Psychosis - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 10, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Apr 22, 2019 Waktu baca: 4 menit

Apa itu Penyakit Psikosis? Mari Cari Tahu Di Sini

Sekilas jika diperhatikan dari namanya psikosis ada penyakit yang behubungan dengan kondisi psikologi seseorang. Dalam dunia medis penyakit ini berkaitan dengan keadaan mental yang mana seseorang mengalami gangguan seperti delusi atau halusinasi.

Halusinasi yaitu persepsi kuat seseorang tentang suatu peristiwa yang dilihat maupun didengar tetapi sebenarnya tidak nyata. Sedangkan delusi merupakan paham atau pandangan yang tidak akurat tentang suatu hal.

Penyakit ini dapat menyebabkan ganguan mental yang lebih parah termasuk depresi, skizofrenia, bipolar dan gangguan schizoafektif. Seperti gangguan mental pada umumnya, penyebab psikosis belum dapat diketahui dengan jelas namun diduga sosial, lingkungan, psikologis, fisik dan genetik dapat menjadi salah satu pemicunya.

Selain halusinasi dan delusi penyakit ini memiliki gejala-gejala lain yang dapat ditunjukkan oleh penderita seperti cemas berlebihan, mudah mencurigai orang lain, susah berkonsentrasi, melantur tidak jelas saat bicara, depresi, suka menyendiri, kurang tidur, suka tidur terlalu lama, berkeinginan untuk menyakiti diri sendiri bahkan bunuh diri dan lain-lain.

Psikosis dapat terjadi karena beberapa faktor diantaranya stres berat, depresi berat, gangguan bipolar, pengalaman buruk yang membuat trauma, penyakit parkinson, penyakit skizofrenia, tumor otak, penyakit alzheimer, epilepsi, stroke, kecanduan minuman beralkohol dan penyalahgunaan obat-obatan. Di bawah ini beberapa informasi lainnya terkait dengan psikosis.

Penyebab Terjadinya Psikosis

Walau penyebab pasti mengenai penyakit ini belum ditemukan, namun beberapa alasan dibawah ini tidak jarang ditemui.

  • Penyakit Skizofrenia, yang adalah gangguan mental di mana penderita mengalami kesulitan dalam kognitif. Kondisi ini bersifat seumur hidup maka dibutuhkan perawatan jangka panjang oleh penderita.
  • Gangguan delusional. Penderita akan mengalami dan membuatnya percaya pada hal-hal yang tidak nyata. Kelainan ini sangat ringan, jadi tidak heran penderita dapat hidup normal dan melakukan tanggung jawab sehari-hari.
  • Gangguan bipolar. Penderita gangguan ini, mempunyai perubahan suasana hati yang tidak terduga atau ekstrim. Penderita gangguan ini dapat sangat bahagia lalu berubah menjadi tertekan, perubahan yang dialami tidak terduga.
  • Konsumsi obat. Penderita mengalami gangguan karena subtansi yang menyebabkan perubahan mood atau suasana hati tidak normal. Obat ini termasuk golongan downers dan stimulan, biasanya gejala akan hilang saat efek dari obat yang dikonsumsi hilang.
  • Psikosis juga dapat disebabkan kareba bagian otak yang berfungsi sebagai pengatur pikiran mengalami kerusakan. Kerusakan otak dapat disebabkan beberapa faktor misalnyagt;cedera pada kepala, gegar otak, kerusakan pada bagian syaraf dikarenakan stroke, dll.
  • Kejadian tidak terduga. Kejadian buruk yang tidak dapat diterima seseorang dengan rasional sehingga memberikan beban terhadap mental dapat menggubah hidup penderita, seperti mengalami kebangkrutan, kehilangan pekerjaan perceraian dan lain-lain. Umumnya apanila tidak ditangani dengan baik, penderita akan mengalami depresi dan menunjukan perubahan sikap, kebanyakan merasa murung dan sedih tanpa alasan yang tidak jelas.

Penderita tidak bisa merasakan emosi normal terkadang acuh tak acuh terhadap orang lain. Orang yang mengalami depresi tidak dapat merasakan emosi tertentu. Misalnya, jika saat ada saudaranya meninggal ia tidak merasa sedih dan sebaliknya.

Jika terjadi gejala-gejala seperti itu, maka sebaiknya dikonsultasikan pada dokter yang menangani kesehatan mental atau jiwa. Penanganan sejak dini akan membantu dalam penyembuhan. Sebab diagnosis dini dapat mencegah gangguan mental yang lebih parah dan menghindari komplikasi.

Gejala Psikosis

Seseorang yang mengalami psikosis akan memiliki gejala utama berupa delusi dan halusinasi. Halusinasi yaitu persepsi kuat seseorang tentang suatu peristiwa yang dilihat maupun didengar tetapi sebenarnya tidak nyata. Sedangkan delusi merupakan paham atau pandangan yang tidak akurat tentang suatu hal.

Selain delusi dan halusinasi, gejala psikosis lain yang dapat timbul adalah:

Diagnosis Psikosis

Untuk mendiagnosis penyakit psikosis, dokter akan melakukan pengamatan terhadap perilaku pasien serta menanyakan gejala-gejala yang dialami bila memungkinkan. Pengamatan terhadap perilaku pasien yang diperlukan meliputi pengamatan orientasi, fisik, ingatan, bahasa, dan cara pasien memecahkan sebuah permasalahan. 

Selain pengamatan perilaku, beberapa tes penunjang lainnya juga akan dilakukan seperti tes rontgen dan CT scan. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan apabila terdapat kemungkinan psikosis disebabkan penyakit yang diderita pasien, seperti tumor otak.

Pengobatan Psikosis

Penderita penyakit ini dapat diobati dengan terapi psikologis melalui pemberian obat-obatan. Pemberian terapi psikologis tergantung dari penyebabnya. Ada beberapa jenis terapi psikologi yang biasa digunakan seperti terapi keluarga (family therapy) dan terapi perilaku kognitif (CBT). Sedangkan obat yang digunakan yaitu antipsikotik yang berguna untuk mengurangi gejala psikosis.

Obat minum untuk penyakit psikosis bukan tanpa efek samping. Beberapa efek samping yang mungkin muncul misalnya pergerakan otot yang tidak disadari pasien, penambahan berat badan, kelainan lipid, dan lain-lain. Obat psikosis umumnya akan harus terus dikonsumsi pasien, karena penyakit ini termasuk yang tidak bisa sembuh, oleh karenanya penggunaan obat antipsikotik tahap lanjut biasanya untuk mencegah penyakit timbul kembali.

Terapi perilaku kognitif (CBT) yaitu terapi dimana konselor fokus dalam membantu pasien memahami perilaku dan mengajarkan beberapa teknik bagaimana mengatasi masalah dengan lebih baik.

Jika Anda atau orang terdekat mengalami gangguan atau gejala psikosis, sangat disarankan segera memeriksakan kepada pihak terkait. Agar gejala dapat diatasi segera dan tidak menimbulkan penyakit mental yang lebih parah.


15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
WebMD (2018). Which Medications Treat Schizophrenia? (https://www.webmd.com/schizophrenia/medicines-to-treat-schizophrenia)
Carey, E. Healthline (2018). Psychosis. (https://www.healthline.com/health/psychosis)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app