Obat Herbal Diabetes: Pare Pahit

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Jun 6, 2019 Waktu baca: 2 menit
Obat Herbal Diabetes: Pare Pahit

Di Indonesia pare merupakan salah satu jenis sayuran yang cukup dikenal oleh masyarakat. Memang tidak semua orang menyukainya lantaran rasa pahit yang dimilikinya, namun tahukah Anda ternyata pare bisa menjadi alternatif obat herbal diabetes atau kencing manis yang terbukti secera ilmiah. Sayuran yang memiliki nama ilmiah Momordica charantia ini dianggap sebagai jenis sayuran atau buah-buahan yang paling pahit yang masih dapat dikonsumsi.

Bagaimana bisa pare dijadikan sebagai obat diabetes?

Selain menjadi bahan makanan, pare juga dapat digunakan sebagai obat herbal untuk berbagai penyakit, termasuk diabetes tipe 2. Dalam pare mengandung setidaknya tiga zat aktif dengan sifat anti-diabetes, yaitu triterpene, proteid, steroid, alkaloid, inorganic, lipid, senyawa phenolic,  charantin, vicine dan senyawa seperti insulin yang dikenal sebagai polipeptida-p, telah terbukti memiliki efek menurunkan gula darah baik secara tunggal ataupun bersama-sama sehingga dapat membantu mengobati kencing manis.

Pare juga diketahui mengandung lektin yang mengurangi konsentrasi glukosa darah dengan bertindak pada jaringan perifer dan menekan nafsu makan. Lektin ini diduga menjadi faktor utama di balik efek hipoglikemik yang ditimbulkan setelah makan pare.

Adakah bukti ilmiah pare sebagai obat herbal diabetes?

Sejumlah studi klinis telah dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas pare dalam pengobatan diabetes, antara lain:

Pada bulan Januari 2011, hasil uji klinis empat minggu yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology, menunjukkan bahwa 2.000 mg dosis harian pare secara signifikan mengurangi kadar glukosa darah pada pasien dengan diabetes melitus tipe 2, meskipun efek hipoglikemik masih kurang jika dibandingkan dengan 1.000 mg / hari dosis metformin.

Penelitian sebelumnya juga telah menunjukkan hubungan antara asupan pare dan meningkatkan kontrol glikemik, sementara laporan yang diterbitkan dalam edisi Maret 2008 Chemistry and Biology menemukan bahwa pare meningkatkan ambilan glukosa oleh jaringan dan meningkatkan toleransi glukosa.

Selain obat diabetes, apa manfaat pare lainnya bagi kesehatan tubuh?

Pare dapat digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi:

  • Sakit perut
  • Sakit Demam
  • Luka Bakar
  • Batuk kronis
  • Nyeri haid
  • Penyakit kulit

Pare juga dapat digunakan untuk menyembuhkan luka, membantu persalinan, mencegah atau mengobati malaria dan penyakit virus seperti campak dan cacar air. Selain itu, peneliti dari Saint Louis University di Amerika Serikat mengatakan bahwa  ekstrak pare dapat membunuh sel-sel kanker payudara dan mencegah sel-sel kanker untuk tumbuh dan menyebar.

Jika Anda ingin makan pare, maka pastikan tidak lebih dari dua ons pare (atau lebih dari dua buah pare) sehari, karena makan pare berlebihan dapat menyebabkan sakit perut ringan atau diare.

Perhatian

Jika ingin menggunakan pare untuk mengobati diabetes, maka terlebih dahulu harus berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan bahwa itu aman digunakan bersama obat diabetes yang biasanya diminum, karena ada risiko bahwa konsumsi pare bersama-sama dengan obat-obatan diabetes dapat menyebabkan hipoglikemia (gula darah sangat rendah).


16 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Ooi CP, et al. (2012). Momordica charantia for type 2 diabetes mellitus. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22895968)
Medagama AB, et al. (2014). The use of complementary and alternative medicines (CAMs) in the treatment of diabetes mellitus: Is continued use safe and effective? (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4210501/)
Joseph B, et al. (2013). Antidiabetic effects of Momordica charantia (bitter melon) and its medicinal potency. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4027280/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app