Tolterodine: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 16, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Tinjau pada Mei 15, 2019 Waktu baca: 3 menit

Tolterodine merupakan salah satu jenis obat yang digunakan pada gangguan kandung kemih. Tolterodine memiliki sifat antimuskarinik yang memiliki fungsi untuk merelaksasi otot kandung kemih agar seseorang dapat mengontrol otot saat buang air kecil. 

Obat ini banyak digunakan pada dewasa tua dengan keluhan sulit mengontrol diri saat buang air kecil, sering kencing, dan harus segera pergi ke toilet. Kondisi ini sering disebut inkontinensia urin.

Tolterodine merupakan obat antimuskarinik yang diberikan pada penderita ikontinensia urin. Toterodine lebih dipilih daripada obat selektif muskular lainnya seperti oxybutynin karena tolterodine memiliki area kerja lebih besar dalam megontrol otot-otot sekitar kandung kemih sehingga tidak membutuhkan dosis obat lebih besar dalam pemakaian obat.

Mengenai Tolterodine

Golongan:

Obat resep

Kemasan:

Tablet 

Kandungan:

Obat antimuskarinik

Apa Itu Inkontinensia Urin?

Inkontinensia urin adalah suatu kelainan medis dimana seseorang sulit mengontrol buang air kecil sehingga sangat mengganggu kegiatan sehari-hari. Seseorang dengan inkontinensia urin tidak bisa menahan keluarnya air kencing sehingga harus segera ke toilet. Pada orang lanjut usia, penggunaan popok dewasa banyak membantu menghindari penderita inkontinensia urin mengompol.

Gejala yang dialami pada inkontinensia urin antara lain:

  • Sulit menahan buang air kecil
  • Urin keluar sedikit demi sedikit
  • Urin keluar saat batuk, mengangkat beban, atau bersin. Kondisi ini disebut inkontinensia stres
  • Urin keluar saat perubahan posisi tubuh tanpa disadari. Kondisi ini disebut inkontinensia dorongan
  • Urin keluar karena penumpuk air kencing yang sedikit demi sedikit dapat keluar tanpa sadar

Farmakologi Tolterodine

Tolterodine memiliki agen muskarinik pada kontraksi kandung kemih karena  otot pda organ tersebut dirangsang oleh reseptor kolinergik muskarinik.

Tolterodine memiliki spesifisitas tinggi dalam memberikan respon reseptor muskarinik sehingga dapat secara langsung memberikan kontraksi menyeluruh pada otot-otot kandung kemih dalam menahan air kencing keluar dan mengosongkan kandung kemih.       

Tolterodine dan 5-hidroksimetiltolterodine bekerja sebagai resptor muskarinik antagonis. Tolterodine yang masuk ke tubuh dimetabolisme di dalam liver sehingga dapat membtnuk derivatif 5-hidroksimetil, sebagai sumber utama dalam peran aktivitas antimuskarinik.

Dosis dan cara pemberian obat Tolterodine

Obat tolterodine tersedia dalam bentuk oral atau minum dengan dosis 1 miligram,  2 miligram dan 4 miligram. Pemberian dimulai dari 2 miligram dosis awal dan dikonsumsi sebanyak dua kali sehari. Obat tolterodine diberikan setelah makan dan usahakan untuk minum air secukupnya. 

Obat tolterodine tidak boleh dikombinasikan pemberiannya dengan obat lain. Beri rentang waktu sebelum mengonsumsi obat lainnya guna mencegah penurunan efek obat dan mencegah efek samping yang lebih besar. 

Efek samping Tolterodine

Obat tolterodine memberikan efek samping bagi penderita inkontinensia urin. Efek smping yang muncul dapat bersifat ringan hinga berat. Efek samping ringan yang dapat timbul antara lain:

  • Nyeri kepala
  • Mata kering
  • Mulut kering
  • Sulit tidur
  • Mual muntah
  • Pembengkakan di wajah dan bibir
  • Nyeri sendi
  • Konstipasi
  • Retensi urin
  • Alergi

Efek samping sedang hingga berat pada pemakaian obat tolterodine antara lain:

  • Halusinasi
  • Detak jantung semakin cepat
  • Nyeri dada

Obat tolterodine tidak boleh dberikan pada beberapa kondisi antara lain:

  • Memiliki kelainan organ liver
  • Memiliki riwayat penyakit jantung seperti Long QT syndrome
  • Memiliki riwayat glaukoma
  • Adanya gangguan lambung dan usus
  • Miastenia gravis
  • Kelainan ginjal berat
  • Dalam kondisi hamil atau menyusui ( tolterodine merupakan obat kategori C)
  • Retensi urin

Interaksi obat Tolterodine

  • Obat tolterodine memiliki interaksi apabila diberikan bersamaan dengan obat lain seperi:
  • Obat-obatan herbal seperti jamu-jamuan atau TCM ( Traditional Chinese Medicine)
  • Obat imunosupresan seprti cyclosporin
  • Obat methadon
  • Beberapa jenis obat antibiotik seperti erythromycin, azithromycin, dan clarithromycin
  • Obat psikotik seperti haloperidol dan chlorpromazine
  • Obat penyakit jantung seperti amiodarone dan procainamide

8 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
tolterodine (Detrol) Uses, Side Effects & Dosage. MedicineNet. (https://www.medicinenet.com/tolterodine/article.htm)
Detrol (Tolterodine Tartrate): Uses, Dosage, Side Effects, Interactions, Warning. RxList. (https://www.rxlist.com/detrol-drug.htm)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app