Pernikahan Beda Ras, Ini Faktor Risikonya Bagi Kesehatan

Dipublish tanggal: Mei 29, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 20, 2019 Waktu baca: 3 menit
Pernikahan Beda Ras, Ini Faktor Risikonya Bagi Kesehatan

Dua tahun belakangan, masyarakat kembali heboh dengan kabar pernikahan beda ras yang terjadi di tanah air. Pria asal Magelang, Nur Khamid berhasil menikahi bule cantik asal Inggris, Polly Alexandria Robinson pada 2017 silam.

Pernikahan dari dua ras berbeda ini tentu menjadi hal unik dan menarik perhatian banyak orang. Meskipun banyak orang percaya bahwa menikah dengan bule dapat memperbaiki keturunan, di sisi lain pernikahan unik ini ternyata juga menyimpan risiko kesehatan di masa depan.

Risiko kesehatan yang mengintai pasangan beda ras

Sebagian orang mungkin memiliki impian untuk menikah dengan bule. Pasalnya, hal ini diyakini menjadi salah satu cara memperbaiki keturunan di masa depan. Perpaduan gen orangtua dari ras berbeda sering kali menghasilkan buah hati yang lucu dan menggemaskan.

Faktanya, hasil pernikahan beda ras tidak selalu berjalan mulus seperti yang dibayangkan. Meskipun memang bisa menghasilkan anak yang lucu-lucu, ternyata ada sejumlah risiko kesehatan yang mengintai pasangan beda ras, di antaranya:

1. Perbedaan rhesus darah (antigen)

Setiap ras mempunyai rhesus yang berbeda-beda. Hal ini menjadi salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum Anda menikah dengan pasangan beda ras.

Rhesus adalah suatu penggolongan berupa ada atau tidaknya antigen-D pada darah. Rhesus positif (Rh+) ditandai dengan adanya antigen-D dalam darah, sedangkan rhesus negatif (Rh-) berarti tidak ada antigen-D.

Bangsa Asia umumnya memiliki rhesus positif, sedangkan orang Eropa mempunyai rhesus negatif. Perbedaan rhesus ini ternyata bisa memengaruhi kualitas keturunan.

Baca Selengkapnya: Belajar Golongan Darah A, B, AB, O, dan Rhesus

2. Meningkatkan risiko penyakit hemolitik untuk bayi baru lahir

Risiko kesehatan dari pernikahan beda ras dapat dirasakan oleh calon buah hatinya nanti. Masih berhubungan dengan perbedaan rhesus darah, pernikahan dua insan dari ras yang berbeda dapat meningkatkan risiko penyakit hemolitik pada bayi.

Bila istri mempunyai rhesus positif dan suami rhesus negatif, maka sebetulnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun bila yang terjadi sebaliknya, istri rhesus negatif sementara suami rhesus positif, maka diperlukan pemeriksaan darah bernama Coomb test dalam kehamilan. Wanita dengan rhesus negatif kemungkinan akan mengandung bayi dengan rhesus positif.

Dari segi medis, hal ini dapat meningkatkan risiko penyakit hemolitik pada bayi baru lahir (HDN). HDN dapat disebut juga dengan eritroblastosis fetalis.

Penyakit hemolitik bayi baru lahir adalah proses yang terjadi ketika golongan darah ibu tidak cocok dengan golongan darah bayi. Hal ini menyebabkan antibodi sang ibu dapat menghancurkan sel darah merah janin, sehingga berpotensi mengancam nyawa janin atau bayi baru lahir.

3. Bayi lahir prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR)

Berdasarkan hasil penelitian dalam Journal of Women's Health tahun 2010, pasangan dari campuran ras kulit hitam dan putih berisiko memiliki bayi lahir prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR). 

Ada banyak faktor yang memengaruhinya, mulai dari kesehatan ibu, kondisi plasenta, dan kesehatan janin itu sendiri. Itulah kenapa, penting bagi setiap pasangan untuk rutin memeriksakan kehamilannya sejak awal.

Baca Juga: Tes Kesehatan Sebelum Menikah

4. Meningkatkan risiko stres saat remaja

Menurut penelitian yang dimuat dalam American Journal of Public Health tahun 2003, remaja yang mempunyai orangtua dari 2 ras berbeda cenderung lebih stres. Hal ini diduga karena mereka merasa tertekan dengan masalah identitasnya di lingkungan sekitarnya. Akibatnya, mereka menjadi stres dan tidak percaya diri.

Diperkuat oleh studi terbaru terhadap 90.000 siswa remaja Amerika Serikat, ditemukan bahwa remaja dari hasil pernikahan beda ras lebih mungkin mengalami depresi, penyalahgunaan obat-obatan, masalah tidur, hingga rentan terkena penyakit.

Pernikahan beda ras tak selalu buruk, kok!

Setiap orang berhak untuk memilih siapa saja yang akan menjadi pasangan hidupnya. Jadi, sebetulnya tidak masalah bila Anda ingin menikah dengan bule alias beda ras atau tidak.

Yang terpenting adalah lakukan pemeriksaan kesehatan pranikah untuk mengetahui kondisi kesehatan masing-masing. Anda dan calon pasangan akan tahu masalah kesehatan apa saja yang dialami keduanya, sehingga bisa melakukan penanganan sesegera mungkin.

Menikah dengan pasangan beda ras juga dapat menghasilkan bayi yang lucu-lucu dan menggemaskan. Bahkan menurut suatu penelitian, bayi hasil pernikahan beda ras cenderung lebih pintar, lho!

Baca Selanjutnya: Seberapa Perlukah Vaksin Pra Nikah?


14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Interracial Marrage: Its Statutory Prohibition, Genetic Import, and Incidence. JSTOR. (https://www.jstor.org/stable/3811511?seq=1)
Mixed Race: Understanding Difference in the Genome Era. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2600806/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app