Tusuk Jari Dengan Jarum Bisa Sembuhkan Stroke, Mitos Atau Fakta?

Dipublish tanggal: Jun 17, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jul 1, 2019 Waktu baca: 3 menit
Tusuk Jari Dengan Jarum Bisa Sembuhkan Stroke, Mitos Atau Fakta?

Ketika seseorang terkena gejala stroke, waktu menjadi hal yang sangat berarti. Pertolongan pertama yang Anda lakukan pada saat-saat kritis ini berpotensi membantu menyelamatkan hidup pasien stroke.

Berbicara soal pertolongan pertama pada stroke, Anda mungkin pernah mendengar soal metode tusuk jari. Ya, banyak pesan singkat yang mengatakan bahwa metode tusuk jari tangan sampai berdarah disebut-sebut dapat mengobati gejala stroke pada pasien. 

Benarkah tusuk jari sampai berdarah bisa mengobati stroke?

Jarang olahraga, stres, minum minuman beralkohol, hingga konsumsi makanan cepat saji sudah menjadi hal yang biasa di masyarakat. Maka tak heran jika sekarang ini masyarakat sangat mudah terkena penyakit, tak terkecuali stroke.

Untuk memastikan gejala stroke atau bukan, Anda bisa menggunakan metode FAST, yaitu:

  • Face: Lihat senyumnya, apakah penderita bisa tersenyum dengan simetris atau mencong sebelah.
  • Arms: Coba angkat tangan dan lihat apakah pendeirta bisa menggerakkan tangannya atau tidak.
  • Speech: Perhatikan cara bicara pasien, apakah bisa berbicara dengan lancar atau justru susah bicara (cadel).
  • Time: Jika Anda melihat perubahan pada ketiga hal tersebut, segera bawa pasien ke dokter terdekat atau telepon ambulans.

Semakin cepat ditangani, gejala stroke dapat diantisipasi dengan baik. Namun, apakah metode tusuk jari dengan jarum menjadi langkah yang tepat untuk mengobati gejala stroke? 

Sayangnya, kabar tersebut hanyalah mitos belaka. Alih-alih menyembuhkan stroke, para ahli mengungkapkan bahwa hal tersebut tidak ada gunanya sama sekali dan justru dapat memperburuk stroke.

Ada dua hal yang menjadi penyebab stroke, yaitu penyumbatan aliran darah atau perdarahan di otak. Kedua hal ini hanya bisa diatasi dengan penanganan medis. Dengan kata lain, metode tusuk jarum di ujung jari maupun belakang telinga sekalipun tidak dapat menghentikan sumbatan atau perdarahan di otak karena stroke.

Metode tusuk ujung jari dengan jarum juga dapat meningkatkan risiko infeksi, terlebih jika jarumnya tidak steril. Rasa nyeri yang ditimbulkan juga dapat membuat tekanan darah naik, sehingga memperparah gejala stroke.

Baca Selengkapnya: 18 Penyebab Stroke yang Harus Anda Tahu

Langkah-langkah pertolongan pertama pada stroke

Langkah terbaik yang harus dilakukan terhadap pasien stroke adalah membawanya ke rumah sakit sesegera mungkin. Sebab jika tidak, otak akan semakin kekurangan oksigen dan risiko kerusakan otak akan semakin besar.

Semakin cepat pasien mendapatkan pertolongan, maka gejala stroke dapat dikendalikan dan diobati dengan baik. Ketimbang melakukan metode tusuk jari untuk mengobati stroke, berikut langkah-langkah pertolongan pertama yang bisa Anda lakukan, di antaranya:

1. Telepon ambulans

Jika Anda bingung membedakan mana gejala stroke atau bukan, sebaiknya segera telepon ambulans gawat darurat (118 atau 119). Beri tahukan gejala-gejala yang dialami pasien dan tanyakan apakah gejala tersebut merupakan ciri-ciri stroke atau bukan. 

Sembari menunggu ambulans dan tim medis datang, pastikan pasien dalam posisi yang nyaman. Baringkan tubuh pasien dan posisikan sedikit miring, lalu ganjal kepalanya dengan bantal supaya posisi kepala sedikit lebih tinggi. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi pasien muntah

2. Catat kapan gejala stroke muncul pertama kali

Coba ingat-ingat lagi mengenai kapan gejala stroke muncul pertama kali pada penderita. Pasalnya, hal ini penting sebelum memberikan obat tPA atau tissue Plasminogen Activator.

Obat tPA adalah obat yang berfungsi untuk melarutkan gumpalan darah di otak dan mengurangi gejala stroke. Obat tPA baru bisa diberikan 4,5 jam dari awal timbulnya gejala. 

Selanjutnya, dokter juga dapat melakukan bedah endovaskular untuk mengeluarkan gumpalan penyebab stroke. Prosedur ini juga dapat memperbaiki aneurisma, yaitu kondisi yang menyebabkan pembuluh darah pecah dan menekan otak.

Bedah endovaskular untuk stroke iskemik harus diberikan 24 jam setelah serangan stroke pertama kali. Oleh karena itulah, mengetahui gejala stroke pertama kali sangat penting untuk keberhasilan pengobatan stroke.

Baca Juga: Kenali Ciri-Ciri dan Gejala Stroke Ringan Sebelum Terlambat

3. Lakukan teknik CPR

Pada dasarnya, tidak semua pasien stroke membutuhkan CPR atau resusitasi jantung. Teknik CPR hanya dilakukan jika pasien tidak sadarkan diri.

Bila Anda belum pernah mengetahui teknik CPR sebelumnya, dokter maupun tim medis biasanya hanya menyarankan Anda melakukan kompresi dada tanpa pemberian napas buatan. Mintalah panduan tim medis mengenai hal ini.

Baca Selengkapnya: Langkah-Langkah Pertolongan Pertama Pada Serangan Jantung


1 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Blood-letting punctures at twelve Jing-Well points of the hand can treat cerebral ischemia in a similar manner to mannitol. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4146051/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app