Penyebab Gigi Tonggos Bisa Jadi Akibat Kebiasaan Waktu Kecil

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit
Penyebab Gigi Tonggos Bisa Jadi Akibat Kebiasaan Waktu Kecil

Memiliki gigi tonggos sering dianggap memalukan bagi kebanyakan orang karena dapat merusak penampilan. Untuk mengatasinya, Anda perlu tahu lebih dulu apa saja kira-kira penyebab gigi tonggos itu. Jangan-jangan kebiasaan tertentu yang akan kita bahas berikut ini sering Anda lakukan saat masih kecil dulu.

Semua orang pasti ingin mempunyai deretan gigi putih bersih dan rapi sehingga ia bisa tersenyum lebar tanpa malu-malu. Namun entah bagaimana, gigi kita ini kemudian bergeser dan tumbuh tak sesuai harapan. Bukannya berbaris rapi, gigi yang satu tampak lebih menonjol, sedangkan lainnya malah tumbuh miring.

Tak hanya bikin minder, gigi tonggos juga dapat menimbulkan berbagai masalah lainnya seperti mempersulit proses pengunyahan makanan, memperbesar kemungkinan gigi berlubang dan busuk, meningkatkan resiko radang gusi, hingga membuat tekstur gigi rapuh (gampang patah).

Kalau saat ini Anda memiliki gigi tonggos, dan berharap buah hati tidak mengalami hal yang sama, coba amati juga kebiasaan mereka. Jangan sampai itu membuat gigi mereka tonggos juga suatu hari nanti.

Kenali Penyebab Gigi Tonggos

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan gigi tumbuh tidak teratur sehingga terlihat tonggos. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Ukuran mulut terlalu kecil

Penyebab gigi tonggos yang pertama bisa jadi karena ukuran rongga mulut yang terlalu kecil sehingga tidak muat untuk menampung semua gigi yang tumbuh. Akibatnya, gigi saling tumpang-tindih satu dengan yang lain, atau mengalami pergeseran. Kemungkinan ini semakin besar terjadi kalau gigi susu belum tanggal sepenuhnya, sementara gigi baru sudah tumbuh.

  1. Ukuran rahang atas dan bawah tidak sama

Malformasi  bentuk rahang juga dapat menyebabkan gigi tumbuh tidak rapi dan berbeda ukuran. Kalau rahang atas menonjol ke depan (overbite), maka gigi bagian atas biasanya berada pada posisi di depan gigi bawah. Demikian pula sebaliknya, gigi bawah bisa maju mendahului gigi atas kalau rahang bawah yang menonjol keluar (underbite).

  1. Faktor genetik

Dan faktor genetiklah yang selama ini selalu dianggap sebagai satu-satunya penyebab mengapa gigi bisa tonggos, overbite, atau underbite. Namun benarkah demikian? (baca terus untuk tahu jawabannya)

  1. Radang gusi

Radang gusi juga dapat menyebabkan gigi tonggos. Bagaimanapun juga gusi merupakan ‘rumahnya’ gigi. Jadi kalau gusinya bermasalah, maka pertumbuhan giginya pasti juga ikut terganggu. Baca: Penyebab Gusi Bengkak dan Cara Mengobatinya

  1. Cedera

Seseorang yang pernah mengalami musibah sehingga mencederai bagian mulutnya juga bisa memiliki gigi tonggos, apalagi kalau cedera tersebut membuat posisi rahangnya sampai bergeser.

  1. Salah penanganan

Kurangnya kecakapan dokter dalam menangani masalah gigi, entah itu saat mencabut ataupun menambal lubang, ternyata juga bisa berimbas pada tampilan gigi pasiennya. Untuk menghindari dampak tersebut, pastikan Anda hanya memilih dokter yang benar-benar terkenal akan prestasinya. Jangan pilih sembarang dokter gigi.

  1. Tumor

Gigi tonggos juga bisa menjadi salah satu gejala adanya tumor di bagian mulut atau rahang. Untuk memastikannya, Anda tentu perlu periksa ke dokter. Baca: Kanker Mulut : Gejala, Penyebab, Pengobatan

  1. Kebiasaan buruk

Apakah saat kecil dulu Anda suka ngempeng (mengisap ibu jari)? Jika ya, maka besar kemungkinan itu adalah penyebab mengapa tampilan gigi bisa tonggos seperti sekarang ini.

Berkenaan dengan gigi tonggos atau malformasi rahang, ternyata bukan hanya faktor keturunan saja penyebabnya. Penelitian modern mengklaim kebiasaan buruk bisa juga menjadi pemicunya.

Selain itu, terlalu lama memakai botol susu atau dot bahkan setelah umur menginjak 3 tahun ke atas, juga dapat membuat tampilan gigi tonggos. Kebiasaan buruk lain yang juga menjadi pemicunya adalah menjulurkan lidah serta menggigit kuku.

Kalau Anda mengamati buah hati mulai menunjukkan kebiasaan yang disebutkan tadi, segera hentikan. Alihkan perhatiannya ke aktivitas yang lebih berguna agar kebiasaan buruknya tersebut berhenti.

  1. Asma atau alergi

Asma atau alergi yang menimbulkan sesak nafas seringkali memaksa penderitanya bernafas menggunakan mulut. Nah, aksi membuka mulut terlalu sering inilah yang juga membuat pertumbuhan rahang kurang optimal. Akibatnya ketika tumbuh dewasa, gigi jadi tonggos karenanya.

  1. Kurang rajin mengunyah

Jarang mengunyah atau karena lebih sering mengonsumsi makanan lunak dapat membuat otot rahang tidak terlatih. Seiring waktu berlalu, otot dalam mulut inipun menjadi kaku dan menyempit.

  1. Posisi tidur yang salah

Suka tidur telungkup dengan wajah di bawah ternyata dapat menjadi penyebab gigi tonggos berikutnya. Almarhum Dr Hal Huggins berpendapat, tidur telungkup dapat membuat gigi tertekan secara konsisten sehingga membuatnya bergeser sedikit demi sedikit.

  1. Menopang dagu

Sering menopang dagu dengan tangan juga dapat memberikan tekanan pada wajah bagian bawah, sehingga mendorong gigi masuk ke dalam. Hentikan segera kebiasaan ini jika Anda ingin tampilan gigi tak semakin morat-marit.

  1. Menggertakkan gigi

Sayangnya kita tak bisa mengontrol aksi ini apalagi kalau terjadinya waktu kita sedang pulas terlelap. Ya, tak sedikit orang yang kerap menggertakkan giginya ketika tidur. Kegiatan ini jelas bisa merusak struktur gigi sehingga menjadi kurang rapi.

Namun tahukah Anda bahwa salah satu penyebab mengapa seseorang suka menggertakkan giginya ketika tidur adalah karena stres? Oleh sebab itu, kalau tidak mau memiliki gigi tonggos, segera atasi stres.

Kita sudah melihat apa saja kebiasaan yang menjadi penyebab gigi tonggos. Kalau Anda atau anggota keluarga lain masih ada yang sering melakukannya, segera hentikan agar penampilan gigi tidak rusak karena habit buruk tersebut.


15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
What is myofunctional therapy? (n.d.). (https://aomtinfo.org/myofunctional-therapy)
Van der Geld P, et al. (2007). Smile attractiveness. (https://www.angle.org/doi/pdf/10.2319/082606-349)
Orthodontic treatment. (n.d.). (https://www.dentalhealth.org/orthodontic-treatment)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app