Penyebab dan Gejala Gagal Jantung

Dipublish tanggal: Agu 15, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mar 6, 2020 Waktu baca: 3 menit
Penyebab dan Gejala Gagal Jantung

Gagal jantung atau heart failure adalah suatu kondisi di mana pompa jantung melemah dan tidak mampu mengalirkan darah yang cukup ke seluruh tubuh. Kondisi ini juga sering disebut dengan istilah gagal jantung kongestif. Gagal jantung bisa terjadi pada siapa saja, maka dari itu setiap orang harus mewaspadai penyebab dan gejala gagal jantung.

Jantung sendiri memiliki 4 katup, yaitu katup trikuspid, katup pulmonal, katup mitral, dan katup aorta yang memiliki fungsi mengatur aliran darah dari jantung ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung secara normal.

Penyebab Gagal Jantung

Penyebab gagal jantung sendiri dapat terjadi karena beberapa faktor berikut:

Hipertensi atau tekanan darah tinggi

Pada penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi, jantung akan bekerja lebih keras dalam memompa dan mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Hal yang terjadi berikutnya adalah otot jantung menebal dan jika dibiarkan maka jantung akan melemah dan tidak efektif dalam mengalirkan darah ke seluruh tubuh. 

Baca juga: Cara Atasi Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

Diabetes

Penderita diabetes juga lebih rentan terkena penyakit jantung koroner yang dapat memicu gagal jantung. Hal ini seringkali menjadi penyebab gagal jantung karena gula darah yang tinggi dalam tubuh dapat merusak organ jantung dalam jangka waktu panjang. Untuk itu, penderita diabetes harus menjaga kadar asupan gula agar tidak memperparah kondisi kesehatan.

Radang otot jantung (miokarditis)

Peradangan pada otot jantung yang terjadi pada miokardium (lapisan otot dinding jantung) dapat menyebabkan fungsi kerja jantung tidak dapat bekerja sacara optimal dalam memompa darah ke seluruh tubuh dan kondisi ini paling sering disebabkan oleh infeksi virus. Jika otot  jantung meradang, selain menyebabkan darah sulit terpompa dengan baik juga dapat menyebabkan sulit bernapas ataupun serangan jantung.

Aritmia atau gangguan irama jantung

Gangguan irama jantung (aritmia) juga dapat terjadi pada penderita gagal jantung. Kondisi ini dapat menyebabkan melambatnya atau mempercepat detak jantung sehingga menjadi tidak teratur. Gangguan irama jantung akan membuat jantung tidak dapat bekerja maksimal dan lama kelamaan akan mengubah struktur jantung dan akhirnya menimbulkan kondisi gagal jantung.

Anemia (kurang darah)

Seseorang yang mengalami kekurangan darah atau anemia juga dapat mengalami gagal jantung. Hal ini disebabkan karena pasokan darah dalam menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh mengalami hambatan dan membuat jantung bekerja lebih keras untuk mempercepat aliran darah sehingga kebutuhan oksigen dalam tubuh dapat tercukupi.

Baca juga: Gejala Kurang Darah (Anemia)

Penyakit jantung bawaan

Penyakit jantung bawaan atau congenital heart disease dapat terjadi pada sebagian bayi yang kemungkinan terlahir dengan kondisi ruang atau katup jantung yang tidak terbentuk sempurna. Kondisi ini dapat menyebabkan fungsi kerja jantung bekerja lebih keras dalam memompa darah dan berpotensi menimbulkan kondisi gagal jantung. 

Jantung koroner

Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyebab utama penyakit gagal jantung. Hal ini terjadi akibat adanya penyempitan pembuluh darah yang memasok darah ke jantung karena lemak yang menumpuk pada pembuluh darah arteri. Jika pembuluh darah semakin menyempit maka aliran darah ke jantung berkurang dan dapat menimbulkan rasa sesak napas dan serangan jantung

Selain beberapa penyakit di atas, gagal jantung juga bisa terjadi pada penderita yang memiliki resiko lebih tinggi, yaitu:

  • Orang dengan berat badan berlebih atau obesitas
  • Perokok berat
  • Hobi mengonsumsi fastfood atau makanan tinggi lemak dan kolesterol
  • Tidak berolahraga atau melakukan aktivitas fisik
  • Mengonsumsi alkohol secara berlebihan

Baca juga: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kardiomiopati Alkoholik

Gejala Gagal Jantung

Pada gagal jantung ringan, gejala pada pasien tidak akan terasa saat beraktivitas. Tetapi gejala gagal jantung akan muncul dan terasa pada pasien dengan gagal jantung parah saat melakukan aktivitas sehari-hari dan bahkan saat sedang tidur atau beristirahat. Umumnya, gejala gagal jantung ditandai dengan sesak nafas, cepat lelah, dan terjadinya pembengkakan pada tungkai dan pergelangan kaki.

Selain gejala-gejala tersebut, berikut ini beberapa gejala gagal jantung lainnya:

  • Batuk secara terus menerus dan semakin memburuk saat malam hari
  • Berat badan naik turun secara drastis
  • Merasa cemas
  • Mudah gelisah
  • Nafsu makan berkurang
  • Perut kembung

Gejala-gejala tersebut dapat muncul secara tiba-tiba jika keadaan kondisi jantung sudah akut dan dapat terus berkembang dalam hitungan minggu atau bulan jika keadaan sudah dalam tahap kronis. Selain itu, segera konsultasikan diri ke dokter atau pergi ke rumah sakit terdekat jika merasakan gejala berikut:

  • Nyeri dada
  • Lemas dan rasa ingin pingsan
  • Jantung terus berdebar
  • Batuk dengan lendir berwarna merah muda
  • Sesak nafas yang tak kunjung reda walau sudah istirahat

Sebagai tahap awal untuk memastikan kondisi gagal jantung, penderita akan diminta menjalani tes pemeriksaan seperti tes darah, rontgen, pemeriksaan rekam jantung, ekokardiografi, CT scan, maupun MRI. Penerapan hidup sehat seperti mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, berhenti merokok, olahraga rutin, dan menjaga berat badan ideal akan sangat membantu mencegah terjadinya gagal jantung.

Baca juga: Ingin Jantung Sehat? Terapkan Tips Jantung Sehat Ini


19 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Mancini D. Indications and contraindications for cardiac transplantation in adults. https://www.uptodate.com/contents/search.
Riggin EA. Allscripts EPSi. Mayo Clinic, Rochester, Minn. April 19, 2017.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app