Vidintal Tablet 500mg: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Jul 3, 2019 Waktu baca: 2 menit

Ini adalah review terhadap obat dengan merk erythrin. di bagian akhir review ini juga disertakan tautan untuk mengetahui merk obat-obat lain dengan kandungan yang sama dengan erythrin.

Mengenai Erythrin

Golongan          

obat keras (harus dengan resep dokter)

Kemasan           

kapsul 250 mg, kapsul 500 mg, 1 botol sirup kering

Kandungan      

eritromisin etilsuksinat setara eritromisin 200 mg/ 5ml syrup, eritromisin 250mg, eritromisin 500mg

Manfaat erythrin      

Kegunaan erythrin (Erythromycin ) adalah untuk pengobatan infeksi saluran nafas, whooping cough, penyakit legionnaire dan enteritis karena kampilobakter. Juga aktif terhadap klamidia dan mikoplasma. Erythromycin  juga digunakan untuk infeksi kulit dan jaringan lunak dan profilaksis demam rheumatik yang sering kambuh.

Efek Samping erythrin

Kebanyakan efek samping erythrin (Erythromycin ) yang muncul adalah mual, muntah, diare, kembung, flatulensi, palpitasi, nyeri dada, dispepsia, dan nyeri pada perut. Gugup, ruam kulit, melena dan jaundice kolestatik, monilia, vaginitis dan nefritis, pusing, sakit kepala, vertigo, somnolence, letih, fotosensitifitas dan shock anafilaksis juga dilaporkan terjadi pada pemakaian erythrin (Erythromycin ). erythrin (Erythromycin ) dapat mempengaruhi sistem saraf pusat , menyebabkan reaksi psikotik , mimpi buruk dan berkeringat di malam hari. Pernah dilaporkan kasus gangguan pendengaran yang reversible setelah pemberian dosis besar dan gangguan jantung seperti aritmia dan nyeri dada.

Dosis erythrin

erythrin (Erythromycin ) diberikan dengan dosis : 

DEWASA dan ANAK di atas 8 tahun, 250-500 mg tiap 6 jam atau 0,5-1 g tiap 12 jam; pada infeksi berat dapat dinaikkan sampai 4 g/hari.

ANAK :

  • < 2 tahun, 125 mg tiap 6 jam
  • 2-8 tahun 250 mg tiap 6 jam. Untuk infeksi berat dosis dapat digandakan.

Akne: 250 mg dua kali sehari, kemudian satu kali sehari setelah 1 bulan.

Sifilis stadium awal, 500 mg 4 kali sehari selama 14 hari.

Infus intravena: infeksi berat pada dewasa dan anak, 50 mg/kg bb/hari secara infus kontinu atau dosis terbagi tiap 6 jam. Infeksi ringan 25 mg/kg bb/hari bila pemberian per oral tidak memungkinkan

Interaksi obat 

deksametason menghambat kerja enzim dalam metabolisme erythrin (Erythromycin ) sehingga meningkatkan levelnya dalam plasma darah. Obat-obatan seperti simvastatin, lovastatin, atau atorvastatin jika diberikan bersamaan dengan erythrin (Erythromycin ), level substratnya meningkat dalam plasma darah, sehingga meningkatkan efek samping. Hal yang sama juga terjadi pada obat-obat seperti ergotamine dan dihydroergotamine. erythrin (Erythromycin ) tidak boleh diberikan kepada orang-orang yang menggunakan obat yang memperpanjang metabolisme erythrin (Erythromycin ) seperti verapamil atau diltiazem, atau obat-obatan yang juga memperpanjang interval QT. Contoh lain termasuk terfenadine, astemizol, cisapride dan pimozide. Theophylline yang digunakan terutama untuk obat asma, juga kontraindikasi jika diberikan bersamaan erythrin (Erythromycin ).

Kontraindikasi 

erythrin (Erythromycin ) harus dihindari pada pasien hipersensitifitas pada erythrin (Erythromycin ) dan antibiotika makrolidum lainnya. erythrin (Erythromycin ) dikontraindikasikan untuk pasien dengan fungsi hati yang rusak.

Perhatian  

jangan memberikan erythrin (Erythromycin ) pada penderita dengan fungsi hati yang rusak

Toleransi terhadap kehamilan

KATEGORI B Penelitian reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pemakaian eritromisina (Erythromycin ) pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil / Penelitian pada hewan telah menunjukkan efek buruk , namun studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada ibu hamil tidak menunjukkan risiko untuk janin pada trimester berapapun.

 

 


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Pollio, Filiberto & Falco, Marinella & Scaramellino, M. & Daniele, F. & Ascione, L. & Pinto, M.G. & Citarella, F. & Catalano, D.. (2000). Eritromicina vs. azitromicina nella terapia dell'infezione da chlamydia trachomatis in gravidanza. 22. 396-400. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/295609540_Eritromicina_vs_azitromicina_nella_terapia_dell'infezione_da_chlamydia_trachomatis_in_gravidanza)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app