HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Shy - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 13, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 4 menit

Rasa malu adalah perasaan takut atau tidak nyaman yang disebabkan oleh orang lain, terutama dalam situasi baru atau saat berada di antara orang yang tidak dikenal. Rasa malu adalah perasaan seseorang yang tanpa disadari merupakan rasa takut akan apa yang dipikirkan oleh orang lain tentang dirinya. 

Ketakutan ini dapat menghambat kemampuan seseorang untuk melakukan atau mengatakan sesuatu. Rasa malu juga bisa menghambat terbentuknya hubungan yang sehat.

Rasa malu sering dikaitkan dengan rasa rendah diri. Dalam kasus-kasus yang ekstrem, rasa malu bisa menimbulkan kecemasan sosial.

Jenis-jenis Rasa Malu

Rasa malu dapat bervariasi menurut tingkatannya. Banyak orang merasakan perasaan tidak nyaman yang ringan dan mudah diatasi. Sedangkan beberapa orang yang lain merasakan ketakutan yang ekstrem terhadap situasi sosial, dan rasa takut ini bisa membuat seseorang menjadi lemah. Penghambatan, penarikan diri dari kegiatan sosial, kecemasan, dan depresi dapat disebabkan oleh rasa malu.

Rasa malu mencakup spektrum perilaku yang luas. Sebenarnya normal bagi anak-anak untuk terkadang merasa malu dalam situasi baru. Persepsi tentang rasa malu juga tergantung dari budaya yang berbeda. 

Beberapa budaya (seperti Amerika Serikat) cenderung menganggap rasa malu sebagai hal yang negatif; sedangkan beberapa budaya Asia, cenderung menganggap rasa malu sebagai hal yang lebih positif.

Apa Penyebab Rasa Malu?

Sekitar 15 persen bayi dilahirkan dengan kecenderungan pemalu (Rubin, et al., 2010). Penelitian telah menunjukkan perbedaan biologis pada otak orang yang pemalu. Tetapi kecenderungan rasa malu juga dipengaruhi oleh pengalaman sosial. Diyakini bahwa sebagian besar anak-anak pemalu mengembangkan rasa malu karena interaksi dengan orang tua (Rubin, et al., 2010).

Orang tua yang otoriter atau overprotektif dapat menyebabkan anak-anak mereka menjadi pemalu. Anak-anak yang tidak diizinkan untuk melakukan banyak hal mungkin mengalami kesulitan mengembangkan keterampilan sosial. 

Pendekatan yang hangat dan penuh perhatian dalam membesarkan anak-anak biasanya dapat membuat anak-anak lebih nyaman berada di sekitar orang lain.

Sekolah, lingkungan, komunitas, dan budaya semuanya dapat membentuk seorang anak. Koneksi yang dilakukan seorang anak dalam jaringan-jaringan tersebut berkontribusi pada perkembangannya. Anak-anak dengan orang tua yang pemalu mungkin meniru perilaku tersebut.

Pada orang dewasa, lingkungan kerja yang sangat kritis dan penghinaan di depan publik dapat menyebabkan rasa malu.

Apa saja gejala dari seseorang yang Pemalu?

Tidak semua anak yang senang bermain sendirian adalah seorang yang pemalu. Ketakutan dan kecemasan adalah bagian dari rasa malu.

Salah satu tanda pertama anak pemalu yang mungkin menimbulkan kekhawatiran adalah anak yang tidak pernah ingin lepas dari sisi orangtua.

Anak-anak yang berprestasi buruk dalam hal pelajaran atau yang sulit dalam hal pertemanan harus dievaluasi untuk mengatahui apakah mereka memiliki rasa malu yang berlebihan. Anak-anak yang telah menjadi korban bullying (perundungan) berisiko menjadi anak yang pemalu.

Anak-anak yang ditolak dan selalu diejek dapat menunjukkan perilaku agresif, sebagai kompensasi yang berlebihan untuk menutupi rasa malu yang mereka miliki. Anak-anak terlantar yang tidak mampu merawat diri sendiri juga memiliki risiko menjadi anak yang pemalu.

Bagaimana pemalu didiagnosis?

Terkadang anak-anak yang pemalu tidak didiagnosis dan dirawat. Tidak seperti banyak gangguan emosional lainnya, rasa malu sering kali tidak mengakibatkan seorang anak menyebabkan masalah. Seringkali, tidak ada tanda seperti anak mengamuk atau perilaku agresif yang menunjukan tanda bahaya dan memerlukan pengobatan.

Gangguan cemas — yang merupakan manifestasi dari rasa malu yang berlebihan — adalah bentuk paling umum dari penyakit mental pada anak-anak dan remaja ( American Psychological Association, 2013 ).

Terapis dapat menilai rasa malu seorang anak dengan melibatkannya dalam berbagai kegiatan seperti permainan tebak-tebakan dan permainan papan (catur, monopoli, dan sebagainya). Mereka juga dapat menggunakan boneka untuk membuat seorang anak lebih terbuka.

Bagaimana mengobati rasa malu?

Mengatasi rasa malu yang ekstrim sangat penting untuk pengembangan harga diri seseorang. Rasa malu dapat mengakibatkan kesulitan baik di sekolah maupun dalam memulai suatu hubungan.

Sebagian besar anak-anak pemalu dapat mengatasi rasa malu, tetapi satu dari tiga orang yang pemalu akan bermasalah ( Jaret, P., 2005 ).

Psikoterapi dapat membantu anak-anak mengatasi rasa malu. Mereka dapat diajarkan keterampilan sosial, bagaimana menyadari rasa malu mereka, dan cara untuk memahami ketika rasa malu mereka adalah hasil dari pemikiran yang tidak masuk akal.

Teknik relaksasi seperti pernapasan dalam dapat membantu anak-anak dan orang dewasa mengatasi rasa malu.

Terapi kelompok dapat membantu anak-anak dan orang dewasa yang menderita rasa malu. Jika rasa malu pada orang dewasa menjadi begitu parah sehingga ia menjadi tidak bertanggung jawab,maka seseorang tersebut harus segera mencari bantuan ( American Psychological Association, 2013 ).

Dalam kasus yang jarang terjadi, pengobatan dapat memberikan bantuan sementara untuk mengatasi rasa malu.

Mencegah timbulnya rasa malu

Orang tua dan wali dapat mencegah anak-anak menjadi pemalu dengan membantu mereka mengembangkan beberapa keterampilan seperti:

  • Bisa menghadapi perubahan
  • Mengelola amarah
  • Menggunakan candaan
  • Menunjukkan kasih sayang
  • Bersikap asertif (mengemukakan apa yang diinginkan)
  • Bersikap ramah
  • Membantu orang lain
  • Menyimpan rahasia

Semua kemampuan ini dapat membantu anak-anak merasa nyaman dalam berinteraksi dengan teman sebayanya ( American Academy of Pediatrics, 2013 ).


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app