Tips Agar Rambut Bayi Tumbuh Lebat

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Tips Agar Rambut Bayi Tumbuh Lebat

Tidak semua bayi yang lahir ke dunia memiliki rambut lebat. Sebagian memiliki rambut yang lebih tipis.  Lebat tidaknya rambut bayi  bergantung pada faktor genetik yang dibawa bayi sejak lahir. Anda sebagai orang tua mungkin ingin membantu mempercepat tumbuhnya rambut bayi, terutama jika bayi sepertinya tidak memiliki rambut sama sekali. Bahkan, di beberapa bulan pertama usianya,  rambut bayi mengalami kerontokan karena  adanya level hormon yang mengalami penyesuaian serta adanya pertumbuhan fisik yang dialami oleh bayi. 

Anda tentu tidak bisa membuat rambut bayi tumbuh, namun Anda dapat membantu merawat kulit kepala bayi untuk mempersiapkan dan merangsang pertumbuhan rambut seiring dengan bertambahnya usia bayi.

Berikut ini tips agar rambut bayi tumbuh lebat:

1. Pastikan bayi tidak terlalu banyak berbaring telentang

Awasi bayi Anda saat sedang bertumpu pada perutnya atau ada dalam posisi tengkurap beberapa kali dalam sehari. Menurut Dr. Stephen Muething, associate director of Clinical Services in General and Community Pediatrics di Cincinnati Children’s Hospital Medical Center, bayi yang sering dibiarkan tidur telentang dapat mengakibatkan kepala yang flat dan pitak karena terjadi kontak yang terus-menerus  dengan rambut dan kepalanya. Hindari masalah pitak ini sedini mungkin dengan sering-sering membiarkan bayi tengkurap. 

2. Keramasi kulit kepala bayi

Meski belum memiliki rambut, keramasi kulit kepala bayi secara rutin dengan menuangkan setitik sampo bayi yang lembut dan mencampurkannya dalam air hangat. Kemudian, pijat perlahan kulit kepala bayi dalam gerakan memutar dengan ujung-ujung jari Anda. Cara ini akan membantu menyingkirkan kotoran yang menempel pada kulit kepala, minyak, serta membantu merangsang keluarnya foliker rambut. Bilas dengan air hangat dan keringkan kepala bayi dengan handuk yang bersih dan berbahan lembut. 

3. Sikat kepala bayi

Dengan menggunakan sikat khusus rambut bayi yang lembut, Anda sebaiknya menyikat kelebihan minyak pada kulit kepala bayi menggunakan sikat. Lakukan berbarengan dengan saat mengeramasi kulit kepala. Anda bisa juga menggunakan sikat gigi berbahan lembut dan singkirkan serpihan putih berlawanan dengan arah tumbuh rambut jika terdapat serpihan putih yang menempel. Cara ini membantu menjaga kulit kepala tetap sehat sehingga pertumbuhan rambut baru tidak terhalangi.

4. Berikan asupan gizi yang seimbang dan teratur

Memberi makan bayi pada jadwal yang fleksibel namun tetap teratur akan membantu bayi mendapatkan vitamin dan mineral yang dibutuhkan di dalam tubuhnya untuk mendukung pertumbuhan rambut yang sehat. Berikan makanan yang banyak mengandung thiamin, vitamin B-1, yang akan membantu memproses makanan menjadi energi yang diperlukan untuk kesehatan kulit dan rambut.

Berikan juga biotin atau vitamin B-7, yang juga penting untuk siklus pertumbuhan rambut bayi. Tambahkan vitamin A yang dapat membantu produksi dan kontrol hormon yang dapat mempengaruhi pertumbuhan rambut pada bayi. Konsultasikan terlebih dahulu penambahan vitamin ini dengan dokter yang menangani bayi Anda karena bayi seharusnya hanya mengonsumsi ASI

5. Bawa ke dokter

Jika rambut bayi tidak kunjung tumbuh mendekati usia dua tahun, bawa bayi ke dokter.  Kemungkinan besar, bayi mengalami autoimun seperti kondisi alopecia areata, hypothyroidism atau infeksi jamur yang harus segera diobati. Biarkan dokter mendiagnosa kondisi yang dialami oleh bayi Anda lewat tes darah sehingga pengobatan dapat langsung dijalankan.


2 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Bald Baby: When Will They Grow Hair?. Healthline. (https://www.healthline.com/health/parenting/bald-baby)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app