Mengapa Pengobatan Tuberkulosis Memerlukan Jangka Waktu yang Panjang?

Dipublish tanggal: Jun 1, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Waktu baca: 3 menit
Mengapa Pengobatan Tuberkulosis Memerlukan Jangka Waktu yang Panjang?

Tuberkulosis secara global tergolong “Global Public Health Emergency” yang artinya merupakan masalah kesehatan darurat yang terjadi di seluruh dunia. Pada survey tahun 2013-2014, angka kejadian tuberkulosis di Indonesia (semua bentuk) mencapai 660 per 100.000 penduduk. 

Dan sekitar 1.000.000 kasus Tuberkulosis baru per tahun. Insiden TB Resisten Obat: 1.4% pada kasus TB Baru & 13% pada kasus TB dengan pengobatan Ulang.

Tidak seperti penyakit kanker atau infeksi virus HIV, Pengobatan Tuberkulosis yang cukup ampuh sudah ditemukan, namun mengapa angka kejadian tuberkulosis di Indonesia dan di seluruh dunia (khususnya negara berkembang) masih sangat tinggi? 

Ternyata hal ini dilatarbelakangi oleh pengobatan TB yang memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga pada pelaksanaannya banyak pasien yang mengalami kondisi putus obat atau mengalami resistensi obat-obatan pada proses pengobatan.

Prinsip Umum Pengobatan TB paru

Beberapa prinsip umum pengobatan TB paru adalah:

  • Perawatan obat adalah satu-satunya pengobatan yang efektif untuk TB;
  • Pengobatan menggunakan obat tunggal untuk TB aktif dikaitkan dengan tingkat kekambuhan yang substansial.
  • Seorang pasien dikatakan kambuh jika ia telah sembuh untuk beberapa waktu setelah menyelesaikan pengobatan TB, kemudian menunjukan gejala dan didukung dengan hasil pemeriksaan yang menunjukan infeksi TB berulang.
  • Pasien dengan penyakit TB aktif harus menerima setidaknya tiga obat sebagai pengobatan obat TB awal. Kurang dari tiga obat dapat menyebabkan kuman menjadi kebal terhadap pengobatan TB (resisten);
  • Kepatuhan dalam pengobatan TB adalah tanggung jawab dokter yang merawat dan pasien itu sendiri.

Alasan Mengapa Pengobatan Tuberkulosis Membutuhkan Waktu yang Panjang

Pengobatan TB yang memakan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun bukan tanpa alasan. Ketika bakteri membelah diri, biasanya sel dari bakteri tersebut akan membelah diri dan menciptakan dua salinan yang identik. Berbeda dengan bakteri yang menyebabkan infeksi TB. 

Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa itu bakteri Mycobacterium tuberculosis, membelah secara asimetris, menghasilkan populasi sel yang tumbuh pada tingkat yang berbeda, memiliki ukuran yang berbeda, dan berbeda dalam ketahanan mereka terhadap antibiotik

Kondisi ini menyebabkan ada beberapa bakteri yang dapat dibasmi dengan penggunaan antibiotik dalam waktu yang singkat dan ada beberapa bakteri yang tahan terhadap serangan antibiotik dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk pengobatan.

Pemberian obat anti tuberkulosis (OAT) dibagi menjadi 2 fase, yakni 2 bulan fase intensif dan 4 bulan fase lanjutan. Pada akhir fase intensif sebenarnya sebagian besar Mycobacterium tuberculosis, sudah hilang, namun fase lanjutan tetap diperlukan untuk memastikan semua bakteri penyebab TB dapat disingkirkan.

Lebih dari sepertiga populasi dunia diperkirakan terinfeksi Mycobacterium tuberculosis. Namun pada sebagian besar manusia memiliki sistem kekebalan tubuh yang dapat mengendalikan bakteri Mycobacterium tuberculosis dan menyebabkan infeksi tersebut tidak aktif. Tetapi 1 dari 10 kasus, infeksi yang tidak aktif dapat berkembang menjadi TB, buktinya penyakit ini masih membunuh 4000 orang setiap hari.

Pengobatan tuberkulosis adalah kombinasi antibiotik yang diminum selama setengah tahun atau lebih. Waktu pengobatan yang lama menjadi kelemahan utama dari pengobatan TB, karena pasien sering berhenti minum obat sebelum waktunya, sehingga meningkatkan risiko munculnya jenis Mycobacterium tuberculosis yang resisten terhadap obat. Para ilmuwan telah berasumsi

Perlu Anda Ingat!

Semua obat harus diminum selama masa pengobatan TB. Jika seorang penderita TB hanya menggunakan satu atau dua obat TB maka eradikasi bakteri penyebab TB tidak bisa optimal. 

Penggunaan obat anti TB yang tidak sesuai rejimen juga dapat meningkatkan resistensi terhadap obat TB yang menyebabkan bakteri penyebab TB kebal terhadap obat TB.

Pasien Tuberkulosis (TB) tidak perlu cemas karena penyakit ini dapat disembuhkan. Masyarakat diharapkan dapat segera memeriksakan diri ke Puskesmas atau rumah sakit, untuk melakukan pemeriksaan dan mendapatkan pengobatan. Dan bagi pasien TB di Indonesia yang masuk dalam program, semua pengobatan ditanggung pemerintah.

Kepatuhan menjalani pengobatan secara teratur selama enam bulan dan rutin meminum obat menjadi kunci keberhasilan penyembuhan pasien TB. Karena jika hal tersebut tidak dilakukan, maka penyakit TB ini akan menjadi Tuberkulosis Multi Drug Resistant (TB-MDR) yang kebal obat.


12 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app