutrisi dan hygiene agar dapat membantu tubuh Anda pulih lebih cepat dan mencegah terjadinya infeksi berulang di masa depan.


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Typhoid Fever Causes, Symptoms, Treatment and Vaccine. WebMD. (https://www.webmd.com/a-to-z-guides/typhoid-fever#1)
Typhoid fever - Vaccination. NHS (National Health Service). (https://www.nhs.uk/conditions/typhoid-fever/vaccination/)
Should physical activity be limited in typhoid fever (enteric fever)?. Medscape. (https://www.medscape.com/answers/231135-10618/should-physical-activity-be-limited-in-typhoid-fever-enteric-fever)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app