Sama-sama Bikin Jantung Berdebar, Ini Bedanya Serangan Panik dan Serangan Jantung

Dipublish tanggal: Sep 11, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Sama-sama Bikin Jantung Berdebar, Ini Bedanya Serangan Panik dan Serangan Jantung

Semua orang bisa mengalami serangan panik kapan pun dan dimana pun berada. Hal ini umumnya berlangsung secara tiba-tiba dan tanpa gejala. Walaupun tidak terlalu berbahaya, serangan panik sering kali disalahartikan sebagai serangan jantung karena gejalanya sama-sama membuat jantung berdebar kencang. Lalu, bagaimana cara membedakan gejala serangan panik dan serangan jantung? Berikut ulasan lengkapnya.

Cara membedakan serangan panik atau serangan jantung

Serangan panik adalah kecemasan intens yang ditandai dengan gejala fisik. Serangan ini biasanya terjadi secara mendadak dan tiba-tiba.

Orang-orang yang mengalami serangan panik sering kali menganggap dirinya terkena serangan jantung. Rasanya sama, seakan-akan mau pingsan atau hidup akan berakhir saat itu juga walaupun sebenarnya tidak sama sekali.

Pasalnya, ciri-ciri serangan jantung dan serangan panik mungkin hampir serupa, yaitu irama jantung berubah cepat. Keduanya juga sama-sama terjadi secara mendadak. 

Meskipun sekilas sama, ternyata kedua jenis serangan tersebut berbeda-beda. Agar lebih jelas, berikut cara membedakan serangan panik dan serangan jantung dilihat dari gejalanya:

Gejala serangan jantung

  • Sebanyak 2-3 denyut jantung terjadi sangat cepat dan diikuti 3 denyut jantung melambat, lalu menjadi cepat lagi.
  • Denyut jantung tidak teratur akan berhenti secara tiba-tiba dan bisa menyebabkan kematian.

Baca Selengkapnya: Ciri-Ciri dan Gejala Serangan Jantung yang Mudah Dikenali

Gejala serangan panik

  • Denyut jantung terasa cepat, namun sebenarnya teratur.
  • Denyut jantung akan terasa cepat secara tiba-tiba selama 5-20 menit, namun perlahan detaknya akan kembali normal dan tidak membahayakan nyawa sama sekali.

Gejala dan ciri-ciri serangan panik

Serangan panik dapat terjadi ketika seseorang sedang dalam keadaan waspada atau tegang. Ditengah kepanikan, tubuhnya akan melepaskan hormon adrenalin yang menyebabkan otot tubuh menegang dan jantung berdebar.

Selain itu, pernapasan juga jadi lebih cepat dan ngos-ngosan. Kondisi ini dapat memicu terjadinya hiperventilasi, yaitu penurunan kadar karbon dioksida menjadi sangat rendah. 

Selain napas ngos-ngosan, tanda dan gejala serangan panik lainnya meliputi:

  • Tubuh gemetar
  • Keringat bercucuran
  • Detak jantung terasa tak beraturan
  • Telinga berdenging
  • Kepala terasa pening
  • Merasa seperti tersedak
  • Sesak napas
  • Jari-jemari kesemutan
  • Dada terasa nyeri
  • Kehilangan kontrol atas diri sendiri

Dibandingkan pria, wanita ternyata lebih rentan terkena serangan panik. Terlebih ketika mengalami perubahan hidup secara fundamental, maka risiko terkena serangan panik akan lebih besar.

Memiliki fobia atau ketakutan terhadap suatu hal tertentu juga membuat seseorang lebih mudah mengalami serangan panik. Efek yang sama juga dirasakan oleh orang-orang dengan sindrom gangguan obsesif-kompulsif.

Baca Juga: Sering Alami Serangan Panik Saat Hamil? Begini Cara Mengatasinya

Apa yang harus dilakukan saat terkena serangan panik?

Ketika Anda mengalami serangan panik, Anda tak perlu lari ke rumah sakit. Pasalnya, kondisi ini sebetulnya tidak membutuhkan perawatan medis gawat darurat.

Perlu diketahui juga bahwa serangan panik biasanya berlangsung selama 5-20 menit. Jantung yang terasa berdebar-debar juga bukanlah gejala serangan jantung, karena sebetulnya detak jantung Anda tetap teratur. Kondisi ini juga tidak membahayakan nyawa.

Cara mencegah dan mengendalikan serangan panik

Meskipun bisa hilang setelah 5-20 menit, serangan panik juga tak boleh disepelekan. Bila tidak segera ditangani, penderita serangan paik berisiko tinggi mengalami depresi, kecanduan minuman keras, penyalahgunaan obat-obatan, bahkan percobaan bunuh diri.

Untuk mengendalikan serangan panik, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain:

  • Hadapi dan jangan menghindar dari penyebab kecemasan Anda.
  • Tarik napas lewat hidung, tahan selama 5 detik, lalu keluarkan perlahan lewat mulut. Lakukan sambil menutup mata agar pikiran tetap fokus dan jadi lebih tenang. Lakukan pernafasan ini setiap hari untuk mencegah terjadinya serangan panik.
  • Makan teratur setiap hari untuk menstabilkan kadar gula darah.
  • Berolahraga aerobik secara teratur untuk membantu meningkatkan suasana hati dan merilekskan tubuh serta pikiran.

Mintalah dukungan keluarga dan pasangan untuk membantu Anda mengatasi serangan panik. Bila serangan panik terus terjadi dan disertai dengan gejala:

  • Merasa tidak sehat walaupun pernapasan sudah normal
  • Serangan panik masih berlanjut lebih dari 20 menit
  • Rasa sakit pada dada
  • Detak jantung masih tidak teratur meskipun serangan panik telah berakhir

Segera periksakan diri ke dokter. Dokter akan membantu memberikan terapi tertentu guna mengendalikan serangan panik yang Anda alami.


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Panic Attack vs. Heart Attack: How to Tell the Difference. U.S. News. (Accessed via: https://health.usnews.com/conditions/heart-disease/heart-attack/articles/panic-attack-vs-heart-attack-how-to-tell-the-difference)
Panic Attack vs. Heart Attack: How to Tell the Difference. Beth Israel Deaconess Medical Center. (Accessed via: https://www.bidmc.org/about-bidmc/wellness-insights/heart-health/2020/01/panic-attack-vs-heart-attack)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app